TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Sumsel Wajib Rapid Antigen, Ini Kisaran Harganya

Padahal rapid antibodi dan antigen tak bisa menjadi patokan

Juru Bicara Gugus Tugas COVID- 19 Sumatera Selatan (Sumsel) Nur Purwoko Widodo (IDN Times/Dokumen)

Palembang, IDN Times - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Palembang, Nur Purwoko mengatakan, para penumpang dengan tujuan Pulau Jawa dan Bali diwajibkan melakukan rapid test antigen sebagai syarat bepergian menggunakan angkutan udara.

Keputusan tersebut menjadi wajib setelah keluarnya Surat Edaran (SE) Satgas COVID-19 RI nomor 3 tahun 2020.

"Rapid test antigen tersebut wajib dilakukan bagi penumpang yang ingin berpergian ke Jawa dan Bali. Termasuk yang berpergian dari Bandara SMB II Palembang ataupun pelabuhan," ungkap Nur Purwoko saat dikonfirmasi, Senin (21/12/2020).

Baca Juga: Herman Deru Ogah Bikin Aturan Pendatang Wajib Rapid Antigen

1. Perbedaan harga antigen dan antibodi

Pedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti rapid test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Rapid antigen disediakan bersamaan dengan rapid antibodi. Untuk antigen, masyarakat cukup membayar Rp200 ribu sekali tes sedangkan rapid antibodi hanya Rp85 ribu.

"Untuk tes rapid antigen dan antibodi di bandara SMB II bisa diakses di Sky Bridge LRT Sumsel menuju terminal keberangkatan," jelas dia.

2. Sumsel belum ada kebijakan antigen bagi pendatang

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) 2 Palembang. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Beberapa daerah lain di luar Pulau Jawa juga sudah memberlakukan syarat masuk bagi pendatang dengan antigen, Bangka Belitung contohnya. Melalui surat edaran Gubernur Erzaldi Rosmal, Babel meminta pendatang dan warganya melakukan pemeriksaan di pintu-pintu kedatangan maupun keberangkatan.

"Untuk Sumsel belum ada kebijakan yang mengatur soal rapid antigen bagi pendatang atau warga yang akan keluar," jelas dia.

3. Rapid tes antigen dan antibodi memiliki tingkat akurasi di bawah 50 persen

Ilustrasi Rapid Test Tim IDN Times (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara itu, Ahli Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Profesor Yuwono mengatakan, antigen dan antibodi memiliki perbedaan dari cara pengambilan sample, metode, dan tingkatan sensitivitas.

Pengambilan sampel antigen diperlukan melalui lendir di hidung, dengan mendeteksi protein virus yang berada di lapisan terluar. Hanya saja, kelemahan tes antigen dapat menghasilkan positif palsu.

Sedangkan antibodi menggunakan pengambilan sampel melalui darah dengan memeriksa antibodi untuk melawan COVID-19. Rapid antibodi memiliki kelemahan negatif palsu.

"Keduanya tidak dapat menjadi patokan, rapid tes ini memiliki tingkat akurasi di bawah 50 persen," jelas Yuwono.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Penumpang Wajib Tes Antigen

Berita Terkini Lainnya