TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Motif Anak Bunuh Ibu Kandung, Pelaku Marah Saat Kitabnya Dibakar

Pelaku meyakini justru ibunya sesat karena membaca Al-Qur'an

(Kasat Reskrim Polres Muba AKP Dwi Rio saat menggelar ungkap kasus pembunuhan ibu kandung oleh anaknya) IDN Times/Yuliani

Musi Banyuasin, IDN Times - Misbahul Munir (60) suami dari Siti Fathona (56), korban pembunuhan oleh anak kandung sendiri, tak kuasa menyembunyikan raut dukanya yang baru saja kehilangan istrinya.

Saat mengenakan kopiah putih dan baju koko, Munir masih tegar menyambut tamu yang melayat ke rumahnya. Istrinya tewas di tangan anak bungsu bernama Muksin (36) pada Selasa (28/3/2023) sekitar pukul 21.30 WIB.

Baca Juga: Pria di Muba Tikam Ibu Kandung Saat Mengaji Usai Tarawih di Masjid

Baca Juga: Mantan Kades di OKU Pungli Pembuatan Sertifikat Tanah PTSL Rp500 Ribu

1. Tidak ada keributan antara pelaku dan korban

(Korban penikaman, Siti Fathona (56) saat menerima perawatan sebelum menghembuskan nafas) IDN Times/Istimewa

Saat itu, ia dan istrinya baru saja selesai salat Tarawih di Masjid Baiturrahman, Desa Letang, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Saat menerima tamu yang melayat, Munir bercerita jika peristiwa itu begitu cepat.

Munir kaget saat mendengar teriakan dan melihat istrinya sudah bersimbah darah, sedangkan anak bungsunya itu memegang parang.

"Sebelumnya tidak ada keributan antara kami dengan dia (pelaku). Semua berjalan baik-baik saja," ujarnya.

2. Pelaku bertingkah aneh saat pulang dari pesantren

(Kepala desa Letang, Ufradi saat menunjukkan lokasi pembunuhan) IDN Times/Istimewa

Munir tak menampik jika pelaku menunjukkan tingkah aneh belakangan ini. Namun tetap saja Munir dan sang istri tidak mempersoalkan gejala tak lazim anaknya itu.

"Tak lama setelah pulang dari pesantren, dia itu sudah aneh. Kita mencoba menasihati dan kembalikan ke jalan yang benar namun masih tidak berubah," ungkapnya.

3. Polisi sempat interogasi pelaku sebelum bunuh diri

(Barang bukti parang yang digunakan pelaku pembangunan ibu kandung di Muba) IDN Times/Istimewa

Kasat Reskrim Polres Muba, AKP Dwi Rio didampingi Kapolsek Babat Supat, Iptu Widya Bhakti Dira mengatakan, pelaku diasingkan oleh keluarganya karena memiliki keyakinan yang ia dapatkan.

"Sebelum pelaku bunuh diri, kita sempat interogasi apa motifnya. Pelaku marah karena ayahnya membakar kitab suci yang menjadi kepercayaan si pelaku," ujarnya dalam press release ungkap kasus di Mapolres, Rabu (29/3/2023).

Ayah pelaku membakar kitab tersebut karena dianggap sesat. Entah kitab dan keyakinan apa yang sudah dipelajari pelaku sehingga membuat keluarga menentangnya.

"Pemicu pelaku marah karena ayahnya membakar kitab yang diyakininya tersebut. Pada saat pelaku keluar rumah, ia melihat ibunya sedang membaca Al-Qur'an di masjid. Dari sana pelaku emosi," ungkapnya.

Baca Juga: Palembang Ajukan Diri Sebagai Tuan Rumah Drawing Piala Dunia U-20

Berita Terkini Lainnya