TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemolog Sumbar Minta Waspada Potensi Klaster Gerai Vaksinasi

Penyelenggara vaksin diminta terapkan sistem kuota

Warga antre untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat Vaksinasi Massal COVID-19 dalam rangka HUT ke-75 Bhayangkara di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 26 JWarga antre untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat Vaksinasi Massal COVID-19 dalam rangka HUT ke-75 Bhayangkara di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 26 Juni 2021 (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Padang, IDN Times - Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Padang, Dr dr Andani Eka Putra, menyebutkan varian Omicron sudah muncul di Ranah Minang beberapa waktu lalu.

Kini terpantau tren kenaikan kasus baru di Sumatra Barat (Sumbar). Merujuk data rilis Gugus Tugas COVID-19, Kamis (3/2/2022) kemarin, sebanyak 55 sampel dari total 709 yang diperiksa terkonfirmasi positif varian Omicron.
 
Ahli Epidemiologi Sumbar, Defriman Djafri pun mengingatkan potensi ledakan kasus dan klaster baru di gerai-gerai atau fasilitas vaksinasi, mengingat penularan varian Omicron cukup cepat.

“Saya sudah ingatkan jauh hari jika ada potensi ledakan kasus di tempat vaksinasi, apabila vaksinator yang bertugas tidak siap menerapkan protokol Kesehatan dengan baik,” kata Defriman Djafri, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga: Kasus Pertama Omicron di Sumatra Barat Ditemukan, 15 Orang Terjangkit

1. Terapkan sistem pembatasan kuota

Jaga jarak untuk antrian di Oseng Mercon SMA (IDN Times/Doni Hermawan)

Animo masyarakat yang ingin vaksin cukup tinggi, dikhawatirkan menimbulkan kerumuman. Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia untuk wilayah Sumbar ini, harus ada pencegahan dini agar tak memunculkan klaster baru di tempat vaksinasi.
 
Defriman mencontohkan, Rumah Sakit Unand Padang sudah menerapkan sistem pembatasan kuota. Tempat peserta laki-laki dan perempuan dibedakan dengan jadwal yang disesuaikan.
 
“Saya hari ini suntik dosis ketiga di RS Unand. Ada pembatasan setiap harinya, tidak akan terjadi penumpukkan, ada batasan jarak. Laki-laki dan perempuan dibedakan. Itu kan lebih tertib. Harusnya diterapkan oleh Pemprov Sumbar,” ujarnya.

Baca Juga: ASN di Pessel Sumbar Wajib Bawa 5 Orang Peserta Vaksinasi 

2. Sinergi yangn baik antara Puskesmas dengan sekolah

ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Program vaksinasi untuk kelompok anak usia 6 hingga 11 tahun sudah dimulai. Anak-anak termasuk dalam kategori yang rentan terinfeksi. Ia mengingatkan sistem pembatasan kuota saat pelaksanaan vaksinasi harus diditerapkan untuk mencegah penularan.
 
“Prokes tidak hanya mengenakan masker saja. Gerai vaksin saat ini prioritas bagi anak-anak dan harus lebih ketat prokesnya. Seharusnya ada pembatasan kuota peserta, bisa dengan cara registrasi melalui sistem, jadi yang datang tidak gelondongan,” pintanya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik Drastis, Dinkes Sumsel Belum Pastikan Jenis Varian

Berita Terkini Lainnya