Cuan dan Pengorbanan Penjual Bendera Merah Putih di Palembang

- Pedagang bendera di Palembang berbagi kisah unik menjelang HUT RI
- Asmawati harus kucing-kucingan dari kejaran SatpolPP saat berjualan bendera
- Ia menjual berbagai ukuran bendera merah putih dengan harga Rp5-200 ribu, namun penjualannya menurun selama pandemi COVID-19
Palembang, IDN Times - Momen kemerdekaan jelang perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) tiap 17 Agustus menyimpan cerita unik dan menarik dari para pedagang bendera di seluruh kabupaten/kota termasuk Palembang.
Bukan saja soal berkah dan rezeki yang diterima penjual bendera ketika momen Agustusan, kisah dan pengalaman pedagang pun jadi hal menarik untuk diulas. Tak jarang cerita mereka tersusun dalam ingatan dan kenangan yang tidak terlupakan.
1. Asmawati khawatir kejadian dikejar Polisi Pamong Praja terulang

Asmawati pedagang bendera di Palembang misalnya, harus kucing-kucingan dari kejaran Polisi Pamonh Praja (PolPP) saat menawarkan bendera yang ia jual ke pembeli. Meski sudah puluhan tahun buka lapak jualan bendera di Kawasan Simpang DPRD Sumsel Jalan Angkatan 45, ia masih khawatir jika kejadian lama terulang.
"Bendera dapet dari pengrajin di Jawa, modal sendiri belinya kodian. Pernah apes ditangkap PolPP, bisa bebas kalau gak jualan di tempat sama lagi kalo gak ya barter lapak dengan kasih mereka berapa lapis bendera, katanya untuk mereka juga butuh," kata perempuan kelahiran 1958 ini, kepada IDN Times, Minggu (11/8/2024).
2. Asmawati sehari-hari berjualam siomay di Kambang Iwak

Sekitar tahun 2000an Asmawati sempat tertangkap PolPP karena disebut mengganggu mobilitas kendaraan melintas dan tidak berdagang di lokasi yang benar. Padahal dia berjualan sudah di sisi jalan dan tidak mengganggu keluar masuk kendaraan yang beraktivitas di Kantor DPRD Sumsel.
"Waktu ditangkap sampai nangis, karena barang jualan diambil. Sekarang udah gak lagi (ditangkap) cuma rasanya trauma dan khawatir," kata dia yang sehari-hari berdagang siomay di Kawasan Olahraga Kambang Iwak (KI) Palembang.
3. Asmawati menjual bendera mulai dari Rp5-200 ribu

Asmawati bercerita jelang perayaam ulang tahun Indonesia, dirinya memang rutin menjual beragam jenis bendera merah putih dari ukuran kecil hingga paling panjang sampai 10 meter. Selain untuk mencari berkah rezeki tambahan, ia juga bisa mengumpulkan cuan dan uang untuk keluarga.
"Harga mulai Rp5-200 ribu untuk ukuran paling panjang, jualan sudah puluhan tahun, kadang jualan yang lain juga (selain bendera), ya kerja apa sajalah, yang penting halal untuk anak cucu," timpalnya.
4. Asmawati jual kembali stok bendera yang tidak laku terjual

Tinggal di daerah Tangga Buntung Palembang, ia mengaku jualan bendera tak selalu laku. Bahkan ketika Pandemik COVID-19, ia sama sekali tidak menjual bendera karena keadaan. Biasanya, kata Asmawati, kalau bendera tak terjual, barang dagangannya dijual lagi tahun depan.
"Selalu ada sisa gak habis terjual, dijual lagi nanti. Supaya bendera tetap awet, bagus dan bisa dijual di tahun berikutnya, cuci bersih, setrika, lalu bungkus dengan plastik, lapisi koran dan simpan di tempat aman tidak terkena asap dan tak lembab," jelas dia.