Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Pelajar di Demo DPRD OKU, Linggau dan Lahat: Sengaja Berniat Rusuh

Suasana aksi unjuk rasa di gedung DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Suasana aksi unjuk rasa di gedung DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Para remaja ini harus berurusan dengan polisi karena terbukti membawa alat atau properti yang digunakan untuk kekerasan
  • 11 Pelajar ditangkap dalam kerusuhan demo di OKU
  • 5 Pelajar kepergok bawa batu dan cairan gatal saat hendak demo ke DPRD Lubuk Linggau
  • Belasan remaja ditangkap Polres Lahat saat membawa bom molotov dan petasan untuk aksi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ogan Komering Ulu, IDN Times - Gelombang unjuk rasa yang terjadi di beberapa kabupaten atau kota di Sumsel pada Senin (1/9/2025) tak terlepas dari keterlibatan anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar. Mirisnya, para remaja ini harus berurusan dengan pihak berwajib karena terbukti membawa alat atau properti yang digunakan untuk kekerasan.

Tak sedikit dari mereka mengaku hanya ingin ikut seru-seruan dan tidak memahami tuntutan aksi seperti yang dibawa oleh kakak-kakak mahasiswa mereka. Kendati demikian, para pelajar tersebut langsung diberi pembinaan dan kembali dipulangkan setelah dijemput orang tua masing-masing dari kantor polisi.

1. Polres OKU menangkap 11 anak berstatus pelajar SMP dan SMK

Situasi kerusuhan saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Situasi kerusuhan saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)

Salah satu demo yang berujung kericuhan terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Selain mahasiswa, masyarakat sipil juga bergerak ke gedung DPRD OKU yang berada di Baturaja untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait isu nasional yang tengah menjadi sorotan.

Awal mula demo berlangsung tertib dan kondusif, beberapa perwakilan mahasiswa diterima masuk ke gedung wakil rakyat tersebut dan bertemu lalu berdialog dengan anggota DPRD. Sayangnya, massa di luar pagar berontak ingin diajak masuk ke dalam hingga terjadilah aksi lempar-lemparan dengan aparat.

Atas kejadian tersebut, Polres OKU malah menangkap 11 anak berstatus pelajar SMP dan SMK yang sebagian berdomisili di luar OKU. Dari tangan seorang pelajar, polisi menyita bom molotov yang belum terpakai dan akan digunakan untuk aksi demo.

2. Pelajar terlibat aksi demo dengan melempar dan merusak sejumlah fasilitas

Petugas kepolisian saat menghadapi para pendemo dalam unjuk rasa di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)
Petugas kepolisian saat menghadapi para pendemo dalam unjuk rasa di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)

Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo mengatakan, para pelajar yang berasal dari luar OKU sempat berada di Mapolres OKU sambil menunggu orang tua masing-masing menjemput.

“Belasan siswa SMP, SMK, dan SMA asal OKU Timur dan OKU Selatan berhasil kita amankan dalam aksi unjuk rasa di halaman DPRD OKU. Mereka terlibat aksi demo dengan melempar dan merusak sejumlah fasilitas," ujarnya.

Terkait motif dan alasan para pelajar asal Bumi Sebiduk Sehaluan dan Bumi Serasan Seandanan ini ikut aksi, pihak Polres OKU masih melakukan pendalaman dan menyelidiki lebih lanjut peran mereka dalam aksi unjuk rasa tersebut.

"Dua pelajar asal Kabupaten OKU telah dipulangkan ke orang tuanya dengan syarat menandatangani surat perjanjian agar tidak mengulangi perbuatannya,” tegasnya Kapolres.

3. Pelajar SMK di Linggau bawa batu dan cairan gatal

Suasana unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Masyarakat Silampari di DPRD Lubuk Linggau. (Dok. Istimewa)
Suasana unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Masyarakat Silampari di DPRD Lubuk Linggau. (Dok. Istimewa)

Sementara dalam aksi demo di DPRD Lubuk Linggau, polisi berhasil mencegat sebuah mobil bak jenis Carry pick up yang mengangkut pelajar. Rombongan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini hendak bergabung dengan demonstran lainnya.

Para remaja ini dipaksa menepi bahkan sebelum sempat menyuarakan aspirasi mereka karena harus berurusan dengan pihak kepolisian. Mereka tak berkutik saat polisi menemukan tumpukan batu berbagai ukuran yang diduga dipersiapkan untuk aksi tersebut.

Tak hanya itu, pemeriksaan lebih lanjut terhadap tas yang dibawa beberapa pelajar mengungkap temuan lain, yakni beberapa botol berisi cairan yang diduga dapat menyebabkan rasa gatal. Para pelajar ini lalu digiring ke Mapolsek Lubuk Linggau Utara beserta barang bukti batu dan cairan.

3. Pelajar sengaja ditangkap untuk menjadi shock therapy bagi mereka

Suasana unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Masyarakat Silampari di DPRD Lubuk Linggau. (Dok. Istimewa)
Suasana unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Masyarakat Silampari di DPRD Lubuk Linggau. (Dok. Istimewa)

Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau, AKP M. Kurniawan Azwar membenarkan penangkapan beberapa pelajar STM tersebut.

"Tadi sempat kita amankan lima orang untuk dibawa ke Polsek Lubuk Linggau Utara karena membawa mobil berisi batu dan cairan gatal," ujar Kurniawan.

Tindakan tegas ini, kata dia, diperlukan agar bisa menjadi shock therapy bagi mereka. Menurut Kurniawan, para pelajar tersebut tidak ditahan dan hanya diberikan pembinaan atau arahan sebelum akhirnya diminta untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Mereka kita lepaskan lagi. Itu hanya shock therapy untuk yang lainnya, agar tidak membuat rusuh. Kami mengisyaratkan upaya preventif kepolisian untuk menjaga agar demonstrasi besar yang berlangsung tetap berjalan kondusif," tegasnya.

5. Segerombolan remaja di Lahat terciduk bawa bom molotov dan petasan

Segerombolan pemuda terciduk bawa bom molotov dan petasan. (Dok. Polres Lahat)
Segerombolan pemuda terciduk bawa bom molotov dan petasan. (Dok. Polres Lahat)

Sama halnya di Kabupaten Lahat, Sumsel. Sebanyak 14 orang yang mayoritas kalangan remaja diduga sudah merencanakan aksi perusakan gedung DPRD Lahat. Mereka diringkus saat tengah berkumpul di Lapangan Seganti Setungguan Lahat, Senin (1/9/2025), sekitar pukul 22.00 WIB.

Dari tangan mereka, polisi menemukan dua bom molotov, puluhan petasan, dan 12 sepeda motor berknalpot brong tanpa surat. Kasubsi Penmas Polres Lahat, Aiptu Lispono mengatakan, penangkapan gerombolan masa itu bermula ketika tim gabungan yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Redho Rizki Pratama dan Kasat Intelkam Iptu Achmad Faizal Junaedi mendapat informasi adanya rencana aksi perusakan Gedung DPRD Lahat.

6. Aksi demo ke DPRD dilakukan secara koordinasi lewat grup WhatsApp

Segerombolan pemuda terciduk bawa bom molotov dan petasan. (Dok. Polres Lahat)
Segerombolan pemuda terciduk bawa bom molotov dan petasan. (Dok. Polres Lahat)

Berdasarkan hasil pemantauan intelijen dari TNI, Polri, Satpol PP, serta Dinas Perhubungan, terdeteksi aktivitas mencurigakan di area Lapangan Eks MTQ itu. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bukti digital berupa grup WhatsApp bernama 'DEMO LAHAT' yang berisi pembahasan terkait unjuk rasa serta indikasi rencana penyerangan ke Gedung DPRD Lahat dengan menggunakan bom molotov, petasan, dan alat lainnya.

"Gerombolan massa itu sudah kita amankan. Mereka terindikasi akan melakukan aksi pelemparan dan perusakan gedung DPRD Lahat," ujarnya.

Seluruh pemuda yang terciduk langsung digiring ke Mapolres Lahat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pihaknya masih menyelidiki kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat, termasuk dugaan provokator dan sumber pendanaan aksi tersebut.

"Masih dilakukan pemeriksaan dan pengembangan lebih lanjut. Belum diketahui ada atau tidaknya pendanaan dan provokasi dari pihak tertentu, untuk melakukan aksi anarkis tersebut," ujar Lispono.

#SalingJagaSesamaWarga

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Waspada Hujan! 3 Daerah di Sumsel Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem

03 Sep 2025, 20:45 WIBNews