Melihat Jembatan Kuranji, Tempat Afif Maulana Ditemukan Tewas
- Afif Maulana, 13 tahun, ditemukan tewas mengambang di bawah jembatan aliran Sungai Batang Kuranji.
- Video pengakuan Aditya tentang motor mereka ditendang oknum kepolisian membuat publik resah.
- Keluarga Afif masih melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti untuk memperkuat dugaan Afif tewas bukan lantaran jatuh melainkan dianiaya oknum Kepolisian.
Padang, IDN Times - Afif Maulana bocah berusia 13 tahun asal kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), ditemukan tewas mengambang di bawah jembatan aliran Sungai Batang Kuranji, Minggu (9/6/2024) pagi.
Selang beberapa hari, kabar kematian Afif diduga dianiaya oknum kepolisian Polda Sumbar bikin ramai media sosial. Beredar video pengakuan Aditya, rekan Afif yang menyebut motor mereka ditendang oknum kepolisian. Insiden ini dikaitkan dengan dugaan aksi tawuran yang akan dilakukan oleh beberapa kelompok.
Pengakuan Aditya soal dugaan penganiayaan ini mencuri perhatian publik. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang turun tangan melakukan investigasi terkait kematian Afif. Hilangnya unggahan video pengakuan Aditya di media sosial, kian menambah kecurigaan beberapa pihak. Upaya hukum pun ditempuh pihak keluarga Afif.
1. Jembatan Kuranji
Jembatan kuranji tempat di mana peristiwa kendaraan motor yang ditumpangi Afif Maulana dan Aditya disebut-sebut ditendang oleh oknum kepolisian. Jembatan ini merupakan penghubung di Kecamatan Kuranji. Melalui jembatan ini, pengendara bisa menuju Balaikota Padang, Bandara Internasional Minangkabau, jika kemudian datang dari arah Semen Padang Hospital.
Tepat berada di bawah jembatan ini mengalir sungai Batang Kuranji. Debit air di hari biasa tidak terlalu dalam. Bahkan dasar sungai bisa terlihat meski kemudian banyak bebatuan. Lain cerita jika curah hujan tinggi, maka debit dan kedalaman air juga akan naik. Posisi jembatan ini tidak jauh dari Mapolsek Kuranji, kurang lebih 200 meter jika ditarik garis lurus tempat kendaraan Afif Maulana yang disebut Aditya ditendang polisi.
2. Terdapat celah di antara dua jembatan
Kepolisian Daerah Sumbar, meyakini bahwa Afif Maulana tewas bukan karena dianiaya oleh anggota kepolisian sebagaimana yang disangkakan pihak keluarga atau kuasa Hukum.
Meski narasi yang disampaikan berubah dari meloncat untuk melarikan diri dari kejaran Polisi hingga kini menjadi bertahan pada narasi terpeleset, namun Polda Sumbar tetap konsisten jika Afif tewas akibat jatuh dari jembatan.
Menurut Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, pernyataan Aditya yang mendengar Afif mengajak melompat menjadi dasar kuat. Ditambah keterangan dari sejumlah anggota polisi yang diperiksa menyebut tidak ada nama Afif Maulana di antara 18 remaja saat diamankan di Mapolsek Kuranji. Jika diperhatikan, di tengah jembatan Kuranji terdapat pagar beton pembatas. Juga ada celah di antaranya tanpa sistem pengaman.
Tim kuasa hukum keluarga Afif Maulana sampai saat ini masih melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti untuk memperkuat dugaan Afif tewas bukan jatuh, melainkan dianiaya oknum kepolisian.
3. Terbukti melanggar kode etik
Sebelumnya, Irjen Pol Suharyono mengakui bahwa ada 17 anggotanya terbukti melanggar kode etik saat pengamanan dan pemeriksaan 18 remaja terduga pelaku tawuran. Ia pun memastikan bahwa kasus pelanggaran kode etik ke-17 anggotanya terus berjalan, termasuk juga soal kematian Afif Maulana.
