Cerita Benedict Pelukis Wajah Jokowi dan Najwa Shihab Berusia 14 Tahun

14 Sep 2020, 10:23 WIB

Lukisan wajah Jokowi dan Najwa Shihab buatan Benedict Jefferson Satria (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Benedict Jefferson Satria, remaja berusia 14 tahun asal Palembang, sempat viral setelah ayahnya mengunggah hasil lukisan ke media sosial (medsos) Twitter beberapa pekan lalu.

Sang Ayah mengunggah lukisan wajah Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Hasil lukisan wajah menggunakan pensil itu menuai pujian dari netizen. Sebab tak banyak anak seusia Bened yang memiliki keahlian tersebut.

"Gambar dari kecil, mulai coret-coret karena lihat tokoh pas nonton film. Belajar terus gambar, tapi waktu corona baru mulai lukis wajah orang," ungkap Bened kepada IDN Times, Senin (14/9/2020).

Ternyata, ada keinginan besar dari lubuk hati Bened saat melukis Presiden Jokowi dan Najwa Shihab. Ia mengungkapkan keinginannya agar bertemu dengan Jokowi dan pembawa acara berita tersebut. Pelajar kelas IX ini menceritakan, menggambar atau melukis sketsa wajah, memang menjadi bakat yang ia miliki sejak kecil.

1. Pernah ikut lomba gambar namun tak juara

Benedict Jefferson Satria pelajar Palembang yang melukis wajah Jokowi dan Najwa Shihab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Akrab disapa Bened, ia berbagi pengalaman sulitnya menggambar wajah orang maupun tokoh hingga tampak serupa, bahkan terlihat mirip secara detail. Termasuk bagian-bagian kerutan dan bentuk lekuk hidung, alis, mata serta garis muka yang sesuai dengan aslinya.

"Waktu pertama kali susah, tapi lama-lama biasa," kata dia.

Kali pertama berkarya, Bened memulai gambar tokoh manga. Hasil perdananya yakni Detektif Conan. Ia menuturkan, sketsa animasi serial Jepang digambar saat duduk di bangku Sekolah Dasar.

Kendati setiap mengikuti lomba dirinya tak pernah menang, pelajar SMP Xaverius Maria Palembang itu pun tak patah semangat. "Pernah buat sosok Soekarno waktu lomba 17 Agustus-an, tapi gak menang. Belum pernah juara kalau ikut lomba," terang dia.

2. Mengembangkan bakat lukis sketsa secara otodidak

Hasil sketsa lukisan Benedict Jefferson Satria (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Makin terasah sejak pandemik COVID-19, Bened mulai tahu teknik-teknik dasar menggambar sisi wajah seseorang agar terlihat sama seperti aslinya. Hanya menggunakan beragam jenis pensil, ia mampu menyelesaikan satu sketsa paling cepat dua jam dan terlama membutuhkan waktu tiga hari.

Belajar otodidak tanpa les privat atau sekolah khusus seni, Bened belajar menggambar melalui YouTube dan mendapatkan teori dari membaca buku mengenai teknik membuat sketsa. Serta didukung sang Ayah, Otong Darma Solihin, yang ternyata memiliki bakat sama.

"Gambar pakai pensil 2b, 6b, dan 8b untuk bedain ketebalan (garis) pas gambar detail wajah. Terus ada mono zero (penghapus berbentuk pensil) sama kuas make up, pendukung bentuk struktur wajahnya," jelas remaja yang juga memiliki bakat bermain gitar itu.

3. Melukis bagi Benedict adalah penghilang kebosanan

Benedict Jefferson Satria pelajar Palembang yang pintar melukis wajah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tak hanya tokoh Indonesia, Bened juga berhasil menggambar tokoh luar negeri dan figur pemeran film Hollywood seperti karakter Joker. Terbaru, aktor asal Amerika Serikat Will Smith alias Willard Christopher Smith. Mengisi waktu luang dengan menggambar, kini puluhan karyanya pun tersusun rapi dalam satu album.

"Sekarang lebih sering gambar kalau sudah selesai belajar daring. Karena jadi penghilang bosan juga," ujarnya.

Meski tak berencana menjual hasil karyanya, namun Bened tak menolak bila memang ada yang berkeinginan membeli. Bagi pelajar kelahiran Tangerang ini, hal penting baginya adalah apresiasi dari orang lain terhadap karyanya.

"Karena sebelumnya gambar tidak pernah mirip, akhirnya sering belajar biar percaya diri. Buat gambar lebih banyak di rumah, kalau sudah jadi pasti di-posting ke Instagram (@bened_0206)," jelas dia.

Kini selain terus mengasah keterampilan yang ia punya, Bened sembari mendalami ilmu dasar melukis. Karena kata dia, tidak ada rasa lelah dan bosan ketika menggambar seharian. Justru menggambar menimbulkan rasa kepuasaan dalam dirinya.

"Fokus saya memang lebih suka hitam putih, harapannya ke depan bisa buat galeri sendiri, jadi lukisan dipajang dan lihat semua orang," ungkapnya.

4. Orangtua Benedict support keterampilan sang anak

Lukisan wajah Jokowi buatan Benedict Jefferson Satria (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Melihat potensi luar biasa dari anaknya, Ibu Bened, Erni Yuliana turut mendukung bakat yang dimiliki sang anak. Erni bahkan berniat menyekolahkan dia ke sekolah tambahan khusus seni dan gambar saat jenjang menengah atas, sembari Bened wajib menyelesaikan sekolah formal di SMA.

"Senang kalau dia punya talenta, apalagi sejak corona dia mendalami. Rencana saya mau sekolahin SMA art and design, tapi sekolah formal harus tamat. Biar Bened mengembangkan bakatnya," kata dia.

Erni pun tak segan ikut mencari peralatan yang dibutuhkan anak sulungnya untuk menciptakan karya-karya terbaru. Apapun kondisi yang terjadi, Erni berusaha mencukupi keperluan Bened agar hasil gambaran dia menjadi lebih baik.

"Dia butuh apa untuk gambar saya cari, saya kasih biar semangat. Karena kalau melukis, Bened milih sendiri tokohnya. Kita orangtua pasti mendukung," tandas dia.