Kasus Pertama Omicron di Sumatra Barat Ditemukan, 15 Orang Terjangkit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padang, IDN Times – Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 varian Omicron sudah terdeteksi di Sumatra Barat. Menurut Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr dr Andani Eka Putra, tercatat ada 15 kasus untuk varian Omicron.
“Pagi tadi kita uji sampel spesimen. Dari 31 sampel terkonfirmasi positif, 15 di antaranya adalah varian Omicron,”kata Andani, Kamis (27/2/2022).
1. Diperkirakan 48 persen populasi COVID-19 adalah Omicron
Andani menambahkan, 15 sampel yang terkonfirmasi atau 48 persen dari total populasi kasus saat ini adalah Omicron. Menurutnya, data yang mereka miliki sinkron dengan data peningkatan positive rate.
Positive rate cenderung naik, dari awalnya 0.1 persen menjadi 0,4 persen, kemudian 0,6 persen, 0,8 persen, dan menjadi 1 persen.
“Kondisi ini hampir sama dengan data positive rate untuk Jawa-Bali dan di atas non Jawa-Bali yang hanya 0,14 persen,”ujarnya.
Baca Juga: Ini Manfaat Vaksin Booster Menurut Ahli Mikrobiologi Sumsel
2. Warga Sumbar diminta tak perlu panik berlebihan
Meski varian Omicron sudah muncul di Sumbar, namun Andani mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tak panik atau cemas berlebihan. Ia meminta warga bekerja seperti biasa dengan protokol Kesehatan yang lebih ketat lagi.
“Data di atas itu adalah hasil ‘S’ Gene Target Failure (SGTF). Hasil seharusnya adalah probable Omicron. Namun karena kesesuaian hasil SGTF dengan Whole Genom Sequencing antara 98 hingga 100 persen, maka bisa dikatakan 98 persen hasil probable itu adalah Omicron. Sekali lagi, tidak perlu cemas, panik. Mari kita bekerja seperti biasa, tetap dorong vaksin, khususnya lansia dan perkuat prokes,”tambah Andani.
3. Sumbar siapkan RS dan perkuat tracing
Meski diyakini gejala klinis tidak terlalu berat apabila terinfeksi varian Omicron lantaran sudah divaksin, namun Andani mengimbau pemangku kebijakan untuk segera menyiapkan lagi rumah sakit sebagai bentuk antisipasi awal.
Lalu, proses tracing harus diperkuat lagi. Bahkan harus lebih baik lagi agar mudah dikontrol penyebarannya. Pun dengan pusat-pusat perbelanjaan seperti mal, pasar, dan kantor l, harus menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
“Juga tetap dorong program vaksinasi. Khususnya pada lansia karena masih banyak kelompok lansia yang belum lengkap vaksinnya,” tutup Andani.
Baca Juga: Disdik Minta Sekolah Tetap Fasilitasi Daring Meski Ada PTM