TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ahli Mikrobiologi Unsri Beberkan Penyebab Kasus COVID-19 Melonjak

Salah satunya pasien gejala ringan namun dikategorikan OTG

Ilustrasi pemeriksaan rapid tes antigen (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Direktur Rumah Sakit Pusri Palembang sekaligus Ahli Mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Profesor Yuwono mengatakan, dirinya punya penilaian mengenai perkembangan kasus COVID-19 yang sudah tersebar hampir 10 bulan di Sumatra Selatan (Sumsel).

Menurutnya, virus tersebut lebih cepat menyebar dari pasien bergejala ringan bukan orang tanpa gejala (OTG). Ia mencatat, banyak pasien bergejala ringan namun dikategorikan OTG. Sehingga tidak ada pengawasan yang membuat sebaran virus lebih cepat menulari orang di sekitarnya.

"Ternyata OTG yang dimaksud selama ini tidak murni. Jadi banyak yang melapor tanpa gejala, tapi 1-2 hari sebelumnya sudah punya gejala. Meski ringan, kalau bergejala tetap menular," ungkap Yuwono kepada IDN Times, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga: Persatuan Perawat Sumsel Minta Jaminan Vaksin Aman dan Halal

1. Perbedaan penularan OTG dan gejala ringan

Petugas medis di pintu tol Kayuagung (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yuwono menjelaskan, apa yang disebutnya OTG murni dan gejala ringan bukan asal teori. Ia melihat perkembangan virus di tempatnya bekerja melalui pengamatan dan analisis. Beberapa pasien yang terpapar OTG murni, tidak akan menulari keluarganya meski bercampur di dalam rumah. Sedangkan orang yang bergejala meski ringan, berisiko besar menyebarkan virus.

"Yang benar-benar OTG memang tidak menularkan. Tapi yang ada gejala sedikit saja seperti lesu, itu ternyata menularkan keluarganya. Jadi yang bergejala ringan ini yang harus diisolasi khusus," tutur dia.

Baca Juga: Dinkes Data 205 Vaksinator dari Puskesmas di Palembang

2. Kasus OTG lama sembuh disebut keanehan

Pedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti rapid test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Selain itu, ada keterlambatan pengumuman hasil PCR baik yang sembuh maupun yang sakit. Kondisi tersebut menyebabkan munculnya data positif lebih banyak dari pada sembuh. Dalam sehari, mereka yang sembuh tidak mencapai 80 orang.

Untuk di Sumsel hingga Selasa (5/1/2021), jumlah pasien positif mencapai 12.118 orang, dengan kasus sembuh 9.900 orang. Lalu mereka yang dirawat di fasilitas kesehatan mencapai 571 orang dan isolasi mandiri 1.027 orang.

"Dalam sehari yang sembuh tidak mencapai 80 orang, hal ini aneh jika melihat data. Padahal dikatakan OTG dan isolasi mandiri banyak. Seharusnya yang OTG dalam 10 hari sudah sembuh, dengan data 1.000 lebih isolasi mandiri harusnya dalam satu hari sembuh ada 100 orang," jelas dia.

Baca Juga: Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah Alasan

Berita Terkini Lainnya