Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Benarkah Efek Filter TikTok Merusak Mental Remaja? Cek 5 Faktanya

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer di kalangan remaja. Fitur-fitur seperti filter wajah dan efek video yang menarik membuat platform ini semakin diminati. Namun di balik popularitasnya, banyak yang mempertanyakan dampak penggunaan filter.

Filter Tiktok seringkali membuat beberapa orang kecanduan dan menjadi pribadi yang tidak original dalam bersosialisasi.Apakah benar filter TikTok bisa merusak mental mereka? Berikut lima fakta yang perlu kamu ketahui.

1. Standar kecantikan yang tidak realistis

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

Filter TikTok sering kali menciptakan gambaran kecantikan yang sempurna; kulit mulus, hidung mancung, dan mata besar yang menarik. Hal ini bisa memengaruhi cara remaja melihat diri mereka sendiri.

Banyak remaja yang merasa bahwa mereka harus sesuai dengan standar kecantikan yang tercipta dari filter tersebut. Ketika mereka merasa penampilan aslinya tidak sesuai dengan 'standar' ini, rasa percaya diri mereka bisa turun drastis, dan ini dapat memicu masalah seperti body dysmorphia.

2. Ketergantungan pada validasi online

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

Filter TikTok memungkinkan penggunanya tampil lebih menarik di depan kamera, namun sering kali ini membuat remaja terlalu bergantung pada validasi online. Ketika mereka mendapatkan banyak like atau komentar positif saat menggunakan filter, mereka cenderung merasa bahwa nilai diri mereka bergantung pada tampilan yang dihasilkan filter tersebut.

Hal ini dapat memengaruhi harga diri mereka di dunia nyata, terutama jika tidak mendapatkan respons serupa tanpa filter. Ketergantungan pada validasi online tentu akan membuat seseorang tidak merasa cepat puas dan ingin terus-menerus mendapatkan pujian dari orang lain di dunia maya.

3. Distorsi persepsi diri

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

Penggunaan filter secara berlebihan bisa membuat remaja sulit menerima penampilan asli mereka. Distorsi persepsi diri ini dapat menyebabkan kecemasan sosial karena mereka merasa tidak cukup baik tanpa 'bantuan' filter.

Dalam jangka panjang, ini berpotensi memengaruhi hubungan mereka dengan orang lain, karena mereka mungkin merasa malu atau tidak nyaman menunjukkan sisi asli diri mereka. Distorsi persepsi ini bisa membuat beberapa orang minder dan tidak percaya diri akan kelebihan yang mereka miliki.

4. Tekanan untuk selalu tampil sempurna

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

Remaja sering merasa tertekan untuk selalu terlihat sempurna di media sosial, terutama di platform yang mengutamakan visual seperti TikTok. Filter memperburuk tekanan ini, karena mereka menciptakan ekspektasi bahwa setiap video atau foto harus terlihat flawless.

Tekanan ini bisa mengarah pada stres, kelelahan emosional, atau bahkan gangguan kesehatan mental seperti depresi. Depresi untuk terus bisa tampil sempurna membuat perasaan tidak nyaman dan selalu merasa diri ini kurang dan tidak sempurna untuk orang lain.

5. Potensi positif jika digunakan secara bijak

ilustrasi aktif di media sosial (pexels.com/RDNE)

Meskipun banyak dampak negatif yang dikaitkan dengan penggunaan filter TikTok, penting untuk diingat bahwa efeknya tergantung pada cara penggunaannya. Jika digunakan dengan bijak, filter dapat menjadi alat kreatif untuk berekspresi dan bersenang-senang.

Remaja yang memahami bahwa filter hanya sekadar hiburan dan tidak mencerminkan realitas, dapat mengurangi risiko dampak buruk pada kesehatan mental mereka. Untuk mengatasi dampak negatif filter TikTok terhadap mental remaja, perlu adanya tindakan nyata dari orang sekitar.

Filter TikTok memang memiliki potensi untuk merusak kesehatan mental remaja jika digunakan secara berlebihan atau tanpa pemahaman yang tepat. Namun, dengan edukasi dan pendekatan yang bijak, dampak negatif tersebut bisa diminimalkan. Penting bagi orang tua, guru, dan remaja sendiri untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat.

TikTok dan fitur-fiturnya seharusnya menjadi sarana hiburan dan kreativitas, bukan sumber tekanan mental.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us