Bukan Dianiaya, Bocah SD Mata Merah Palembang Derita Pertusis

- Kasus dugaan penganiayaan terhadap siswi SD Negeri 150 di Palembang berinisial FT (7) ternyata menderita penyakit Pertusis yang menyebabkan mata lebam dan memerah.
- Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan lanjutan dengan memeriksa sejumlah saksi dari pihak sekolah setelah laporan dugaan kekerasan oleh pihak keluarga.
- Dokter menjelaskan korban mengalami gejala Pertusis, peradangan pada mata, semakin menjalar ke mata korban dalam kondisi batuk. Polisi menghentikan seluruh proses penyidikan karena tidak ditemukan tindak pidana.
Palembang, IDN Times - Kasus dugaan penganiayaan terhadap siswi SD Negeri 150 di Palembang berinisial FT (7) akhirnya terungkap. Dari hasil pemeriksaan medis, korban tidak dianiaya melainkan menderita penyakit pertusis yang menyebabkan mata lebam dan memerah.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Suggihartono menyampaikan, korban mengalami batuk rejan dengan gejala penyakit pertusis. Dirinya pun menilai, dugaan penganiayaan yang sebelumnya diduga pihak keluarga sudah terbantahkan.
"Kami sudah mendapatkan hasil dari visum et repertum yang menunjukkan bahwasanya pada sekitar mata tidak ditemukan adanya tanda-tanda (kekerasan) benda tumpul, benda tajam, goresan, yang menyebabkan mata merah pada korban tersebut," ungkap Harryo, Senin (10/11/2025).
1. Polisi sempat periksa guru dan rekan korban

Dari kasus ini, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan lanjutan dengan memeriksa sejumlah saksi dari pihak sekolah. Hal ini dilakukan setelah pihak keluarga membuat laporan dugaan kekerasan berdasar keterangan korban anak.
"Korban sudah dilakukan observasi di rumah sakit, kami juga mengambil informasi keterangan baik kepada teman di sekolah, kemudian guru yang pertama kali mengajar dan terakhir mengajar, yang notabenenya pada saat belajar tidak ada cerita adanya kekerasan maupun pemukulan," jelas dia.
2. Penyebab mata lebam dan memerah disebabkan oleh batuk rejan

Adapun terkait rentetan rekaman medis korban diketahui bahwa dirinya sempat mengalami batuk rejan pada 27 Oktober 2025. Batuk ini yang diduga menjadi pemicu munculnya bintik merah di mata korban yang seiring berjalannya waktu memerah dan timbul lebam.
"Dokter sudah menjelaskan korban mengalami gejala (batuk) Pertusis, peradangan pada mata, semakin menjalar ke mata korban dalam kondisi batuk," jelas dia.
3. Laporan pihak keluarga dihentikan

Dengan tidak ditemukannya dugaan penganiayaan maka polisi menghentikan seluruh proses penyidikan yang ada. Pihaknya menilai, kasus ini tidak sama sekali memiliki konsekuensi hukum.
"Karena ternyata tidak ditemukan tindak pidana, otomatis kita hentikan penyidikan yang ada," jelas dia.

















