TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Pembunuhan ASN di OKI Dipicu Ekonomi dan Hubungan Spesial

Para pelaku diketahui masih berstatus anak di bawah umur

Polres OKI melakukan ungkap kasus pembunuhan ASN di OKI (Dok: istimewa)

Ogan Komering Ilir, IDN Times - Pelaku pembunuhan laki-laki paruh bayah bernama MI (56) di rumahnya di Desa Kijang Uku, Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (14/2/2023) akhirnya terungkap.

Korban merupakan seorang guru Sekolah Dasar (SD) berstatus Aparatur Sipil Negara atau ASN. Usai dilakukan pengembangan, polisi menangkap tiga orang pelaku pembunuhan disertai pencurian yang merupakan anak di bawah umur.

"Korban ditemukan tewas di toilet rumahnya. Saat ditemukan, korban terikat tali dengan mulut dibekap, dan kondisi luka di leher serta perut sebelah kiri karena ditusuk menggunakan sajam. Tak hanya itu saja, korban juga mengalami patah tangan," ungkap Kapolres OKI, AKBP Dili Yanto, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga: Imam Musala Ditemukan Tewas Diduga Dihabisi Anak Kandung

Baca Juga: Keponakan Kades Tewas Ditikam, 2 Warga Desa Nyaris Bentrok

1. Tersangka merupakan anak di bawah umur

Ilustrasi garis polisi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Polres OKI berhasil menangkap ketiga tersangka yakni RK (17), AS (17) dan LI (15). Ketiga pelaku ditangkap di tempat berbeda. Polisi lebih dulu menangkap tersangka RK dan melakukan pengembangan terhadap dua tersangka lain.

"Pembunuhan ini telah direncanakan oleh para tersangka untuk menguasai harta benda korban," ungkap dia.

2. Polisi ungkap motif pembunuhan

Ilustrasi korban pembunuhan (IDN Times/Sukma Shakti)

Kasatreskrim Polres OKI, AKP Jatrat Tunggal mengatakan, ketiga tersangka merupakan warga Rantau Panjang, Kabupaten Ogan Ilir (OI). Pembunuhan tersebut dilatarbelakangi permasalahan ekonomi dan hubungan spesial.

"Motifnya ekonomi, memanfaatkan hubungan dalam tanda petik spesial antara korban dan tersangka," ujar Jatrat.

Tersangka RK merasa jika perhatian dan materi yang diberikan oleh korban mulai berkurang, apalagi sejak mengenal kedua rekannya LI dan AS. Tersangka RK lantas menyusun rencana mengajak kedua rekannya itu untuk membunuh korban agar bisa mengambil barang berharga.

"RK tidak cemburu, hanya merasa uang yang diberikan korban berkurang karena berbagi dengan kedua rekannya. Hubungan terlarang korban dan tersangka dibangun memanfaatkan faktor ekonomi ketiga tersangka," jelas dia.

Baca Juga: Pelajar SMK Palembang Bunuh Teman di Ruang Kelas karena Kasus Bully

Berita Terkini Lainnya