Harga Bawang Merah di Palembang Naik Rp55 Ribu per Kg, Ini Penyebabnya

- Harga bawang merah di Palembang mencapai Rp55 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya Rp36-40 ribu.
- Kenaikan harga disebabkan oleh stok yang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat dan banjir di lokasi sentra produksi.
- Komoditas lain seperti cabai merah rawit dan cabai keriting juga mengalami lonjakan harga.
Palembang, IDN Times - Harga bawang merah di Palembang menyentuh angka tertinggi sepanjang tahun ini. Terpantau di Pasar 26 Ilir, komoditas hortikultura itu mencapai Rp55 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya berkisar Rp36-40 ribuan sepanjang 2025.
"Kenaikan harga bawang merah memang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini," kata Kabid Stabilisasi dan Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Palembang Elsa Noviani, Senin (28/7/2025).
1. Harga tak stabil akibat daya beli turun

Menurutnya, penyebab harga bawang merah tinggi karena stok di Sumatra Selatan (Sumsel) terutama Palembang tidak mencukupi kebutuhan di masyarakat. Ketersediaan yang minim itu, karena pasokan dari daerah sentra produksi di Jawa juga berkurang.
"Dan juga karena menurunnya daya beli masyarakat, menjadi penyebab harga menjadi tidak stabil," jelas dia.
2. Harga bawang merah mahal karena stok minim

Sementara kata Beben, salah satu pedagang Pasar 26 Ilir Palembang, kenaikan harga bawang merah terjadi sejak sepekan belakang. Harga yang kian melonjak tajam itu karena lokasi sentra produksi dilanda banjir.
"Harga naik, daya beli jadi turun. Mahal karena stok dari Jawa juga sedikit karena banjir," katanya.
3. Disdag Palembang intensif pantau harga bawang di pasar

Analisis Perdagangan Disdag Palembang, Yulius Priansyah menambahkan, tak hanya bawang merah yang mengalami kenaikan harga. Komoditas lain seperti cabai merah rawit dan cabai keriting juga mengalami lonjakan signifikan.
"Kami mencatat adanya kenaikan harga bawang merah dan cabai merah keriting dalam beberapa hari terakhir. Dari informasi pedagang dan distributor, pasokan dari sentra produksi memang sedang berkurang," jelas dia.
Menurut Yulius, Disdag Palembang juga intensif memantau harga di pasar-pasar utama. Kemudian antisipasi kenaikan harga dilakukan dengan terus berkoordinasi bersama distributor dan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan komoditas.