TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Pekan PPKM Mikro di Palembang, Positif COVID-19 Justru Meningkat

Tidak ada perbaikan kasus COVID-19 sejak pemberlakuan

Ilustrasi PPKM (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) telah melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di tujuh kabupaten dan kota selama dua pekan. Namun selama itu pula, kasus positif COVID-19 makin meningkat. Menirit Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), angkat kematian di Sumsel juga semakin tinggi.

"Angka kematian setelah PPKM malah lebih tinggi dibanding sebelum penerapan PPKM berbasis mikro. Angka kematian bahkan mencapai 4,80 persen lebih tinggi dari sebelum PPKM, yakni, 4,75 persen atau di atas nasional 2,7 persen," ungkap Epidemiolog Unsri, Dr Iche Andriyani Liberty, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: 5 Sekolah di Palembang Gelar Simulasi Belajar Tatap Muka

1. Indikator kasus COVID-19 di Sumsel tinggi

Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Tak hanya angka kematian, Iche juga mengungkapkan angka positivity rate kasus COVID-19 di Sumsel turut meningkat. Dirinya mencatat tingginya angka positif dari sebelum PPKM mencapai 28,61 persen, kini menjadi 29,49 persen. Angka ini jauh jika dibandingkan standar organisasi kesehatan dunia atau WHO di angka lima persen.

"Lalu indikator lain, tingkat kesembuhan Sumsel masih 89,19 persen atau di bawah angka nasional sebesar 90,8 persen. Lalu tingkat keterisian rumah sakit meningkat mencapai 51 persen atau lebih tinggi dibanding sebelum PPKM yakni 30 persen," jelas dia.

2. Implementasi PPKM Mikro di Sumsel rendah

Dr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Menurut Iche, selama dua pekan PPKM Mikro seharusnya menjadi perhatian bagi kepala daerah. Namun hal ini menandakan kondisi PPKM di Sumsel tidak berjalan secara maksimal. Padahal menurut Iche, konsep PPKM berbasis mikro sudah sangat baik dengan melakukan tracing, treatment, dan testing secara masif.

"Untuk di Sumsel kenapa tidak maksimal, karena implementasinya kurang," ujar dia.

Baca Juga: Polda Sumsel Bikin 39 Pos Larangan Mudik di Perbatasan Mulai 6 Mei

Berita Terkini Lainnya