Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

48,85 Persen Warga Sumbar Golput, Pengamat: Calon Tak Sesuai Harapan

Dosen ilmu politik Unand, Asrinaldi (Foto: Dok Asrinaldi)

Padang, IDN Times - Partisipasi pemilih di Sumatra Barat (Sumbar) pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lalu jauh dari target Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diketahui, partisipasi pemilih saat Pilkada 2024 di Sumbar hanya 57,15 persen. Artinya, 48,85 persen masyarakat memilih untuk golput atau tidak memilih.

Sementara, target partisipasi pemilih yang ingin dicapai oleh KPU Sumbar sebelumnya pada pelaksanaan Pilkada sebesar 75 persen.

1. Pengamat sebut daya tarik pilkada tak sekuat pilpres

Seorang warga memperlihatkan jarinya yang sudah bertinta tanda telah melakukan pencoblosan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Pengamat Politik Universitas Andalas Asrinaldi mengungkapkan, rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada kali ini kemungkinan karena daya tariknya yang kurang.

"Kalau dilihat, daya tarik Pilkada ini tidak sehebat Pilpres lalu. Sehingga sosialisasi dan diseminasinya tidak terlalu kuat," katanya, saat dihubungi IDN Times, Selasa (10/12/2024).

Selain itu, menurut Asrinaldi, saat proses pencalonan kepala daerah juga adanya persoalan dengan adanya dominasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang cukup kuat.

"Untungnya ada putusan MK nomor 60, yang membuka peluang untuk pasangan lain maju dalam kontestasi Pilkada ini," katanya.

2. Calon tidak sesuai harapan masyarakat

Salah seorang warga menunjukkan jari kelingkingnya yang sudah diberi tinta tanda telah melakukan pencoblosan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Asrinaldi mengungkapkan, penyebab rendahnya angka partisipasi masyarakat itu pun, disebabkan karena adanya partai politik yang terlalu mendominasi.

"Karena adanya dominasi oleh partai politik tersebut, juga berpengaruh terhadap angka partisipasi. Karena calon yang diusung tidak sesuai dengan harapan masyarakat," katanya.

3. Parpol harusnya buka ruang untuk paslon

Seorang masyarakat melakukan pencoblosan di salah satu bilik suara (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Asrinaldi berpendapat, jika pasangan calon diberikan ruang untuk berkontestasi, maka akan memberikan kesempatan untuk meningkatnya angka partisipasi masyarakat.

"Pasti angka partisipasi bisa meningkat. Karena calon-calon itu adalah orang-orang yang memiliki basis politik," katanya.

Menurut Asrinaldi, meskipun telah adanya putusan MK nomor 60 tersebut, hasilnya pun tidak seperti yang dibayangkan. Karena masih adanya pasangan head to head bahkan masih ada yang melawan kotak kosong.

4. Lebih dari 50 persen warga Padang golput

Ilustrasi Golput. (Dok. Istimewa)

Tercatat, daerah di Sumatra Barat dengan partisipasi pemilih paling rendah terdapat di Kota Padang yang kurang dari 50 persen. Dalam catatan KPU Sumatra Barat, Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada di Kota Padang sebanyak 665.126 orang.

Sementara, jumlah masyarakat yang pergi ke TPS untuk menyalurkan hak suaranya hanya sebanyak 327.401. Artinya hanya 49,2 persen warga Padang yang menyalurkan suaranya, sisanya golput.

Seperti diketahui, pada Pilkada serentak 2024, hanya ada 2 pasangan calon Gubernur Sumatra Barat yang bertarung pada 27 November lalu.

Pasangan calon nomor urut 01 adalah Mahyeldi-Vasko yang diusung oleh Partai PKS, Gerindra, Demokrat, Perindo dan PBB memperoleh suara terbanyak dengan persentase 77,12 persen.

Sementara, pasangan dengan nomor urut 02 adalah Epyardi Asda-Ekos Albar yang diusung oleh PDIP, PAN, Golkar, Nasdem, Gelora, Buruh dan Garuda memperoleh suara sebanyak 22,88 persen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us