3.000 Anak di Kota Padang Putus Sekolah dan Terlibat Tawuran

- Kepolisian Daerah Sumatra Barat mencatat sekitar 3.000 anak putus sekolah di Kota Padang
- Penindakan terhadap remaja terlibat tawuran dan balap liar mengungkap jumlah remaja putus sekolah
- Para remaja putus sekolah rentan terlibat tindak kriminal, perlu peran ninik mamak untuk mencegahnya
Padang, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat mencatat sebanyak ribuan anak di Kota Padang putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Dari data yang didapatkan oleh Direktorat Bimbingan Masyarakat (Binmas), ada sekitar 3.000 anak yang putus sekolah di Kota Padang," kata Kapolda Sumatra Barat, Irjen Pol Gatot Try Suryanta.
Ia mengungkapkan, ribuan remaja tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan karena berbagai alasan. Mulai dari ekonomi dan alasan lainnya.
1. Terungkapnya jumlah remaja putus sekolah di Padang

Gatot mengungkapkan, jumlah remaja yang putus sekolah itu terungkap saat pihaknya melakukan penindakan terhadap remaja yang terlibat tawuran dan balap liar.
"Setiap kali penindakan remaja yang terlibat tawuran, ada yang mengatakan bahwa mereka putus sekolah dan kami langsung melakukan pelacakan," katanya.
Ia mengungkapkan, dalam penelusuran, pihaknya melakukan pendataan terhadap remaja di Kota Padang yang tidak melanjutkan pendidikannya.
2. Kebanyakan tidak lanjutkan tingkat SMA

Menurut Gatot, dari jumlah remaja yang tidak melanjutkan pendidikan tersebut merupakan lulusa setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tidak melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK).
"Untuk yang putus di SD jumlah yang kami dapatkan sekitar 300 orang, untuk yang putus sekolah di jenjang SMP sekitar 600 orang dan yang putus di SMA sekitar 1.700 orang," katanya.
Menurutnya, para remaja yang putus sekolah tersebut merupakan mereka yang terlibat tawuran dan balap liar di Kota Padang selama ini dan rentan akan melakukan tindak kriminal.
3. Peran aktif masyarakat

Gatot mengungkapkan, untuk melakukan penindakan terhadap para remaja yang melakukan aksi tawuran tersebut pihaknya sangat mungkin melaksanakannya.
"Tetapi, untuk hal seperti itu sendiri kami harapkan peran serta ninik mamak untuk memberikan pemahaman kepada keponakannya untuk tidak melakukan hal yang melanggar hukum," katanya.
Dengan begitu, menurutnya para remaja tersebut akan bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan terhindar dari hal-hal seperti peredaran narkoba, penganiayaan dan lainnya.