Badan Geologi Catat Seratusan Gempa Guncang Gunung Marapi April 2025

- Gunung Marapi mengalami ratusan kali gempa selama dua pekan terakhir bulan April 2025.
- Ketinggian kolom abu saat letusan mencapai 350 hingga 1.000 meter di atas kawah verbeek.
- Badan Geologi mencatat aktivitas embusan, letusan, dan gempa selama rentang waktu tersebut.
Padang, IDN Times - Badan Geologi mencatat terjadi seratusan kali gempa selama dua pekan terakhir bulan April 2025 silam di Gunung Marapi. Beberapa jenis gempa terpantau mengguncang sekitar lokasi Gunung Marapi selama rentang waktu 15 hari tersebut.
"Untuk letusan dan hembusan juga masih terpantau cukup sering terjadi di Gunung Marapi selama dua pekan terakhir bulan April lalu," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangan resminya yang diterima IDN Times, Jumat (9/5/2025).
Ia mengungkapkan, dari letusan dan hembusan tersebut ada yang terlihat dan ada yang tertutup oleh kabut. Karena keadaan cuaca yang selalu berubah di sekitar Gunung Marapi.
1. Ketinggian letusan mencapai 1.000 meter

Wafid mengungkapkan, pada setiap embusan yang terjadi di Gunung Marapi, ketinggian asap berada pada rentang 100 hingga 800 meter di atas puncak kawah.
"Untuk letusan, terpantau ketinggian kolom abu mulai dari 350 meter hingga 1.000 meter di atas kawah verbeek dengan warna kelabu," katanya.
Ia mengatakan, cuaca yang terjadi di sekitar Gunung Marapi mulai dari cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut dengan suhu udara sekitar 14,6-28,7°C.
2. Aktivitas kegempaan di Gunung Marapi

Selain aktivitas embusan dan letusan, Badan Geologi juga mencatat terjadinya seratusan kali gempa dalam rentang waktu pekan ketiga dan pekan keempat April 2025.
"Untuk aktivitas kegempaan yang terasa oleh masyarakat tercatat satu kali selama dua pekan terakhir bulan April 2025 tersebut dan ada beberapa kali gempa lainnya," katanya.
Ia mengungkapkan, selama periode tersebut telah terjadi 12 kali gempa letusan, 89 kali gempa hembusan, sembilan kali gempa vulkanik dalam, 35 kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 40 kali gempa tektonik jauh.
"Tremor menerus kadang terekam dengan amplitudo 0.5-1.5 mm (dominan 1 mm). Tiltmeter Stasiun Batupalano memperlihatkan grafik fluktuasi dengan kecenderungan mendatar baik pada sumbu tangensial maupun radial," katanya.
3. Aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif

Wafid mengungkapkan, dengan keadaan tersebut, Badan Geologi menyatakan Gunung Marapi masih bersifat fluktuatif yang belum menunjukkan pola kecenderungan yang
konsisten secara jangka panjang.
"Potensi terjadinya letusan atau erupsi masih tetap ada yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan atau energi yang dihasilkan oleh dinamika pasokan fluida atau magma dari kedalaman," katanya.
Dengan adanya aktivitas erupsi dan embusan tersebut, tekanan stres pada tubuh gunung api itu dapat dilepaskan sehingga diharapkan tidak terbentuk akumulasi tekanan yang besar dan tidak terjadi erupsi besar yang melebihi erupsi Desember 2023 lalu.
"Sehingga jika letusan atau erupsi terjadi maka potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat aktivitas kawah verbeek Gunung Marapi," katanya.