TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Palembang Hirup Kabut Asap, BPBD: Karhutla OKI dan OI

BPBD Sumsel akui karhutla terjadi di OKI dan OI kemarin

Kabut menghiasi langit Palembang pagi ini (IDN Times/Istimewa)

Palembang, IDN Times - Kabut diikuti bau asap diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), terasa menyelimuti langit Palembang, Rabu (22/9/2021) pagi. Sekitar pukul 06.00 WIB, kabut tipis berbau hangus membuat masyarakat yang pergi bekerja menjadi terganggu.

"Baunya seperti kabut asap 2019 lalu. Asapnya tidak terlalu pekat, tapi baunya sangat mengganggu pernapasan. Baru sekitar jam 9.00 WIB kabutnya menghilang," ungkap Diko, warga Palembang, Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Dampak Hujan di Musim Kemarau Redam Potensi Karhutla di Sumsel

1. Lahan gambut dan mineral di OKI serta OI terbakar

Karhutla di wilayah Ogan Ilir (IDN Times/BPBD Sumsel)

Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel), Ansori menuturkan, ada peningkatan hotspot (Titik Panas) di wilayah Sumsel. Mulai hari ini muncul 110 titik panas yang berada di Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI), serta beberapa wilayah lain.

"Sejauh ini api kembali melahap wilayah Pedamaran OKI dan beberapa titik di OI. Kebakaran ini baru terjadi kemarin, dan sudah dilakukan proses pemadaman," ungkap Ansori.

Ia juga menuturkan, pihaknya sampai harus mengerahkan helikopter water boombing (WB) untuk memadamkan lahan yang terbakar. Kedua wilayah OI dan OKI saat ini belum masuk masa peralihan ke musim hujan.

"Semua sudah padam, proses WB untuk di OI dilakukan hingga 24 kali. Sedangkan yang di OKI mencapai 32 kali," jelas dia.

2. Pantauan radar udara Palembang belum terdampak karhutla

Kabut menghiasi langit Palembang pagi ini (IDN Times/Istimewa)

Menurut Ansori, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari tim Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengenai kabut asap yang masuk ke Palembang hari ini.

"Mungkin karena arah angin, kalau pantauan radar tidak ada cuma memang baunya saja. Mungkin asap yang bercampur embun," jelas dia.

Baca Juga: 5 Helikopter Bolak-Balik Padamkan Karhutla di Sumsel

3. BMKG jelaskan kondisi kualitas udara Palembang

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BMKG Stasiun SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan, membantah kabut asap di Palembang merupakan dampak dari karhutla. Berdasarkan alat yang memantau partikel udara Palembang menyatakan masih dalam kondisi aman.

"Mungkin karena arah angin jadi bau asapnya terasa. Kebakaran di OKI itu arah anginnya memang ke Palembang, sementara yang dari OI tidak," jelas dia.

Berdasarkan informasi partikular meter (PM2,5) BMKG, kandungan partikel udara di Palembang pada pukul 07.00 WIB berada di kisaran angka 58,50 mikrogram per meter kubik, atau kondisi udara sedang. Lalu, kandungan partikel udara berangsur menurun pada pukul 10.00 WIB di kisaran 44,70 mikrogram per meter kubik.

"Yang muncul di pagi hari ini itu Fog atau partikel basah biasa, kita sebut kabut. Pada masa transisi di musim kemarau pun bisa terjadi. Kabut itu karena adanya afeksi masa udara yang hangat dan permukaan tanah yang dingin menyebabkan kondensasi," jelas dia.

Baca Juga: Sumsel Diminta Mewaspadai Potensi Karhutla Beberapa Hari ke Depan

Berita Terkini Lainnya