Sumbar Alami Bencana Banjir, Bawang Merah Jadi Langka di Sumsel

- Banjir di Sumbar menyebabkan ketersediaan bawang merah di Sumsel langka
- Harga bawang merah naik signifikan, menyumbang inflasi Sumsel
- TPID Sumsel memasok bawang merah dari Sumbar melalui program KAD untuk stabilisasi harga
Palembang, IDN Times - Bencana banjir di Sumatra Barat (Sumbar) akibat curah hujan yang tinggi berdampak terhadap ketersediaan komoditas bawang merah di Sumatra Selatan (Sumsel). Sebab, pasokan bawang merah di Sumsel kebanyakan dikirim dari wilayah lain, termasuk Sumbar.
"Bawang merah kita kebanyakan dari Sumbar. Sumbar sekarang curah hujan terus-menerus berdampak banjir. Sehingga bawang kita jadi langka," ujar Statistik Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Tituk Indrawati, Senin (1/12/2025).
1. Harga bawang merah capai Rp70 ribu per kilogram

Berdasarkan pantauan di pasar tradisional dari data dinas perdagangan, harga komoditas bawang merah menyentuh lebih dari angka Rp70 ribu per kilogram. Padahal, normalnya bawang merah berkisar pada harga Rp48 ribuan per kg.
"Harganya naik signifikan (bawang merah), sehingga menyebabkan komoditas bawang merah memberi andil cukup besar terhadap inflasi Sumsel," kata Tituk.
2. Cabai merah keriting juga mengalami kenaikan harga

Selain bawang merah, lanjut Tituk, penyumbang inflasi Sumsel dari kelompok hortikultura adalah harga cabai merah keriting. Sebab, cabai juga termasuk pangan yang kerap dikirim dari daerah lain untuk mencukupi pasokan daerah.
"Kondisi ini mendorong indeks tingkat inflasi Sumsel naik 0,02 persen secara bulanan pada November ini," jelas dia.
3. Sumsel dan Sumbar lakukan KAD terutama komoditas bawang merah

Sebelumnya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumsel mengambil langkah konkret untuk memasok bawang merah dari provinsi tetangga, Sumbar. Sebab daerah tersebut mengalami surplus, sementara Sumsel kekurangan stok.
Diketahui, Sekretaris Daerah Sumsel Edward Candra sebulan belakang sempat menyampaikan, bahwa penyediaan bawang merah dikirim dari Sumbar melalui program Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yang fokus pada ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pangan pokok.
"Dengan adanya KAD diharapkan dapat memperkuat mekanisme supply chain antardaerah, sekaligus menghubungkan kekuatan produksi, distribusi, dan konsumsi di dua provinsi besar di Pulau Sumatera ini," jelasnya.

















