Petani Karet Sumsel Pasrah, Harga di Pengepul Terjun Bebas
Harga karet 100 persen alami penjualan terendah tahun 2020
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Para petani karet di Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluh sejak merebak COVID-19 menjadi pandemik. Salah satu komoditi unggulan Sumsel ini ikut terdampak, harga jual karet di tingkat pengepul sudah terjun bebas.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) dari Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengamini kondisi tersebut. Padahal dari luas lahan perkebunan karet Sumsel yang mencapai 1.307.011 hektare, 95 persen di antaranya dikelola rakyat.
"Harga di tingkat pengepul sudah ada yang menyentuh harga Rp3.000 sampai Rp 3.500 per kilogram, terpaksa dilepas untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujar Rudi Arpian, Rabu (29/4).
Baca Juga: Harga Karet Murah, Petani Lesu dan Pabrik di Sumsel Setop Operasi
1. Ekspor karet ke Tiongkok ditunda sejak COVID-19
Arpian menjelaskan, beberapa pabrik karet di sejumlah wilayah di Sumatera seperti, Bengkulu, Jambi dan Sumbar, telah tutup sejak sebulan terakhir. Ekspor karet ke Tiongkok yang biasanya menjadi serapan terbesar pun ditunda sejak COVID-19.
"Sedang terjadi penundaan ekspor lantaran pabrik ban dan industri strategis lainnya yang memanfaatkan crumb rubber berhenti sementara," ungkap dia.
Kondisi ini menurut Arpian akan berdampak pada ekonomi masyarakat Sumsel, yang banyak bergantung pada hasil dan pengelohan karet.
Dari data P2HP Dinas Perkebunan Sumsel, harga karet kering 100 persen hingga hari ini mengalami penjualan terendah di tahun 2020 dengan harga Rp12.636. Sedangkan untuk harga tertinggi pernah terjadi di awal tahun pada 8 Januari 2020 lalu, yakni di harga Rp17.727.
"Apabila pabrik berhenti membeli karet petani, dampak sosial ekonominya sangat memberatkan masyarakat," beber dia.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, Harga Karet Sumsel Turun dan Tiga Pabrik Tutup