Target Swasembada Pangan Kementan Cetak Sawah Baru di Sumsel

- Pemerintah pusat menargetkan swasembada pangan 2027 dengan membuka 150 ribu hektare sawah baru di lahan pasang surut atau rawa.
- Optimalisasi lahan pertanian dilakukan di enam wilayah, termasuk Sumsel. Sudaryono meyakini kultur masyarakat Sumsel yang biasa bertani dan memiliki lahan rawa besar.
- Lima kabupaten di Sumsel dipetakan sebagai lokasi cetak sawah baru, dengan harapan pemda terlibat membantu program swasembada pangan ini.
Palembang, IDN Times - Langkah pemerintah pusat menargetkan swasembada pangan di tahun 2027 mendatang akan berdampak pada peningkatan wilayah pertanian baru di Sumsel. Untuk tahun 2025, kementerian Pertanian (Kementan) RI menargetkan pembukaan 150 ribu hektare sawah baru utamanya di lahan pasang surut atau rawa.
"Program itu didorong untuk meningkatkan produksi padi dan menyokong swasembada pangan nasional. Dan program cetak sawah akan melibatkan bulog, yang mana nantinya bulog akan difungsikan untuk menyerap langsung gabah dari petani," ungkap Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, Selasa (3/12/2024).
1. Ada enam provinsi yang dipilih untuk pembukaan lahan sawah baru

Sudaryono menerangkan, di tahun 2025 ada enam wilayah di Indonesia yang dipilih dalam melakukan optimalisasi lahan pertanian. Keenam wilayah berada di Sumsel, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Sulsel dan Jabar.
"Kalau dibandingkan provinsi lain, Sumsel termasuk yang terbesar. Jadi, kami meyakini kultur masyarakatnya yang sudah biasa bertani dan kemudian memiliki lahan rawa yang besar. Itu artinya ketersediaan air bukan menjadi suatu masalah di Sumsel," jelas dia.
2. Sumsel dinilai miliki banyak lahan tidur

Dirinya menambahkan, lima kabupaten telah dipetakan untuk menjadi lokasi cetak sawah baru yakni, Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 60.895 hektare (ha), Ogan Ilir (OI) seluas 22.684 ha, Musi Banyuasin (Muba) seluas 31.754 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 24.238 ha dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 10.428 ha.
"Potensinya itu besar dan itu sedang kita ubah, kita realisasikan potensi itu jadi suatu yang nyata. Jadi, bukan bicara soal potensi lagi tetapi bicara realistisnya," jelas dia.
Menurut Sudaryono, optimalisasi laham rawa ini bukan hanya dilakukan Kementan dan pemprov Sumsel. Dirinya berharap pemda dimasing-masing wilayah untuk terlibat membantu program swasembada pangan ini.
"Intinya jangan biarkan lahan itu tidur, karena lahan itu kosong. Semuanya harus kita manfaatkan, kebutuhan pangan kita besar. Tapi ini bukan hanya padi, ada juga kebutuhan jagung, ada kebutuhan kedelai dan lainnya," jelas dia.
3. Pj gubernur nilai Sumsel masih jadi penyangga pangan

Senada, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi meyakini langkah memaksimalkan pengoptimalan lahan rawa yang ada di Sumsel. Menurutnya potensi rawa yang selama ini tidur tak tergarap dapat menjadi potensi pertanian yang besar.
Hingga hari ini, Sumsel menjadi salah satu wilayah penyangga pertanian di Indonesia. Produksi padi yang ada pun menjadi yang terbesar ke lima di Indonesia khususnya di pulau Sumatra.
"Sumsel punya potensi besar dalam bidang pertanian. Hal ini menjadi perhatian kami bahwa produksi berbasis pertanian dapat meningkat jika dikelola dengan baik dan membuat Sumsel lebih baik," jelas dia.