Lahan Goa Jepang di KM 5 Palembang Dipatok Warga untuk Dijual

Goa Jepang di Palembang tak terawat karena diabaikan

Intinya Sih...

  • Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya Sumatra Selatan (AMPCB Sumsel) mengunjungi Goa Jepang di Palembang untuk mencegah penjualan lahan tersebut.
  • Pihak AMPCB Sumsel menemukan oknum warga yang mengklaim kawasan Goa Jepang sebagai tanah pribadi, meskipun seharusnya merupakan cagar budaya.
  • Kondisi Goa Jepang sangat tidak terawat dan diabaikan, tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun masyarakat sekitar.

Palembang, IDN Times - Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya Sumatra Selatan (AMPCB Sumsel) mengunjungi lokasi bersejarah Goa Jepang di Palembang. Daerah tersebut berada di belakang kawasan Pasar Tradisional KM 5.

Kunjungan tersebut dilakukan sebagai upaya menghindari tempat sejarah di Bumi Sriwijaya tak hilang. Apalagi ada dugaan Goa Jepang akan dijual oleh oknum warga Palembang dengan alasan tak terawat.

Baca Juga: Buntut Perusakan Makam PM Kesultanan Palembang, DPRD Dorong Raperda 

1. Warga klaim tanah pribadi Goa Jepang dengan patok

Lahan Goa Jepang di KM 5 Palembang Dipatok Warga untuk DijualIlustrasi media tanah (pexels.com/Lisa Fotios)

Pihak AMPCB Sumsel, Vebri Al Lintani bersama sejumlah anggota, Mang Dayat, Genta, dan Isnayanti, berkunjung ke Goa Jepang pada Minggu (9/6/2024) kemarin. Ketika berada di sana, lokasi tersebut sudah sangat tidak terawat dan diabaikan.

"Ada patok tanah (di sekitar Goa Jepang) dan menurut warga sekitar sudah di klaim warga yang bisa dijual," ujarnya, Senin (10/6/2024).

Baca Juga: Harnojoyo Ditanya Penyidik Status Pasar Cinde Sebagai Cagar Budaya

2. Kondisi Goa Jepang sudah tak terawat dan hancur

Lahan Goa Jepang di KM 5 Palembang Dipatok Warga untuk DijualGoa Jepang di Palembang (Dok. Pribadi)

Dugaan oknum warga Palembang menjual lahan tersebut karena Goa Jepang yang berada di Jalan AKBP H.Umar, atau tepat di belakang pasar KM 5 Palembang sudah dalam kondisi hancur. Ketika pihak AMPCB Sumsel mengunjungi lokasi di sana, tim cagar budaya menemukan oknum warga yang mengklaim kawasan Goa Jepang menjadi tanah pribadi.

"Menguasai tanah tidak bisa seperti itu, tapi sangat mengherankan di tanah negara seharusnya cagar budaya tetapi ada tanah pribadi, ini ada apa kira-kira," jelas dia.

3. Beberapa bangunan Goa Jepang ambruk karena tergerus waktu

Lahan Goa Jepang di KM 5 Palembang Dipatok Warga untuk Dijualilustrasi goa (unsplash.com/Mikael Kritesnson)

Vebri menceritakan, tim aliansi cagar budaya melihat Goa Jepang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahkan ketika masuk ke pintu goa, bagian dalam lokasi penuh sampah dan bau tak sedap.

"Kondisi Goa Jepang makin memperihatinkan, mestinya ada dua bangunan, tapi cuma ada satu banguan karena satunya ambruk termakan usia dan tidak terurus," timpalnya.

4. Ada lokasi ruang warga di dekat Goa Jepang

Lahan Goa Jepang di KM 5 Palembang Dipatok Warga untuk DijualLokasi Goa Jepang di Palembang (Istimewa)

Melihat kondisi Goa Jepang sangat tak terawat dan tidak terjamah pemerintah, makin menunjukkan bahwa lokasi yang bisa jadi tempat wisata itu tak mampu dibenahi dan diurus pejabat daerah hingga masyarakat sekitar.

"Kondisi Goa Jepang ini betul-betul terancam punah. Isu warga pernah ada yang menawarkan untuk dijual memang benar. Kita mencoba menelusuri, ternyata ada tiga lokasi peninggalan Jepang ini sudah jadi rumah pribadi," jelas dia.

Tiga rumah tersebut kata Vebri memiliki ciri-ciri peninggalan Jepang. Pada zamannya, rumah itu berfungsi sebagai posko atau bunker kecil. Namun ketika tim aliansi cagar budaya menelusuri daerah sekitar Goa Jepang, ternyata sudah ada bangunan menjadi milik warga. Padahal Goa Jepang sempat menjadi tanggung jawab Kodam II Sriwijaya.

Baca Juga: Palembang Darurat Cagar Budaya: Kota Tertua Tak Punya Perlindungan

Topik:

Berita Terkini Lainnya