Beda Nasib Klub Bola: PS Palembang Berjaya, Sriwijaya FC Merana

- PS Palembang siap melaju ke Piala Soeratin U-17 Solo setelah memenangkan seleksi di tingkat provinsi.
- Manajer PS Palembang menargetkan juara pertama dan ingin membawa piala tersebut ke Bumi Sriwijaya.
- Sriwijaya FC terancam degradasi dari Liga 2 Indonesia musim 2024/2025 karena performa buruk dan krisis finansial.
Palembang, IDN Times - Beda nasib kejayaan dua klub sepakbola di Sumatra Selatan (Sumsel). Tim PS Palembang kini sedang dalam masa gemilang dan siap melaju ke Piala Soeratin U-17 Solo. Sementara Sriwijaya FC (SFC) merana terancam terdegradasi dari Liga 2 Indonesia musim 2024/2025.
Kesenjangan prestasi PS Palembang dan SFC terlihat signifikan lewat pencapaian dua klub selama setahun belakang. Selain karena faktor dukungan manajemen, performa pemain pun menjadi faktor utama presfasi klub menurun.
1. PS Palembang menarget juara di Piala Soeratin

PS Palembang kini tengah menyiapkan perebutan Piala Soeratin U-17 di Solo. Total 26 pemain berangkat ke Jawa setelah klub memenangkan seleksi Piala Soeratin U-17 di tingkat provinsi.
Manajer PS Palembang, Adrianus Amri mengatakan, total ada 33 orang yang akan berangkat ke Solo untuk memperebutkan Piala Soeratin U-17. "33 orang ini 26 pemain dan tim official,” kata Amri, Kamis (5/12/2024).
Menuju piala Soeratin U-17, PS Palembang menargetkan juara pertama dengan harapan piala tersebut bisa dibawa ke Bumi Sriwijaya dan menambah prestasi klub sepanjang tahun 2024.
"Target kita besar, jadi harus jaga kondisi kita dorong maksimal agar PS Palembang dapat masuk liga 2,” jelas dia.
2. Sriwijaya FC menambah rekor buruk di kompetisi Liga 2 musim 2024/2025

Berbeda dengan PS Palembang yang mengejar target juara di Solo, skuad Laskar Wong Kito--julukan Sriwijaya FC--diambang kondisi prihatin. Padahal SFC dulu merupakan salah satu klub tanah Air dengan segudang prestasi dan mengemban prestasi double winner. Namun dalam empat tahun belakangan, SFC makin terpuruk.
SFC menambah rekor buruk sepanjang kompetisi Liga 2 Indonesia musim 2024/2025 pasca tumbang 4-2 dari Persiraja Banda Aceh saat bermain kandang di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang, Minggu (1/12/2024).
Klub asuhan Hendri Susilo itu tak mampu menambah poin di musim 2024/2025 karena tidak bisa memberikan kemenangan laga tuan rumah. Manda Cingi dan kawan-kawan terpaksa menerima kekalahan menyakitkan dari Laskar Rencong.
Akibat kekalahan di laga kandang, SFC mempertahankan predikat belum pernah menang di putaran kedua Liga 2 musim 2024/2025. Sriwijaya FC pun makin terbenam di bawah klasemen dan tak bergerak dari posisi 8 yang baru mengantongi 7 poin.
Saat disinggung mengenai evaluasi Sriwijaya FC dengan laga sisa yang akan dimainkan tim, pelatih SFC Hendri Susilo meyakinkan untuk terus berusaha memberikan performa terbaik hingga pertandingan play off degradasi.
"Kami sudah berbicara dengan manajemen, hasilnya kami disuruh menunggu sabar," kata dia.
3. Sriwijaya FC krisis performa, pemain, dan finansial

Bukan saja persoalan performa pemain, Sriwijaya FC kini krisis kondisi finansial dan membutuhkan dukungan keuangan dari semua elemen termasuk masyarakat dan pemerintah Sumsel.
Keadaan itu sempat mendorong manajemen SFC mencari solusi bertemu Pemerintah Provinsi (Pemprov) hingga membuka investasi saham bersama di publik.
Namun hingga sekarang, belum ada kabar baik untuk keuangan klub kebanggaan warga Sumsel ini.
Terbaru, Sriwijaya FC terpaksa menerima pelanggaran denda untuk yang kesekian kalinya. Tim asal Sumsel ini mendapatkan sanksi dari Komdis PSSI setelah sejumlah penonton masuk ke lapangan usai laga kontra SFC-Persiraja Banda Aceh.
Dalam salinan keputusan yang disampaikan oleh Komdis PSSI, kepada Sriwijaya FC nomor 078/1.2/SK/KD-PSSI/XII/2024 tertanggal 3 Desember 2024. Klub Sriwijaya Fc dijatuhkan denda sebesar Rp15 juta, karena melanggar pasal 70 ayat 1 dan 2, serta lampiran 1 nomor 5 jo pasal 13 ayat 2 kode disiplin PSSI tahun 2023.
Selain dikenakan denda sebesar Rp15 juta rupiah, dalam surat yang disampaikan oleh komisi disiplin PSSI, klub terancam terkena hukuman lebih berat jika terjadi kejadian sama berulang.
Meski dikenai pelanggaran, Sriwijaya FC tidak dapat mengajukan banding sesuai dengan pasal 119 kode disiplin PSSI. Surat putusan denda terhadap SFC pun telah ditandatangani langsung ketua komisi disiplin PSSI Eko Hendro Prasetyo.
Menyambut laga play off degradasi, akankan Sriwijaya FC tetap bertahan di Liga 2 atau harus turun kasta ke Liga Nusantara Liga 3?