TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Baturaja Gantung Diri di Depan Bayi Kembarnya Berusia 3 Bulan

Korban ditemukan oleh anak keduanya berusia tiga tahun

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Palembang, IDN Times - Seorang ibu rumah tanggal berinisial MA (26) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Jalan Tito Film Gang Bakti Asih RT 04 RW 05, Kelurahan Kemelak Bindung Langit, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Korban tewas gantung diri di depan bayi kembarnya berusia tiga bulan. Korban pun ditemukan pertama kali oleh anak keduanya berinisial AW (3). Kasus bunuh diri ini diduga dipicu himpitan ekonomi dan beban hidup. 

"Korban pertama kali ditemukan oleh anaknya di dalam rumah dengan kondisi sudah tergantung di ruang tengah. Anak korban mengetahui ibunya gantung diri setelah mengintip dari luar rumah," ungkap Kasi Humas Polres OKU, AKP Syafaruddin, Kamis (11/8/2022).

Baca Juga: Malu Hamil Kedua Kali Picu Mahasiswi di Palembang Gantung Diri

Baca Juga: Ternyata Masalah Ekonomi Sebabkan Pria di Palembang Bunuh Diri Live

1. Korban sempat tulis status di WhatsApp

ilustrasi bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelum bunuh diri, MA sempat menuliskan pesan di status WhatsApp bertuliskan 'sare' atau susah. Awalnya sekitar pukul 14.30 WIB, korban meminta anak sulung AN (7) dan anak keduanya pergi bermain. Ia pun lantas menutup pintu rumah.

Berselang beberapa saat, anak kedua korban mengetuk rumah untuk masuk. Karena tak ada sahutan dari dalam, AW mengintip lewat celah dinding rumah yang terbuat dari papan.

"Anak korban melaporkan kejadian itu kepada warga sekitar dengan harapan ibunya masih dapat ditolong," ujar dia.

2. Korban masih sempat menjemput anaknya dari sekolah

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Tetangga yang mengetahui korban sudah meninggal dunia, kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Baturaja Timur. Melalui bantuan tim Reskrim, tubuh korban diturunkan dan dibawa ke RSUD Ibnu Sutowo Baturaja.

Dari keterangan para tetangga, korban sempat terlihat siang hari menjemput anak sulungnya pulang sekolah. Warga sama sekali tak curiga dengan kondisi psikologis korban.

"Korban menggunakan kain untuk menggantungkan dirinya di kusen rumah," jelas dia.

3. Keluarga korban mengalami kesulitan hidup

Ilustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari hasil pemeriksaan saksi dan tetangga korban, korban MA sering mengeluh masalah beban hidup. Suaminya yang pengangguran dan korban tak bekerja karena memiliki anak kecil. Sang suami berinisial JA diketahui sedang tak di rumah karena mencari pekerjaan.

"Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi keluarga korban sering tidak mencukupi. Untuk beras saja mereka tidak punya. Korban juga sempat cerita ke tetangga mau menjahit tas milik anaknya namun tidak memiliki uang," tutup dia.

Baca Juga: Kepala UPTB Samsat Banyuasin I Ditemukan Tewas Gantung Diri

Berita Terkini Lainnya