Organda Akui Tol Sumatra Picu Produktivitas, Tapi Kurang Efisien 

Kemenhub RI siapkan Damri untuk trayek Sumatra

Palembang, IDN Times - Jalan Tol Lintas Sumatra yang dibangun sepanjang 2.818 kilometer, menghubungkan seluruh wilayah dari Provinsi Aceh hingga Lampung, dibangun sejak tahun 2014 dan direncanakan rampung pada 2024 mendatang.

Kondisi tersebut membuat semakin banyak masyarakat Indonesia khususnya yang akan menempuh jalur darat menjadi meningkat. Organisasi Angkutan Darat (Organda) mencatat, sebelum pandemik antusias masyarakat pengguna jalan Tol Sumatra meningkat cukup tinggi.

"Jumlah penumpang tujuan Sumatra mengalami peningkatan sebelum pandemik, terutama mereka yang pergi ke Sumatra Barat, Jambi dan Sumatra Selatan. Memang sudah nampak perbaikan dan sumbangsih infrastruktur sehingga masyarakat tidak takut lagi menggunakan moda darat," ungkap Ketua Bidang Angkutan Penumpang Organda, Kurnia Lestari Adnan dalam Webinar Kompas, Rabu (25/11/2020).

1. Efisiensi jalur lintas Sumatra dan tol

Organda Akui Tol Sumatra Picu Produktivitas, Tapi Kurang Efisien Tol Palembang-Kayuagung (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kurnia menilai, Gimmick Marketing yang dilakukan pemerintah dengan menjual waktu tempuh saat berkendara dianggap bisa meyakinkan masyarakat untuk beralih ke jalur darat. Hanya saja, pengeluaran di jalan Tol Sumatra dianggap masih terlalu tinggi dan tidak efektif.

Dirinya mencontohkan, jika selama ini operator transportasi menghitung jumlah pengeluaran melalui umur ban kendaraan saat melalui jalur lintas Sumatra, kondisi lebih baik tidak menjamin dengan adanya tol di mana ban akan tahan dengan beton tol.

"Tidak ada jaminan usia ban di jalan tol lebih baik. Efisiensi waktu iya, namun dalam hitungan bisnis belum efisien yang signifikan. Tingkat keausan ban juga masih sama," jelas dia.

Baca Juga: Tol Trans-Sumatra Ditarget Rampung di 2022, Hutama Karya Butuh Rp51 T

2. Kendala dan keuntungan di Jalur Tol Sumatra Menurut Aptrindo

Organda Akui Tol Sumatra Picu Produktivitas, Tapi Kurang Efisien Tol Palembang - Kayuagung (IDN Times/Rangga Erfizal)

Hal serupa diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemeling Tarigan. Menurutnya, jumlah pengiriman menggunakan truk melalui Tol Trans Sumatra mengalami peningkatan. Dari segi produksi, hal itu disinyalir dapat memangkas waktu perjalanan.

"Dari Jakarta misalnya, biasa truk berjalan tiga sampai empat hari. Namun sejak adanya tol, terpangkas menjadi dua hari. Tentu ada penghematan waktu tempuh hingga setengahnya," jelas dia.

Tarigan menambakan, ritase pengiriman menggunakan truk tanpa tol selama ini hanya bisa tiga hingga empat kali pengiriman. Namun kini berubah menjadi delapan kali angkut. Kondisi ini diyakini dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB).

"Tapi kendalanya banyak informasi beredar jika masuk tol dan truk kelebihan muatan akan ditindak dengan dikeluarkan. Aturan ini benar terjadi di Tol Sumatra. Sehingga selama ini yang melintas hanya truk yang tidak overload, padahal ini hanya masalah teknis," jelas dia.

3. Pemerintah bisa buka jalur baru Damri jika ada permintaan

Organda Akui Tol Sumatra Picu Produktivitas, Tapi Kurang Efisien Ilustrasi jalan tol Ruas Kayuagung-Palembang-Betung /ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Soeharto menjelaskan, pihaknya bisa saja menambah trayek baru untuk bus tujuan Sumatra yang menghubungkan antar wilayah setelah ada jalan tol. Hal itu bisa terjadi dengan intervensi dari pemerintah, jika ada permintaan untuk penyediaan angkutan seperti Damri.

"Tentu akan kita kita coba, karena tidak hanya Damri tapi bisa operator lain tergantung demand. Angkutan perintis selama ini identik dengan Damri, tetapi tentu kita tidak membatasi hanya damri saja. Jika ada operator lain mau, tentu kita akan memberikan kemudahan," tutur dia.

4. Korlantas Polri siapkan pengamanan tol

Organda Akui Tol Sumatra Picu Produktivitas, Tapi Kurang Efisien Diskusi virtual Kompas tentang Jalan Tol Sumatra (IDN Times/dokumen)

Sedangkan untuk permasalahan kelebihan kapasitas muatan truk di jalan tol, pihak Korlantas Polri memiliki penilaian khusus. Selain menjaga keamanan, pihak Lantas menilai kendaraan yang overload dapat membahayakan pengemudi dan orang di sekitar.

"Kita siapkan beberapa aplikasi untuk mengukur kapasitas kendaraan, laju kendaraan, dan sebagainya. Jangan sampai kendaraan overload menjadi bumerang bagi kita," jelas Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat.

Selain itu untuk keamanan di jalan Tol Lintas Sumatra, pihaknya sudah menyiapkan tupoksi bagi anggota lantas, baik di unit Korlantas maupun Polda dan Polres tempat jalur tol. Dirinya mengakui jika jalan Tol Sumatra berbeda dengan di Pulau Jawa, salah satunya akses ke tempat keramaian yang cukup jauh.

"Untuk pengamanan kita siapkan baik itu di back office, drone, aplikasi, network, termasuk speed cam dan pemantauan virtual. Ini semua terhubung dengan Traffic Management Center yang ada di Polda dan Polres, sehingga kita cepat mengantisipasi kejadian," tutup dia.

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya