TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog Unsri Sesalkan Sikap Penumpang Banting Alat Antigen

Hasil antigen berbeda bisa karena dua hal. Baca lengkapnya

dr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Palembang, IDN Times - Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Dr Iche Andriyani Liberty, menyesalkan sikap calon penumpang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II yang membanting alat antigen karena kesal hasil antigen berbeda.

Menurut Iche, tidak ada yang tahu apakah penumpang itu benar-benar negatif atau justru positif COVID-19. Meski hasil pemeriksaan kedua di fasilitas kesehatan (faskes) menyatakan pria tersebut negatif.

"Cara penumpang membanting limbah antigen berbahaya. Kalau benar-benar positif itu sangat bahaya. Penumpang dalam hal ini masyarakat perlu diedukasi. Jika hasilnya positif harus disampaikan untuk melakukan tes lanjutan Polymarese Chain Reaction (PCR)," ungkap Iche, Senin (31/5/2021).

Baca Juga: Salah Input Hasil Antigen, Petugas Farmalab SMB 2 Dinonaktifkan

1. Cara pengambilan sampel berpengaruh terhadap hasil antigen

Ilustrasi petugas medis melakukan rapid tes antigen COVID-19 (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurutnya, mengetahui hasil dari Farmalab yang salah atau benar harus dilakukan investigasi secara menyeluruh. Pasalnya, penumpang itu melakukan tes ulang untuk membantah hasil yang dikeluarkan Farmalab.

Iche menilai, ada dua kemungkinan hasil antigen dapat berbeda. Pertama, apakah pengambilan sampel benar dan tepat oleh petugas terlatih. Lalu kedua, bagaimana dengan merek antigen yang digunakan Farmalab dan tempat lain.

"Cara pengambilan sampel atau spesimen berbeda yang dapat membuat hasil antigen berbeda. Lalu untuk merek juga berpengaruh, meskipun tidak besar pengaruhnya," jelas dia.

2. Positif antigen tergolong suspect

Proses Rapid tes antigen di Bandara SMB II Palembang (IDN Times/Istimewa)

Dengan permasalahan ini, diperlukan upaya investigasi lanjutan untuk mencari kecocokan data yang tepat. Dari situ diharapkan dapat menjawab tes yang bermasalah. Namun untuk memastikan pemeriksaan lebih lanjut, hanya PCR yang dapat menjadi patokan sebagai gold standart.

"Secara keseluruhan antigen itu akurat, karena apabila dia positif antigen sudah tergolong suspect. Namun harusnya penumpang itu disarankan PCR, bukan malah tes antigen lagi," jelas dia.

Baca Juga: Viral Hasil Antigen Berbeda, Bandara SMB II Akui Kesalahan Sistem  

Berita Terkini Lainnya