Distribusi KUR Sumsel Mayoritas untuk Pertanian, tapi Angsuran Macet

- Distribusi KUR mayoritas untuk sektor pertanian di Sumsel
- Proses pembayaran kredit KUR banyak yang macet atau NPL tinggi
- Kondisi penyaluran kredit di Sumsel triwulan I/2025 mengalami peningkatan
Palembang, IDN Times - Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sumatra Selatan (DJPb Sumsel), penyaluran pembiayaan usaha program Kredit Usaha Rakyat (KUR) mayoritas didistribusi untuk sektor pertanian.
Namun dari dominansi distribusi KUR itu, proses pembayaran kredit banyak yang macet atau berada dalam kondisi Non-Performing Loan (NPL) yang tinggi.
1. Distribusi KUR sudah disalurkan ke 60 ribuan UMKM

Data DJPb Sumsel kinerja penyaluran kredit usaha rakyat per pekan pertama Juli 2025 pada tanggal 7 lalu, penyaluran KUR menyentuh angka Rp4,4 triliun sepanjang tahun. Dari nilai tersebut, KUR sudah diberikan kepada sekitar 61 ribu debitur.
"KUR sudah disalurkan untuk 61.460 debitur yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Sumsel. Penyaluran (KUR) paling besar berada di sektor pertanian," kata Kepala DJPb Sumsel Rahmadi, dalam keterangan rilis yang diterima, Minggu (21/7/2025).
Tak hanya untuk penyaluran KUR di sisi pertanian, pembiayaan bagi pelaku usaha juga dilakukan utuk sekor perburuan dan kehutanan sebesar Rp2,6 triliun atau senilai 59,80 persen dari total penyaluran di angka Rp4,4 triliun.
2. KUR Sumsel juga dibagikan untuk sektor kehutanan

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel, Arifin Susanto, pembayaran biaya KUR di sektor pertanian banyak macet karena kredit yang diberikan kepada para petani banyak dianggap sebagai donasi atau penyaluran biaya hibah.
"Ternyata NPL (kredit macet) di Sumsel cukup tinggi capai 5 persen," jelasnya.
3. Koperasi Merah Putih dinilai mampu memaksimalkan penyaluran KUR

Arifin menyampaikan, salah satu langkah bisa menjadi solusi agar kondisi KUR tidak ada hambatan seperti pembayaran yang tidak macet, dilakukan dengan pemanfaatan Koperasi Merah Putih yang saat ini masih dalam proses pembentukan.
“Jadi gapoktan (gabungan kelompok tani) saja, kalau gapoktan pasti aman. Jadi para petani-petani itu nanti gabung saja di koperasi," katanya.
Sedangkan dari laporan perekonomian Bank Indonesia, kondisi penyaluran kredit di Sumsel triwulan I/2025 tercatat mengalami peningkatan. Secara data lokasi bank, penyaluran kredit naik sebesar 9,49 persen year on year (yoy), dan berdasarkan lokasi proyek, penyaluran kredit perbankan tumbuh 14,92 persen secara tahunan.