Berkah Warga Cengal, Mendulang Emas dari Tanah Konsesi Lahan Gambut
Lokasi penggalian berada di areal PT Samora Usaha Jaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kayuagung, IDN Times -Emas selalu menjadi daya tarik yang sangat kuat. Karena logam mulia itulah, menjadi alasan bagi masyarakat untuk berjibaku mengeduk tanah lahan gambut Desa Muara Pelimbangan, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).
Dengan hanya menggunakan ember dan baskom plastik, warga terus mengeruk dan mengambil tanah, lalu ditempatkan di wadah yang mereka bawa tadi kemudian membersihkannya di kanal yang tak jauh dari tempat pencarian emas tersebut.
Walau lahan itu merupakan tanah konsesi perusahaan perkebunan sawit, namun warga seolah tak peduli dan terus mencari dan mencari emas. Besarnya rupiah yang didapat masyarakat dari penggalian tanah untuk berburu emas dan benda lainnya di lahan tersebut, membuat mereka rela mengubah profesi yang sebelumnya merupakan nelayan dan petani karet.
Apalagi, aktivitas yang telah dilakukan warga sejak tahun 2016 lalu itu, juga melihat semua anggota keluarga. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua.
"Dulunya saya petani karet, karena tidak mencukupi untuk hidup, mending saya mencari emas. Karena hasil dari mencari emas atau manik-manik selama satu minggu, bisa mencapai Rp1 juta. Saya sudah mulai mencarinya sejak tahun 2016, sejak itu rutin mencari emas ini dari berbagai lokasi, hingga ke Bangka," ujar warga Cengal, Kori (40), saat bertemu di lokasi pemburuan harta karun, Selasa (8/10).
1. Ada beberapa desa di Kecamatan Cengal yang menjadi lokasi perburuan emas
Dari cerita Kori, sama seperti warga lainnya, mereka mencari 'harta karun' itu secara sendiri-sendiri dan hanya bermodalkan ember. Proses pencarian emas itu dilakukan dengan cara melimbang, atau mendaur tanah gambut ke air. Setelah itu baru bisa dilihat apakah ada benda berharga yang didapat atau tidak.
"Prosesnya pencariannya, tanah di masukan ke dalam ember lalu di kocok hingga hancur, dan dibuang sampai habis tanahnya. Dalam pencarian kadang ada bekas tiang-tiang rumah, pecahan guci, manik-manik atau emas," ungkap dia.
Selain di Desa Muara Pelimbangan, Kori mengatakan, mereka juga mencari benda berharga di lahan gambut ini di wilayah Desa Sungai Jeruju. Jarak dari Desa Muara Pelimbangan menuju Desa Sungai Jeruju bisa ditempuh dengan jalan darat selama dua jam. "Karena lokasinya jauh, biasanya warga mendirikan tenda-tenda," kata dia.
Kori menuturkan, sebenarnya pencarian benda-benda berharga dan emas di lahan gambut wilayah Desa Muara Pelimbangan ini, baru terjadi pada lima hari terakhir. Penemuan lokasi baru ini, ketika pihak perusahaan perkebunan sawit melakukan penggalian kanal dengan menggunakan ekskavator.
"Dari situlah ditemukan benda-benda seperti pecahan guci. Informasinya langsung menyebar, dan kita menilai lokasi penemuan guci itu menjadi pertanda ada harta karun tersembunyi di daerah tersebut. Penemuan guci juga pernah terjadi di Sungai Serdang, Sungai Jeruju, Simpang 3 Sakti Sungai Klesik, SP 3 Sungai Pasir. Rata-rata ada penemuan guci," tutur dia.
Dari setiap pencarian, Kori mengaku bisa mendapatkan 1 gram emas dalam berbagai bentuk dan motif. Semua benda-benda berupa emas yang didapatnya itu, dijualnya ke penampung emas dari Kota Palembang. Soal harga, ungkap Kori, disesuaikan dengan harga emas yang di jual di pasaran. Kalau untuk manik-manik, dijual dengan harga beragam.
"Pernah mendapat 1 gram dan itu dihargai Rp500.000. Untuk harga manik-manik beragam, yang paling mahal warna orange Rp4 juta per gram, manik-manik lain juga per-ons dihargai Rp500.000 hingga Rp600.000," jelas dia.
Baca Juga: Ini Respons Gubernur Sumsel, Adanya Penemuan 'Harta Karun' di Cengal
Baca Juga: Heboh, Ratusan Warga Berburu Harta Karun di Area Bekas Lahan Terbakar