Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Epidemiolog Unsri Sebut Potensi Pandemik Kecil Dari Virus HMPV

Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri) Iche Andriyani Liberty (Dok: Pemprov Sumsel)
Intinya sih...
  • HMPV, virus pernapasan yang menyebar melalui udara dan permukaan terkontaminasi, memiliki gejala mirip flu.
  • Masyarakat diminta tetap waspada dan menjaga pola hidup bersih serta sehat untuk mencegah penyebarannya.
  • Protokol kesehatan seperti memakai masker, membersihkan tangan, dan menjaga kekebalan tubuh perlu diterapkan secara rutin.

Palembang, IDN Times - Merebaknya Human Metapneumovirus (HMPV) membuat masyarakat khawatir akan adanya pandemik lanjutan yang melanda Indonesia. Virus yang menginfeksi saluran pernapasan tersebut telah diidentifikasi World Health Organization (WHO) sejak 2001 silam dan ditemukan di seluruh dunia dan menyebar diantara manusia selama beberapa dekade.

Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri) Iche Andriyani Liberty menyebutkan, bahwa HMPV berbeda dengan SARS-CoV-2 atau COVID-19, yang memiliki tingkat fatalitas jauh lebih kecil. Sehingga masyarakat diminta tidak takut berlebihan, melainkan tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat.

"Potensi untuk menjadi atau terjadinya pandemik sangat rendah karena berbeda dengan SAR-CoV-2. HMPV memiliki fatalitas yang jauh lebih kecil." ungkap Iche kepada IDN Times, Jumat (17/1/2025).

1. HMPV menyebar mudah dari udara

Ilustrasi Virus HMPV (dinkes.acehprov.go.id)

Iche mengatakan, virus HMPV menginfeksi saluran pernapasan dan menyebar melalui udara dari orang yang sakit ke orang lain. Hal ini lah yang menyebabkan HMPV menjadi virus yang cepat menyebar ketika berdekatan atau berada dalam satu ruangan yang dengan orang yang terparapar virus.

Selain itu, virus ini juga dapat masuk ke dalam tubuh dengan menyentuh permukaan terkontaminasi. Umumnya, orang yang terinfeksi HMPV akan mengalami gejala seperti flu biasa, batuk, demam, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sesak napas.

"Siapa pun dapat tertular HMPV, bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti imunosupresi, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan asma. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keparahan," ungkap Iche.

2. Virus dapat berevolusi dari waktu ke waktu

Ilustrasi Virus Musim (halodoc.com)

Iche menjelaskan, HMPV memang memiliki gejala yang mirip dengan flu pada umumnya. Hanya saja, perlu antisipasi yang harus dilakukan untuk mewaspadai penyebarannya lantaran virus dapat berevolusi dari waktu ke waktu.

"Evolusi virus dan tingkat keparahannnya pun dapat berubah," beber dia.

Melihat kemungkinan akan evolusi virus, dirinya meminta semua pihak untuk waspada. Untuk itu, ketika mengalami gejala flu disertai dengan keluhan kita harus melakukan pencegahan penularan kepada orang lain.

"Silakan stay at home. Kebanyakan orang merasa lebih baik dalam beberapa hari. Jika gejalanya memburuk, segera hubungi layanan kesehatan," jelas dia.

3. Tingkat keparahan HMPV lebih ringan dibanding COVID-19

Straits Times (www.nst.com)

Iche menjelaskan, sejauh ini sulit untuk membedakan berbagai penyakit pernapasan lantaran memiliki gejala yang mirip. Hanya saja, HMPV memiliki perbedaan signifikan dengan flu, RSV, atau COVID-19 pada tingkat keparahan dan kelompok rentan. Sedangkan COVID-19 lebih banyak menyerang kelompok usia dewasa muda hingga lanjut usia dengan gangguan kesehatan tertentu.

"Gejala yang ditimbulkan HMPV mungkin lebih ringan, tetapi pada kelompok rentan infeksi HMPV bisa saja menyebabkan komplikasi yang lebih serius," jelas dia.

4. Tips mencegah penyebaran virus HMPV

Mengabaikan kesehatan fisik dan mental (unsplash.com/ engin akyurt)

Untuk mencegah HMPV tidak berbeda dengan mencegah penyakit pernapasan lainnya. Masyarakat perlu menerapkan protokol kesehatan yang selama ini sudah dilakukan. Menjalankan protokol kesehatan dinilai masih relevan untuk dilakukan.

Berikut lima cara penerapan protokol kesehatan menurut iche:

  • Mengenakan masker di tempat yang ramai atau berventilasi buruk,
  • Memperbaiki ventilasi jika memungkinkan, dengan dengan membuka jendela untuk aliran udara,
  • Membersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh, dengan sabun dan air atau cairan pembersih tangan berbasis alkohol,
  • Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu, dan
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat dengan mengonsumsi makanan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidur dengan cukup.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us