Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sumsel Genjot Regenerasi Petani Demi Jaga Lumbung Pangan Nasional

ilustrasi petani bekerja di sawah (pexels.com/Rahmad Himawan)
ilustrasi petani bekerja di sawah (pexels.com/Rahmad Himawan)
Intinya sih...
  • Ada penurunan jumlah petani muda di Sumsel
  • Brigade Pangan mempermudah alat pertanian untuk anak muda
  • Pemerintah pusat dan daerah permudah generasi muda miliki lahan pertanian

Palembang, IDN Times - Di tengah langkah pemerintah pusat meningkatkan jumlah produksi hasil pertanian padi, muncul tantangan lain terkait regenerasi petani. Sejak beberapa tahun silam, permasalahan regenerasi tersebut sudah menjadi konsen pemerintah pusat dan daerah, bagaimana menarik minat anak muda untuk fokus dalam bertani.

Langkah ini sejalan dengan upaya Sumsel menjadi wilayah Lumbung Pangan dengan membidik posisi strategis sebagai penyangga utama pangan nasional. Potensi lahan pertanian baru lewat Optimalisasi Lahan Rawa (OPLAH) dan Cetak Sawah Rakyat (CSR) yang dilakukan setiap tahunnya memerlukan petani-petani muda untuk turun terlibat.

"Program regenerasi petani muda ini sudah ada sejak beberapa menteri di periode lalu. Dulu istilahnya pemuda tani, petani Milenial, sekarang brigade pangan," ungkap Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono kepada IDN Times, Kamis (5/6/2025).

1. Data bPS menunjukan ada penurunan jumlah petani muda di Sumsel

ilustrasi di sawah (pexels.com/Michael Bayazidi)
ilustrasi di sawah (pexels.com/Michael Bayazidi)

Berdasar data BPS Sumsel 2023, tercatat ada sekitar 14,11 persen petani milenial dengan rentang usia 25-34 tahun atau turun dibanding data yang sama di 2013 yang mencapai 18,68 persen. Data lainnya menunjukan penurunan pada kelompok usia 35 tahun hingga 44 tahun pada 2013 sebesar 31,23 persen menjadi 27,74 persen.

Lalu di usia 45-54 tahun naik dari tahun 2013 sebanyak 25,83 persen menjadi 26,76 persen dan kelompok usia 55 tahun hingga 64 tahun pada 2013 sebanyak 15,57 persen dan di 2023 menjadi 18,68 persen.

Bambang menjelaskan, kebutuhan akan regenerasi petani muda di Sumsel harus terus dilakukan mengingat anak muda yang menjadi penyangga sektor pertanian di masa mendatang. Dengan berkembangnya teknologi diharapkan menambah minat anak muda dalam mengelola petanian.

"Berdasar data memang ada penurunan sehingga perlu dukungan semua pihak untuk membuat pertanian khususnya padi dapat dilirik kaum muda," jelas dia.

2. Permudah alat pertanian untuk anak muda

ilustrasi sawah dan padi yang melepaskan senyawa alelopati (pexels.com/Hermawan Fanzel)
ilustrasi sawah dan padi yang melepaskan senyawa alelopati (pexels.com/Hermawan Fanzel)

Bambang menjelaskan, kelanjutan program Brigade Pangan diharapkan dapat menyasar generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian khususnya dalam sektor budidaya padi. Program ini menyasar anak-anak muda baik yang berlatar belakang keluarga petani maupun bukan dari keluarga petani.

"Brigade Pangan hadir untuk menjawab tantangan regenerasi petani. Kita ingin pertanian tidak hanya menjadi pilihan terakhir, tapi justru menjadi peluang masa depan yang menarik bagi kaum muda. Untuk itu dukungan pemerintah hadir dengan dengan alat dan mesin pertanian," jelas dia.

3. Permudah generasi muda miliki lahan pertanian

ilustrasi beras merah (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi beras merah (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan penyuluhan hingga bantuan kepada para petani muda dalam hal teknologi, bibit hingga pupuk kepada para petani. Mereka didorong untuk membentuk kelompok usaha tani yang aktif produktif berbasis teknologi pertanian modern.

Kondisi pertanian tidak bisa lagi dibiarkan berjalan dengan model lama. Dibutuhkan generasi muda yang sadar teknologi dan adaptif dalam perubuhan iklim dan ekosistem pertanian modern.

"Untuk menarik minat anak muda tersebut, kita juga turut memberikan insentif seperti kemudahan mendapatkan lahan, alat mesin pertanian sampai modal usaha tani atau saprodi," jelas dia.

4. Sumsel target tingkatkan produksi gabah

ilustrasi beras merah (pixabay.com/hxc0204)
ilustrasi beras merah (pixabay.com/hxc0204)

Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi gabah kering panen (GKP) meninggakat hingga 3,7 juta ton. Bahkan Kementerian Pertanian menyiapkan lahan baru untuk optimasasi lahan pertanian.

Saat ini tercatat Luas Baku Sawah di Sumsel ada sekitar 519.484 hektare (ha) lahan dan berada di lima besar provinsi dengan LBS terluas nasional setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jabar, dan Sulawesi Selatan.

"Saat ini untuk produksi GKP kita sudah hampir 3 juta ton dengan angka sekitar 2,94 juta ton GKG," jelas dia.

5. Sawah Sumsel mayoritas berada di lahan rawa

ilustrasi beras merah (pixabay.com/VincentNguyen)
ilustrasi beras merah (pixabay.com/VincentNguyen)

Realisasi program cetak sawah baru yang ada akan terus dilakukan Pemprov Sumsel. Menurutnya saat ini lahan pertanian di Sumsel didominasi oleh pertanian lahan rawa. Dari sekitar 470 ribu ha lahan sawah sekitar 399 ribu ha diantaranya berada di lahan rawa yang terdiri dari lahan rawa pasang surut dan lebak.

"Lahan rawa menyimpan cadangan air alami. Justru saat kemarau berkah bagi Sumsel dalam produksi padi karena 73 persen sawah merupakan rawa yang memang tergenang air dan kecukupan air tersedia," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us