TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Modus Dosen Unsri Terduga Pelecehan Seksual, Tawarkan Kemudahan Skripsi

Terlapor suka umbar ukuran kelamin dan berbicara cabul

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Palembang, IDN Times - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sriwijaya (Unsri) mengatakan, kasus pelecehan seksual secara fisik dan verbal di kampus bagai fenomena gunung es. Banyak korban lain yang akan melapor dalam waktu dekat.

Hingga saat ini tiga kasus terbaru, semuanya sudah melapor ke Mapolda Sumsel. Para korban berinisial F dan C. Sang Dosen berinisial R disinyalir menawarkan kemudahan-kemudahan skripsi kepada para calon korban, dengan mengajak yang bersangkutan untuk berhubungan badan.

"Modusnya melalui obrolan dalam pembuatan skripsi, hingga berkaitan dengan orientasi seks. Dalam obrolan itu, pelaku memancing obrolan yang menjurus ke seks," ungkap Ketua Satgas BEM Unsri, Rahmat Riady, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Geram, Sebut Siap Dukung Korban Pelecehan di Unsri

1. Terlapor diduga suka ajak chat cabul mahasiswi

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kedua korban mengaku telah dilecehkan secara verbal pada September 2021 lalu oleh terlapor R. Bahkan, terlapor kerap menanyakan hal berbau tindakan tak senonoh kepada para korbannya.

"Paling parah bertanya tentang keperawanan hingga mengungkap organ vital pelaku, kemaluannya seberapa panjang dan lain-lain," beber dia.

2. Terlapor juga kerap ajak korban video call

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Para korban yang tak tahan akhirnya melapor ke posko pengaduan pelecehan yang dibuat oleh BEM. Menurutnya, saat dilecehkan, para korban terpaksa harus menanggapi dingin chat mesum pelaku lantaran harus melakukan bimbingan.

"Tapi lebih banyak tak ditanggapi. Pernah juga video call malam-malam, tapi tidak diangkat," jelas dia.

Ketika ajakan terlapor tak ditanggapi oleh para korban, maka terlapor akan buru-buru menghapus chat mesumnya. Kejadian ini seolah berulang ke mahasiswi lainnya.

"Ada tiga nama korban baru lagi yang akan melapor, tapi belum kita laporkan masih dalam bentuk penyidikan versi BEM. Laporan dari korban baru ini bisa jadi penguat bahwa pelaku adalah predator. Ancamannya juga sama, soal skripsi," jelas dia.

3. Banyak korban tidak mau bersuara

Ilustrasi pemerkosaan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihak BEM terus membuka unit pelaporan bagi mahasiswi yang pernah dilecehkan oleh tenaga pendidikan Unsri. Pihaknya mengaku siap mengawal agar korban mendapatkan keadilan.

"Kita juga masih traking siapa lagi korban yang mau memgadu. Sebenarnya jika mau mengadu, masih banyak korbannya, hanya saja tidak speak up. Kita masih lakukan pendalaman," tutup dia.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Tak Habis Pikir Intelektual Unsri Berlaku Amoral  

Berita Terkini Lainnya