Viral! Warga Palembang Keluhkan Pengamen Paksa Minta Rp10 Ribu

- Video viral menampilkan keluhan warga di atas Jembatan Ampera Palembang terkait pengamen yang memaksa minta uang nontunai menggunakan aplikasi dompet digital.
- Pria dalam video menyayangkan kurangnya penjagaan dan keamanan di sekitar Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak, serta meresahkan warga.
- Kasat Pol PP Palembang mengklaim telah menangani kasus tersebut dengan menangkap pengamen dan melakukan pembinaan untuk menjaga kenyamanan wisatawan di Palembang.
Palembang, IDN Times - Viral video beredar di media sosial (medsos) yang menampilkan keluhan warga saat berada di atas Jembatan Ampera Palembang. Dalam video yang dilihat IDN Times di Facebook Qiekie Novpio, tampak seorang pria berkacamata sambil mengenakan jaket berwarna gelap menceritakan narasi jika dia diminta uang secara paksa oleh pengamen.
Bahkan dalam pernyataan pria yang berjalan di atas Jembatan Ampera pada malam hari itu menyampaikan, ada pengamen sekitar 4-5 orang memaksa meminta uang dengan cara non tunai menggunakan aplikasi dompet digital. Swavideo rekaman video pria berbahasa Palembang itupun ramai dikomentari ratusan netizen di medsos.
1. Pengamen paksa minta uang nontunai Rp10 ribu

Memakai logat khas Kota Pempek, pria berbusana kasual itu menyatakan jangan percaya dengan keamanan Palembang. Ia pun mempertanyakan bagaimana sikap petugas keamanan serta personel kepolisian yang dinilai kurang mampu menjaga kenyamanan serta situasi kondusif perkotaan.
"Buat yang ngomong Ampera aman, BKB Aman, sudahlah jangan percayo. Aku tadi be ye, jingok 4-5 wong dateng. Ku omongi katek cash kak, katek cash kak, Dana (dompet digital) pacak kak, nah Dana. Ngamen pacak dari Dana, wa, minta makso pulo Rp10 ribu," kata pria dalam video yang beredar.
Dirinya pun menyayangkan karena aparat tidak memaksimalkan penjagaan di sekitar Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak (BKB) sebagai lokasi pusat kota dan titik ikonik wisata di Ibukota Sumatra Selatan (Sumsel) ini. Padahal diketahui, area tersebut sudah sering jadi pembahasan masyarakat setempat terkait kondisi keamanan yang kurang tertib, bahkan cenderung mengganggu serta meresahkan warga.
"Beh tolong oo, polisi Palembang ni cakmano. Men la ditangkap tu jangan nak dikeluari lagi. Bos, bos baru nian datang ke Palembang, nah di jalan nah. Madakke la dipajakke mak itu, tolong oy polisi Palembang ni, tangkepke dulu pengamen," ungkapnya lagi.
2. Satpol PP klaim sudah ada pembinaan terhadap pengamen

Sementara dari video beredar itu, IDN Times mencoba mengonfirmasi pihak keamanan di lokasi terkait. Terutama dari sisi petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Palembang. Namun, saat dihubungi melalui WhatsApp, Kasat Pol PP Herison tidak merespons komunikasi yang dilakukan reporter.
Padahal, Pol PP Palembang merupakan bagian dari petugas dan personel keamanan Palembang yang diminta Wali Kota Palembang untuk menjaga daerah sekitar. Apalagi dari lokasi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) berharap besar untuk kedatangan wisatawan lebih banyak dan membantu penambahan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tak menggubris konfirmasi IDN Times, Kasat Pol PP Palembang sempat memberikan pernyataan mengenai kejadian pengamen di area BKB. Dikutip dari Antara, Herison mengklaim sudah melakukan penjagaan sekitar lokasi video viral. Bahkan kata dia, pengamen di sana sudah ditangkap dan dilakukan pembinaan.
"Agar tidak berbuat meresahkan dan wisatawan dapat nyaman apabila berwisata di Palembang, kami melakukan pembinaan. Kasus ini sudah kami tangani, pengunjung yang bersangkutan sudah mengklarifikasi, dan pengamennya sudah kami amankan dan berjanji agar tidak berbuat seperti kejadian itu," jelas dia.
3. Wali Kota Ratu Dewa sebut sudah perbanyak CCTV

Diketahui, masalah yang meresahkan masyarakat ketika berada di Palembang bukan baru pertama kali terjadi persoalan kenyamanan dan keamanan sebenarnya sudah jadi pekerjaan besar pemkot. Tak hanya soal pengamen yang maksa meminta uang, perihal juru parkir liar pun masih jadi beban pemerintah daerah yang belum terselesaikan.
Apalagi Kawasan BKB dan sekitar Jembatan Ampera itu jadi lokasi empuk para pemalak yang memaksa meminta uang. Selain karena di sana jadi area kunjungan wisata, kondisi penjagaan pun kerap melonggar jika tidak diawasi dan dipantau rutin.
Padahal, Pemkot Palembang terutama Wali Kota Ratu Dewa berharap besar agar lokasi tersebut bebas dari gangguan untuk menjaga ketertiban kota. Seharusnya, stakeholder dan petugas keamanan terkait pun bisa mengimbangi dengan pelayanan serta penjagaan yang konsisten tanpa ada kelalaian.
Tak hanya menugaskan personel keamanan di sana, Ratu Dewa juga meminta agar kamera pengawas bisa ditambah di lokasi rawan. Tetapi, fakta di lapangan, fasilitas umum (fasum) seperti kamera pengawas atau CCTV sering dirusak oleh masyarakat. Terbukti, beberapa kali ada saja yang tertangkap karena merusak fasum, salah satunya lampu jalan dan aksesori keindahan di Jembatan Ampera dan sekitarnya.
"Kita sudah minta Pol PP untuk mencari yang bersangkutan (pengamen dan pembuat video). Kami juga minta Kominfo untuk menambah CCTV di atas Jembatan Ampera," kata Ratu Dewa saat dikonfirmasi IDN Times.