MUI Palembang Minta Pemerintah Tak Distribusikan AstraZeneca

Palembang, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palembang mendorong pemerintah agar tak mendistribusikan dan menyalurkan vaksinasi AstraZeneca kepada masyarakat. Kandungan babi masih menjadi persoalan bagi MUI Palembang.
"Sebenarnya kami dari MUI terus mendorong supaya pemerintah memberi vaksin yang halal. Kalau bisa selain AstraZeneca," ujar Ketua MUI Palembang, Saim Mahardan kepada IDN Times, Selasa (23/2/2021).
1. Berharap pemerintah tak menggunakan AstraZeneca
Walau MUI sudah memperbolehkan AstraZeneca sebagai vaksin karena dalam keadaan darurat, namun MUI Palembang berharap pemerintah memikirkan pilihan lain dan menggantinya sebagai opsi terbaru.
"Ketentuan darurat kita tetap gunakan, tapi kami mengharapkan ada yang di luar (AstraZeneca) itu, jangan sampai masyarakat meragukan vaksinasi," kata dia.
Baca Juga: Wamenag: Jangan Ragu dengan Vaksin AstraZeneca, Keselamatan yang Utama
2. Vaksinasi AstraZeneca tergantung individu masing-masing
Saim menerangkan, pemilihan jenis vaksin bagi masyarakat memang menjadi pilihan utama. Namun ia mengembalikan hal itu kepada individu penerima vaksinasi.
"MUI tidak melarang, maksudnya tergantung individu masing-masing. Dari vaksinasi ini publik belajar dari ahli kesehatan, dengan BPPOM juga, termasuk hasil penelitiannya kalau ada manfaat. Kalau ikut satu suara bisa saja disebut halal," ungkapnya.
3. Dinkes Palembang belum terima kabar distribusi AstraZeneca
Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan (Kesmas Dinkes) Palembang, dr Mirza Susanty melanjutkan, distribusi pihaknya belum mendapat kabar penyaluran vaksin AstraZeneca dari pemerintah pusat.
"Belum ada, sampai terakhir kita terima (distribusi) masih sinovac. Nanti kita lihat ke depan, pasti ada info kalau masuk," tambah dia.
4. Ahli Epidemiologi Sumsel sebut keraguan AstraZeneca muncul karena tidak diuji di Indonesia
Ahli epidemiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr. Iche Andriani Liberty menambahkan, polemik kandungan AstraZeneca sudah diselesaikan sejak fatwa MUI dikeluarkan. Menurutnya, MUI merupakan acuan umat muslim untuk diikuti.
"Secara umum MUI telah mengeluarkan fatwa boleh dengan vaksin AstraZeneca. Fatwa ini diharapkan bisa mengunggah kesadaran masyarakat agar tidak takut menjalani vaksinasi. Maka baiknya umat Islam legowo demi menyelamatkan diri sendiri, keluarga, dan orang lain," jelasnya.
Namun Iche berkomentar, polemik AstraZeneca yang mengandung babi muncul karena vaksin ini tidak diuji di Indonesia. Sehingga muncul ketakutan-ketakutan yang luar biasa di masyarakat.
"Berbeda dengan vaksin sinovac yang menjalani uji sampai fase ketiga di tanah air. Inilah yang jadi polemik. Untuk itu penting peranan dari berbagai pihak, bukan hanya pemerintah saja tapi tokoh agama dan tokoh masyarakat juga," tandas dia.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Menkes Segera Distribusikan Vaksin AstraZeneca