Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gubernur Sumbar Instruksikan Bangun Hunian Sementara untuk Korban Bencana

Gubernur Sumbar, Mahyeldi usai tinjau lokasi bencana (Foto: Humas)
Gubernur Sumbar, Mahyeldi usai tinjau lokasi bencana (Foto: Humas)
Intinya sih...
  • Pembiayaan pembangunan huntara ditanggung Pemerintah Pusat melalui BNPB, sementara pemerintah daerah bertanggung jawab pada fasilitasi data rumah terdampak serta pembebasan dan kesiapan lahan.
  • Hanya empat daerah yang telah melaporkan kesiapan lahan untuk pembangunan huntara, yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Limapuluh Kota, dan Padang Pariaman.
  • Gubernur Sumbar menekankan pentingnya percepatan pendataan di lapangan agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera dimulai setelah masa tanggap darurat berakhir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Padang, IDN Times - Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi meminta kepala daerah terdampak bencana agar segera menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi masyarakat korban bencana.

Menurutnya, pembangunan huntara merupakan kebutuhan mendesak agar warga terdampak dapat segera tinggal di tempat yang lebih layak dan aman, sambil menunggu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

“Pembangunan huntara ini harus kita percepat. Masyarakat terdampak perlu tempat tinggal yang aman dan manusiawi. Karena itu, saya minta bupati dan wali kota segera menyiapkan lahannya, tentu dengan memastikan lokasinya tidak berada di kawasan rawan bencana,” katanya.

1. Bagaimana pembiayaan pembangunan huntara?

Kondisi Nagari Salareh Aie usai dihantam banjir bandang.
Kondisi Nagari Salareh Aie usai dihantam banjir bandang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Mahyeldi menjelaskan, pembiayaan pembangunan huntara sepenuhnya ditanggung Pemerintah Pusat melalui BNPB, sementara pemerintah daerah bertanggung jawab pada fasilitasi data rumah terdampak serta pembebasan dan kesiapan lahan.

"Maka dari itu, saya minta kepada bapak bupati dan wali kota agar menyiapkan lahan untuk pembangunan huntara ini secepatnya," katanya.

Menurut Mahyeldi, jika lahan sudah ditentukan, pembangunan tersebut bisa segera dikebut dan warga terdampak bencana tidak lagi tinggal di pengungsian seperti saat ini.

2. Baru 4 daerah yang lapor

Tim gabungan mengevakuasi salah satu jenazah yang ditemukan di lokasi banjir bandang.
Tim gabungan mengevakuasi salah satu jenazah yang ditemukan di lokasi banjir bandang (Foto: IDN Times./Halbert Caniago)

Mahyeldi mengungkapkan, hingga saat ini baru empat daerah yang telah melaporkan kesiapan lahan untuk pembangunan huntara, yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Limapuluh Kota, dan Padang Pariaman.

“Baru empat daerah yang menyampaikan kesiapan lahannya. Kita berharap daerah lain segera menyusul, agar penanganan pascabencana bisa berjalan serentak,” katanya.

Ia juga mendorong daerah terdampak lainnya seperti Kota Padang, Kabupaten Solok, Kota Solok dan daerah terdampak lainnya segera memberikan laporannya.

3. Tuntut percepatan pendataan

Kondisi Nagari Salareh Aie usai dihantam banjir bandang.
Kondisi Nagari Salareh Aie usai dihantam banjir bandang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Selain penyediaan lahan, ia juga menekankan pentingnya percepatan pendataan di lapangan. Menurutnya, data yang akurat menjadi kunci agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera dimulai setelah masa tanggap darurat berakhir.

“Masa tanggap darurat kita sampai 22 Desember. Kalau data sudah rampung, kita ingin setelah itu langsung masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Itu harapan kita bersama,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Anak Putus Sekolah di Palembang Bisa Kejar Paket, Ujian April 2026

14 Des 2025, 17:55 WIBNews