TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BKSDA Sumsel Lepas 6 Siamang ke SM Isau-Isau Lahat

Siamang ini sempat jalani habituasi di Babel dan Palembang

Siamang serahan warga Sumsel akan dilepas di habitat aslinya (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Enam primata Owa Siamang atau Symphalangus syndactylus asal Sumatra Selatan (Sumsel), diserahkan oleh warga untuk dilepasliarkan ke alam bebas. Primata endemik pulau Sumatra itu tengah menjalani masa karantina sementara waktu di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, sebelum dibawa ke habitat aslinya.

"Siamang ini diserahkan warga yang sebelumnya pernah memelihara. Mereka melepas karena tidak sanggup lagi merawatnya. Kini mereka akan dilepas di alam. Sedangkan usia siamang bervariasi, mulai dari 1,5 hingga lima tahun," ungkap Kepala Resort Palembang dari BKSDA Sumsel, M Ardiansyah, Senin (16/11/2020).

Baca Juga: Susi: 5 Tahun Lalu Jokowi Peduli Laut, Sekarang Dilepas Begitu Saja

1. Status siamang terancam punah karena sering diburu

Siamang akan di lepas di SM Isau-Isau Lahat (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Ardiansyah, keenam primata yang terancam punah tersebut akan dilepas di Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau, Kabupaten Lahat. Wilayah Lahat yang merupakan perbukitan dan hutan dianggap sebagai wilayah yang tepat bagi siamang untuk hidup.

"Habitat Siamang ini memang ada di Lahat dan Pagar Alam, mereka tinggal di dataran tinggi," jelas dia.

Siamang menjadi primata yang mulai terancam punah karena populasinya di alam bebas mulai berkurang. Penurunan populasi siamang disebabkan perburuan untuk menjual anak siamang.

"Anak-anak siamang ini sering diburu dan diperjualbelikan. Statusnya dilindungi tetapi masih saja ada yang memburu," jelas dia prihatin.

2. Siamang jalani habituasi di Bangka dan Palembang

Pemberian makan terhadap siamang Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

BKSDA masih melakukan karantina atau habituasi. Proses ini dilakukan untuk mengembalikan sifat liar hewan tersebut selama dua minggu. Beberapa tahapan pun dilakukan, seperti memberi makanan hutan yang biasa dikonsumsi oleh Siamang. Lalu, pengecekan kesehatan dan survei lokasi habitat serta pembatasan interaksi dengan manusia.

"Sebelum habituasi di Palembang, enam ekor siamang ini sudah menjalani proses tersebut di Bangka. Tinggal menunggu waktu untuk dilepaskan karena prosesnya sudah selesai," jelas dia.

Baca Juga: Bantah Ada Harimau di Musi Rawas, BKSDA Sumsel: Itu Jejak Tapir!

Berita Terkini Lainnya