Intensitas Hujan Meningkat, Sumsel Waspadai Dataran Rendah dan Tinggi
BPBD fokus karhutla, banjir dan longsor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Sumsel dari Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Nuga Putrantijo menuturkan, prakiraan awal musim hujan telah terjadi pada dasarian 1 atau 2 Oktober 2020 kemarin.
Puncak musim hujan akan terjadi pada Desember 2020, Januari dan Maret 2021. Kondisi ini berdampak terhadap kerawanan bencana di wilayah dataran tinggi maupun rendah.
"Wilayah dataran rendah seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) harus menjadi perhatian karena bisa terjadi banjir. Sedangkan wilayah dataran tinggi di Sumsel bagian tengah, barat dan selatan, waspada pada kelabilan tanah yang berakibat longsor," ungkap Nuga, dalam diskusi virtual, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga: Pemprov Sumsel Sulap Sawah Rawa Jadi Kantor Terpadu Baru
1. La Nina diperkirakan berlangsung hingga April 2021
Intensitas hujan yang tinggi disebabkan oleh fenomena La Nina yang berada di Samudra Pasifik, dan menyebabkan curah hujan di Indonesia khususnya Sumsel terjadi peningkatan.
Dari monitoring BMKG terhadap hari tanpa hujan pada dasarian pertama, menunjukkan bahwa seluruh daerah di Sumsel telah terjadi hujan dengan kriteria pendek.
"La Nina artinya seluruh uap air jadi tinggi, dan curah hujan juga lebih tinggi dari normalnya. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga April 2021," jelas dia.
Baca Juga: Dua Kabupaten di Sumsel Diterjang Banjir Bandang dan Longsor