Produksi Karet Sumsel Rendah karena Penyakit Daun dan Kelangkaan Pupuk

- Produksi karet di Sumsel rendah dibanding luas kebun, hanya 1,7 ton per tahun.
- Kualitas karet turun 30-40% karena kelangkaan pupuk dan harga karet rendah.
- Gapkindo Sumsel harap pemerintah memberikan subsidi pupuk untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas karet.
Palembang, IDN Times - Produksi karet di Sumatra Selatan (Sumsel) masih terbilang rendah dibandingkan total luasan kebun karet yang tersebar di sejumlah daerah. Padahal saat ini Sumsel memiliki kurang lebih 3 juta hektar perkebunan karet, dan mengirim hasil produksi terbanyak ke Jepang dan beberapa negara di benua Amerika Serikat.
"Sumsel belum mampu memproduksi hasil karet 1 juta ton per hektar. Hal ini yang memengaruhi pendapatan petani karet masih rendah," ujar Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy, saat kegiatan South Sumatra Economic Outlock 2024, Selasa (19/12/2023).
1. Kualitas getah karet Sumsel menurun hingga 40 persen

Berdasarkan data yang diterima Gapkindo Sumsel, produksi karet baru 1,7 ton per tahun pada akhir 2023 untuk seluruh hasil produksi dari perkebunan di Sumsel. Pencapaian produksi karet masih rendah karena banyak pohon terdampak penyakit daun dan usia pohon yang tua.
"Harga karet belum menunjukkan angka yang baik, masih 1,45 Dollar Singapura. Masalah produktivitas di Sumsel rendah juga karena kualitas turun 30-40 persen akibat kelangkaan pupuk, dan pemerintah tidak memberikan subsidi pupuk untuk komoditi karet," ungkapnya.
2. Petani Sumsel masih sulit mendapatkan pupuk

Alex mengakui, Gapkindo Sumsel masih mencari solusi terbaik untuk menjawab tantangan produktivitas dan kualitas karet, termasuk soal teknik peremajaan optimal dengan memberikan pupuk yang baik untuk mengatasi penyakit daun hingga ke akar.
"Masalahnya, pupuk di tingkat petani sulit dicari yang bagus. Selain pengaruh kelangkaan pupuk dan harga cukup mahal," timpal dia.
3. Penyakit daun belum bisa teratasi

Gapkindo Sumsel berharap pemerintah bisa membuat kebijakan khusus terhadap pupuk bersubsidi agar peremajaan komoditas karet maksimal, dan dapat mendorong komoditas karet masuk dalam komoditi strategis subsidi.
"Kita terus melakukan sosialisasi pengadaan pupuk. Harapannya supaya penyakit daun bisa diatasi. Selama ini masalah penyakit tidak diatasi sampai akar," ungkapnya.