LRT Palembang Hanya Terisi 30 Persen Akibat Pandemik COVID-19
Subsidi LRT dari pemerintah pusat menurun jadi Rp66 miliar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, Amanna Gappa mengungkapkan, pandemik COVID-19 berdampak pada keterisian Light Rail Transit (LRT) yang mengalami penurunan. Dari kapasitas kereta hingga 400 penumpang, sekitar 30 persen baru terisi atau hanya sekitar 120 orang per hari.
"Penurunan jumlah penumpang terjadi karena menurunnya mobilitas masyarakat selama pandemik, serta aturan jaga jarak dalam kereta," ungkap Amanna, Senin (19/4/2021).
Baca Juga: LRT Palembang Tambah Jam Opersional Setelah 9 Bulan Pandemik COVID-19
1. Tarif LRT terbantu subsidi transportasi perintis
Menurutnya sejak pandemik, pemerintah mulai menyesuaikan aturan baru bagi masyarakat yang akan bepergian dengan LRT. Jika sebelumnya keterisian mencapai 100 persen, maka pihaknya mengurangi kapasitas penumpang menjadi 80 persen.
Kondisi ini juga berimbas pada turunnya nilai subsidi perintis dari yang sebelumnya Rp180 miliar menjadi Rp114 miliar per tahun. Menurutnya lagi, subsidi ini membantu pihaknya menjaga harga tarif LRT agar tidak naik dan biaya operasional.
"Tarif LRT Sumsel paling murah, makanya kami imbau masyarakat untuk naik LRT. Untuk tarif perjalanan Rp10.000 untuk stasiun bandara, dan Rp5.000 untuk stasiun selain bandara. Stasiun bandara menunjang keterisian LRT," ungkap dia.
Baca Juga: Penumpang LRT Palembang Mulai Naik, KAI Tambah Jumlah Perjalanan