2 Bulan Tak Turun Hujan, Jungkal Masih Dibayangi Ancaman Karhutla
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Sudah dua bulan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Upaya pemadaman terus dilakukan namun api terus berkobar karena hujan tidak kunjung turun di sana.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatra Selatan (Sumsel), Ferdian Kristanto, mengatakan sudah terjadi karhutla selama 65 hari namun belum juga padam meski berbagai upaya telah dilakukan.
"Kita masih mengupayakan pemadaman dengan sumber air yang cukup jauh dan sulit didapat. Kita terus berjuang," ungkap Ferdian, Kamis (9/11/2023).
Baca Juga: Satu Perusahaan Sawit di Muba Tersangka Karhutla karena Lalai
1. Pasokan air sudah minim di Jungkal
Kondisi kekeringan di Desa Jungkal membuat pemadaman semakin sulit dilakukan. Pihaknya terus melakukan evaluasi mengenai upaya pemadaman yang tepat mengatasi kondisi alam yang ada.
"kita tidak bisa hanya menyiram area yang terbakar saja, melainkan membuat sekatan untuk meminimalisir perembetan api agar tidak makin melebar," jelas dia.
Baca Juga: Remaja Palembang Paling Banyak Menderita ISPA karena Kabut Asap
2. Fokus di dua wilayah
Ferdian menjelaskan, pihaknya memprioritaskan pemadaman di dua desa, yakni Desa Jungkal dan Desa Jungkal Raya. Kondisi kekeringan dikhawatirkan akan mempersulit penanganan karhutla.
"Sampai saat ini di TKP masih nihil hujan. Dan sekarang cuacanya sangat panas," jelas dia.
3. TMC diminta untuk diperpanjang
Untuk diketahui proses Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) akan berakhir pada 10 November besok. Ferdian berharap TMC akan terus dilakukan untuk memancing awan hujan di wilayah Pedamaran, OKI.
"Untuk area di Desa Jungkal ada 60 orang Manggala Agni, sementara di Menang Raya ada 60 orang ditambah 53 personel Polda Sumsel dan perbantuan regu dari PT Rambang, termasuk dari Dinas Pekerjaan Umum dalam menyediakan alat berat," jelas dia.
Baca Juga: DLHP Sumsel Gunakan Ecoenzyme Kurangi Polutan Kabut Asap, Efektifkah?