Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nilai Tukar Petani di Sumsel Naik 1,24 Persen, Tertinggi di 2025

Potret petani saat panen jagung (IDN Times/Juliadin)
Intinya sih...
  • NTP Sumsel pada Maret 2025 mencapai 132,94, tertinggi sejak 2025
  • Indeks harga yang diterima petani naik 2,88%, lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang naik 1,62%
  • NTP tanaman pangan pertama kali tembus angka di atas 100 dengan kenaikan 3,66%, dampak penyesuaian harga gabah sebesar Rp6.500 per kilogram

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) merilis perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret tahun ini. Tercatat angka NTP di Sumsel jadi yang tertinggi selama 2025.

"NTP Sumsel periode Maret kembali naik sebesar 1,24 persen dan menjadi puncak tertinggi," kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Jumat (11/4/2025).

1. Indeks harga yang dibayar petani naik 1,62 persen

Seorang petani memakai mesin modern saat panen gabah (IDN Times/Fariz Fardianto)

Berdasarkan data BPS Sumsel, angka NTP pada Maret 2025 mencapai sebesar 132,94. Kenaikan ini, disebabkan peningkatan indeks harga yang diterima petani. Kondisi kenaikan itu lanjut Wanyu, nilainya lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani.

"Secara rinci indeks harga yang diterima mengalami peningkatan sebesar 2,88 persen dan indeks harga yang dibayar petani naik 1,62 persen," jelas dia.

2. Penyesuaian gabah Sumsel jadi Rp6.500 per kilogram

Ilustrasi petani (Gambar dalam dukumen digital ringkasan RPJMN Tahun 2025-2029)

Wahyu merinci, dari beberapa subsektor di Sumsel, untuk pertama kali NTP tanaman pangan mencapai angka di atas 100 yaitu 100,80 atau naik 3,66 persen.

"Ini dampak penyesuaian harga gabah di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram," ujarnya.

3. NTP tertinggi untuk komoditas karet, gabah, kopi, kelapa sawit, dan jagung

Para petani kentang di dieng yang masuk wilayah Banjarnegara.(IDN Times/(Foto : @Biro Wisata Dieng)

Sementara lanjut Wahyu, untuk subsektor lain tercatat hortikultura dan perikanan mengalami penurunan masing-masing 5,96 persen dan 1,14 persen. Kemudian untuk tanaman perkebunan rakyat meningkat 0,94 persen dan peternakan naik 0,82 persen.

"Untuk komoditas penyumbang terbesar NTP dari indeks harga yang diterima petani diantaranya karet, gabah, kopi, kelapa sawit, dan jagung," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us