TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bicara tentang Pemadaman Api Karhutla di Sumsel, Ini Kata Alex Noerdin

Sinergi Early Warning System bencana lingkungan

IDN Times/Rangga Erfizal

Palembang, IDN Times -Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Alex Noerdin menyatakan, luasnya wilayah lahan gambut yang dimiliki Sumatera Selatan (Sumsel), membuat pengawasan akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) butuh penanganan yang ekstra lebih. 

"Kuncinya pada pengawasan dan pembinaan terus menerus. Tidak boleh ada jeda dan hentinya. Belum terjadi kebakaran, bukan berarti pengawasan terhadap karhutla berhenti," ungkap Alex, saat berbicara pada Sinergi Peran Laboratorium dalam rangka mendukung Early Warning System Bencana Lingkungan, di Palembang, Kamis (24/10).

1. Sekat-sekat administrasi dalam karhutla harus dilupakan untuk menciptakan aksi cepat tanggap

IDN Times/Rangga Erfizal

Mantan Gubernur Sumsel dua periode itu mengungkapkan, penanganan karhutla yang terencana akan memudahkan penanganan karhutla. Berkaca pada tiga tahun terakhir, Alex mengklaim, penanganan karhutla sudah dilakukan terencana melalui mekanisme pengawasan dan kontrol yang ketat.

Penanganan berbasis eco region, sambungnya, menjadi satu hal yang harus diperhatikan dalam penanganan karhutla. Karena, sekat-sekat administrasi dalam karhutla harus dilupakan untuk menciptakan aksi cepat tanggap.

"Eco region itu tidak sebatas administarasi. Gambut yang terbakar di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir memiliki satu kesatuan, begitu juga di Muba dan Jambi. Sehingga water bombing dan tim pemadaman juga dapat bekerja lebih cepat. Tindakan yang diambil juga harus komprehensif terpadu dan terarah, dengan direncanakan dengan baik. Tidak bisa terjadi kebakaran di sini baru kirim water bombing ke situ," ungkap dia.

Baca Juga: Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan Gubernur

2. Masyarakat desa peduli api harus diberdayakan, mengingat mahalnya operasional water bombing

IDN/Istimewa

Alex menjelaskan, fungsi dan tugas tim water bombing dan tim darat sangat diperlukan dalam pemadaman karhutla. Namun, bila kebakaran terjadi di tengah-tengah, maka tim darat akan sulit mendekat dan hanya water bombing yang dapat beroperasi. Hal itu kadang membuat api justru membesar.

"Patroli udara itu sangat mahal. Makanya kita bentuk masyarakat desa peduli api dengan leader desa. Sudah kita petakan ada 76 desa rawan kebakaran di Sumsel. Pencegahan dini harus dilakukan, kita punya alatnya, tetapi kalau SDM nya juga harus dilatih. Badan Restorasi Gambut (BRG) memiliki peran bagus, tetapi gambut yang sudah terbakar akan sulit dipadamkan," jelas Alex.

Berita Terkini Lainnya