Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pasar Murah-Sidak Distributor Diklaim Mampu Turunkan Inflasi Sumsel

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Data BPS Sumsel: Inflasi Juli 2025 naik menjadi 0,14% mtm dan 2,88% yoy. Namun, masih dalam rentang sasaran 2,5%.
  • Program 4K TPID Sumsel meliputi pasokan, harga, distribusi, dan komunikasi. Bank Indonesia melakukan operasi pasar murah dan sidak distributor untuk menjaga daya beli.
  • Inflasi Sumsel meningkat karena kenaikan harga komoditas pangan strategis seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, dan daging ayam ras akibat penurunan produksi dan gangguan cuaca di daerah sentra.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Selatan (Sumsel) mengklaim, penyelenggaraan pasar murah dan inspeksi mendadak (sidak) ke distributor upaya menekan Harga Eceran Tertinggi (HET) di pasaran, jadi program terbaik menurunkan angka inflasi Sumsel yang mengalami tren meningkat.

"TPID terus memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menjalankan strategi pengendalian inflasi dengan program 4K (termasuk gelaran pasar murah dan sidak distributor)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono, dalam keterangan rilis yang diterima, Minggu (3/8/2025).

1. Inflasi Sumsel masih lebih rendah dibandingkan nasional

Ilustrasi inflasi di Inggris. Shutterstock/Sergey Chayko
Ilustrasi inflasi di Inggris. Shutterstock/Sergey Chayko

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, terlapor inflasi pada Juli 2025 sebesar 0,14 persen secara month to month (mtm). Nilai itu meningkat dibandingkan Juni sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi Sumsel juga menunjukkan tren peningkatan menjadi 2,88 persen year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar 2,44 persen year on year. Meski mengalami fase meningkat signifikan, secara nasional angka tersebut masih aman karena belum melampaui nilai inflasi dalam rentang sasaran 2,5 persen.

2. Program KAD pemerintah setempat mendorong inflasi Sumsel tertekan

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bambang menyampaikan, program 4K lainnya meliputi ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Sejauh ini, lanjut dia, TPID Sumsel termasuk Bank Indonesia telah melakukan sejumlah langkah konkret, mulai dari operasi pasar murah untuk menjaga daya beli hingga sidak distributor.

"Termasuk (sidak) ke produsen dan pasar untuk memastikan kesesuaian HET serta ketersediaan stok. Selain itu, Bank Indonesia juga telah memfasilitasi kerja sama antar daerah (KAD) Pemkot Palembang dengan Pemerintah Subang," jelasnya.

3. Inflasi disebabkan sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga

ilustrasi inflasi (pixabay.com/geralt)
ilustrasi inflasi (pixabay.com/geralt)

Secara rinci, nilai inflasi Sumsel mengalami peningkatan dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas pangan strategis, seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, dan daging ayam ras dengan andil secara berturut-turut adalah sebesar 0,10 persen mtm, kemudian 0,06 persen mtm, lalu 0,05 persen mtm dan senilai 0,04 persen mtm.

"Kenaikan harga ini disebabkan oleh menipisnya pasokan sebagai dampak dari penurunan produksi dan gangguan cuaca di daerah sentra," kata Bambang.

Sementara, untuk harga daging ayam ras turut terdorong naik seiring dengan meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) jagung, yang merupakan bahan baku utama pakan ternak, ditambah dengan kenaikan permintaan selama libur sekolah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us