Viral Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri, Ini Jawaban Rektor

Dugaan pelecehan terjadi ketika mahasiswi bimbingan skripsi

Palembang, IDN Times - Seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) menulis pengaduan kepada sebuah akun Twitter @unsrifess. Dalam pengakuannya, mahasiswi itu mendapat pelecehan seksual dari oknum dosen bimbingan skripsi. Pengakuan melalui pesan masuk mendapat berbagai tanggapan dari netizen, khususnya mereka yang berdomisili di Sumatra Selatan (Sumsel) atau alumni Unsri.

Mendengar kasus itu, pihak Unsri mengaku belum mengetahui persoalan yang terjadi. Bahkan pihak kampus belum menerima laporan dugaan pelecehan seksual tersebut. Apalagi, sumber informasi awal pun dari media sosial yang belum dipastikan kebenarannya.

"Yang viral itu semuannya kabur. Identitas korban, pelaku, itu yang viral tidak tahu siapa. Tempatnya pun tidak tahu, prodinya tidak tahu, kemudian menyebut nama Unsri," ujar Rektor Unsri, Anis Sagaff kepada IDN Times, Senin (27/9/2021).

1. Unsri sedang menelusuri kasus yang terjadi

Menurutnya, apabila mahasiswa mengalami masalah di kampus, seharusnya melapor secara resmi ke institusi dan mendatangi Rektorat atau melapor ke Program Studi ataupun Fakultas. Namun hingga saat ini, pihaknya tidak mendapatkan laporan pelecehan.

"Mahasiswa kalau ada masalah kan (seharusnya) melapor ke prodi, fakultas, atau universitas. Sampai saat ini belum ada laporan. Saya sudah perintahkan Wakil Rektor III untuk menelusuri," jelas dia.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsri, Iwan Stia Budi mengaku, pihaknya baru tahu informasi tersebut melalui media yang meminta respon dan konfirmasi perihal masalah yang viral di media sosial.

"Iya (baru tahu) dari kalian ini lah," ujarnya.

Menyoal masalah yang terjadi, Unsri membutuhkan waktu untuk menelusuri fakta sebenarnya. Sekarang, pihak kampus tengah mencari siapa korban mahasiswi tingkat akhir tersebut dan mengulik kebenaran yang telah diadukan melalui media sosial.

"Berita ini masih sangat abstrak. Jadi Unsri perlu menelusuri lebih lanjut kebenaran info ini," singkat dia.

Baca Juga: Tergiur Uang Gaib, Warga Palembang Ini Kehilangan Rp1,2 Miliar

2. Penulis thread merupakan mahasiswi semester akhir

Dalam thread di akun twitter @unsrifess, curahan hati seorang mahasiswi mengaku jadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen pembimbing skripsi juga diunggah ulang oleh akun Instagram @palembang.eksis, Senin (27/9/2021). Penulis mengaku sebagai mahasiswi semester akhir yang baru selesai sidang.

"Min, tolong repost cerita ini. Sebelumnya perkenalkan aku mahasiswi Unsri semester tua. Aku baru-baru ini selesai sidang. Selesai sidang kita harus mengurus beberapa berkas yang butuh tanda tangan dosen pembimbing dan penguji," katanya mengawali kisah.

Dikarenakan harus mengurus keperluan tanda tangan, mahasiswi itu lantas datang ke kampusnya, Sabtu (25/9/2021). Tujuannya tak lain hanya untuk menemui 'Dosen A' yang selama ini menjadi pembimbingnya.

3. Ceritakan kondisi sepi pada saat bimbingan

Lewat ungkapan itu juga, mahasiswi terkait mengaku pertemuan yang dilakukan tanpa waktu janji temu terlebih dahulu.

"Kejadiannya baru hari ini, Sabtu, 25 September 2021. Aku datang ke kampus untuk minta tanda tangan kepada dosen A.Karena aku tanya dengan adik tingkat kebetulan bapak dosen itu sedang di kampus. Aku inisiatif menemui bapak itu tanpa janji terlebih dahulu karena sebelum-sebelumnya tidak masalah seperti itu," tulisnya.

Setibanya di kampus, mahasiswi itu langsung menemui dosen A di ruang kerjanya seorang diri dalam kondisi sepi.

"Pas sampai di kampus, bapak itu ada di ruang kerjanya (bukan prodi) yang memang sepi lingkungannya. Dan ternyata bapak itu juga sendirian. Awal datang biasa saja, aku dipersilakan masuk dan menunggu sebentar. Setelah beberapa saat bapak itu mengajak
aku ngobrol. Basa-basi tentang kemajuan revisi sidang dan sebagainya. Terus beliau nanya kok aku pucat sekali (memang kondisinya aku lagi demam, dan baru selesai sakit gejala tipes)," katanya.

Saat menceritakan permasalahannya terlambat skripsi dengan deraian air mata, sang mahasiswi justru dipeluk oleh oknum dosen tersebut. Ia pun menerima gelagat aneh, tanpa bisa melawan sedikit pun.

"Pas mau pamitan tiba-tiba beliau berdiri dan memeluk aku lagi, 'yang kuat ya'. Selesai dari situ, gerak-geriknya semakin aneh. Pelukannya mulai erat, aku coba melepas pelukan itu tapi beliau malah semakin erat memeluk," kenangnya.

Baca Juga: Viral! Mahar Kawin Terlalu Mahal Petani di Mura Aniaya Calon Istri

4. Tak bisa menolak ajakan sang dosen

Ia juga menyebut, sang dosen akhirnya melakukan tindakan pelecehan. Lalu mahasiswi ini mengungkapkan dirinya benar-benar tidak bisa melakukan apa pun. Sang dosen yang selesai melakukan perbuatannya, sempat mengungkapkan permintaan maaf.

"Badanku serasa beku, akhirnya aku hanya diam saja melihat kelakuan beliau ini. Selesai itu, beliau bilang 'maaf ya bapak khilaf, bapak janji ini yang terakhir. Tolong hal ini dirahasiakan cukup kita berdua yang tahu.' Tanpa babibu, aku mengiyakan dan langsung
berpamitan pulang," ungkapnya.

Selain karena masih harus bertemu dengan oknum dosen tersebut, ia mengungkap tidak ada barang bukti berupa saksi maupun CCTV yang bisa dijadikannya bahan untuk mengadu.

"Apalagi membayangkan urusanku di kampus belum selesai dan harus bertemu dia lagi. Dari cerita ini yang mau aku tanyakan adalah aku harus mengambil langkah apa? Diam melupakan semuanya, atau mengadukan kejadian ini. Mengadu ke mana? Aku tidak punya bukti sama sekali. Ingin mengadu kepada Koor Prodi tapi dosen ini sangat dekat dengan Koor Prodi. Ingin mengadu ke Dekan tapi aku malu, tidak punya buktinya juga," ujarnya.

Pada akhir curhatnya, mahasiswi itu bersumpah jika semua kisah yang ia sampaikan merupakan fakta. "Demi Allah aku tidak mengarang cerita ini, min. Tolong up aku butuh saran. Kalau mau cerita sama kawan, aku malu," katanya.

5. BEM Unsri kawal kasus pelecehan terhadap mahasiswi

Menteri Pemberdayaan Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Unsri, Ifeh mengatakan, pihaknya tengah menindaklanjuti kasus yang viral tersebut. Bahkan atas informasi pengakuan pelecehan seksual dari media sosial itu, pihak BEM mendatangi Rektorat untuk menelusuri persoalan yang terjadi.

"Kami selaku BEM KM Unsri akan terus mengawal dan mengusut kasus ini. Kita terus menelusuri sampai ada kejelasan kalau nantinya terbukti peristiwa itu memang benar adanya semua," jelasnya.

Ifeh melanjutkan, BEM KM Unsri telah menemui pihak Rektorat untuk membahas Sriwijaya Care yang menjadi program untuk wadah aduan bagi mahasiswa dan BEM KM Unsri.

"Sampai sekarang BEM KM UNSRI sedang mengusut tuntas kasus ini," tandas dia.

Baca Juga: Seleksi PPPK Sumsel 2021 Disebut Kurang Ramah Bagi Guru Honorer

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya