Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Natal dan Tahun Baru 2026 Picu Lonjakan Pengguna Pinjol di Sumsel

Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto
Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Intinya sih...
  • Tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat selama libur akhir tahun dan persiapan Ramadan 2026 memicu lonjakan penggunaan layanan pinjaman online (pinjol) di Sumatra Selatan.
  • Peningkatan penggunaan pinjol disebabkan oleh kebutuhan harian, gaya hidup, dan keinginan fesyen masyarakat yang tinggi, serta skema pembiayaan digital berproses cepat.
  • Prediksi kenaikan pengguna pinjol di Sumsel bisa naik 3 kali lipat sepanjang momen Nataru dan Ramadan 2026, didorong oleh perusahaan finansial yang menerapkan penawaran menggunakan sistem AI atau kecerdasan buatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) mendorong peningkatan signifikan penggunaan layanan pinjaman online (pinjol) di Sumatra Selatan (Sumsel). Lonjakan ini dipicu oleh tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat selama libur akhir tahun yang berdekatan dengan persiapan Ramadan 2026, sehingga skema pembiayaan digital berproses cepat jadi pilihan utama.

"Dari sekarang kita pantau sudah mulai naik (pengguna pinjol). Dilihat dari kebutuhan tinggi, ilegal dan legal seimbang meningkat," ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel Babel Arifin Susanto, Kamis (17/12/2025).

1. Penggunaan pinjol untuk kebutuhan gaya hidup

korban pinjol melapor
Korban teror pinjol fiktif, SHA, saat meminta pendampingan ke kantor advokat (Hendra Lianor/IDN Times)

Tidak sekadar dari sisi memenuhi kebutuhan prioritas untuk mencukupi keperluan harian, tren penggunaan pinjol yang bergerak naik ini juga disebabkan karena gaya hidup serta keinginan fesyen masyarakat yang tinggi.

"Ada yang memang tujuannya kebutuhan konsumsi harian ya, tetapi banyak juga yang melakukan pinjol ini hanya untuk gaya hidup. Contoh kecil, karena mau tahun baru beberapa sengaja (pinjol) untuk membeli iPhone terbaru. Nah ini sebenarnya yang merusak ekonomi," jelas dia.

2. Pengguna pinjol Sumsel naik 3 kali lipat

Ilustrasi masyarakat mendapat akses keuangan di OJK Sumsel Babel
Ilustrasi masyarakat mendapat akses keuangan di OJK Sumsel Babel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Arifin menyampaikan, prediksi kenaikan pengguna pinjol di Sumsel berdasarkan nilai dan angka pasti belum bisa disebutkan rinci, sebab OJK harus melakukan pengecekan data verifikasi lebih detil.

Namun dari data sebelumnya, kasus pengguna pinjol ilegal hingga berakibat terhadap penipuan kasus digital menyebabkan Sumsel merugi hingga Rp107 miliar. Angka itu termasuk peringkat tertinggi ke delapan dibandingkan kota besar lainnya yang masyarakatnya mendominasi penggunaan pinjol.

"Angka prediksi harus lihat data dulu, nanti ada hitung-hitungannya. Tetapi kalau lihat tren, siklus, pengguna pinjol di Sumsel sepanjang momen ke depan (Nataru dan Ramadan 2026) bisa naik 3 kali lipat (pengguna pinjol)," kata Arifin.

3. Palembang daerah tertinggi di Sumsel menggunakan pinjol

Kantor OJK Sumsel Babel
Kantor OJK Sumsel Babel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dia melanjutkan, berdasarkan angka pengguna pinjol di Sumsel, ada beberapa wilayah yang terbiasa dan tinggi peminatnya. Daerah tersebut kata Arifin, dalam beberapa tahun belakang memang kerap mendominasi. Sebab lanjutnya, kemungkinan masyarakat dan warga di sana harus memenuhi keperluan harian yang tinggi.

"Jadi sebenarnya jumlah pemberi pinjaman dengan mereka yang meminjam (pinjo) justru lebih banyak yang minjam. Angkanya tak sebanding. Kebanyakan (peminjam) tentunya yang pertama Palembang, baru diikuti Banyuasin dan OKI (Ogan Komering Ilir)," jelas dia.

Pergerakan pengguna pinjol yang kian tinggi kata Arifin, juga didorong sudah banyak perusahaan finansial dan keuangan (pinjol) menerapkan penawaran ke calon konsumen menggunakan sistem AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.

"Contohnya bakal konsumen ditelpon dan operator yang menjelaskan itu AI, ini yang akhirnya mendorong orang jadi ingin (memakai pinjol). Karena terbuai, merasa seperti dihipnotis atau istilahnya di kita kena gendam," jelasnya.

Sementara berdasarkan data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) per November 2025, Sumsel menduduki peringkat ke-8 nasional dengan jumlah laporan penipuan digital dari pinjol ilegal dengan total 8.135 kasus dan keseluruhan kerugian sentuh Rp107,72 miliar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

BNN Blender 5.493 Ekstasi Hasil Sitaan di Kampung Narkoba Banyuasin

18 Des 2025, 21:08 WIBNews