Selama Pandemik COVID-19, Vitamin & Kontrasepsi Sumbang Inflasi Sumsel
Kenakan harga barang selama April sebesar 2,54 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (BPS Sumsel) merilis inflasi atau kenaikan harga barang pada April lalu mencapai 2,54 persen. Peningkatan konsumsi kelompok kesehatan juga turut menyumbang inflasi hingga 0,08 persen, seperti vitamin dan alat kontrasepsi.
"Tercatat ada empat indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami inflasi. Sisanya, tiga kelompok deflasi dan empat lainnya tidak mengalami perubahan indeks harga. Sedangkan salah satu kelompok yang memengaruhi inflasi bulan April di tengah pandemik COVID-19, kesehatan terutama vitamin dan alat kontrasepsi atau KB," kata Endang Tri Wahyuningsih, Kepala BPS Sumsel, Minggu (10/5).
Baca Juga: Bandara SMB II Dibuka, Batik Air Layani 57 Penumpang Rute Jakarta
Baca Juga: [Lipsus] Mengungkap Transparansi Data Penerima Bansos Palembang
1. Selain alat kontrasepsi, kelompok penyedia makan turut pengaruhi inflasi Sumsel
Endang menerangkan, rincian kelompok penyumbang inflasi pada April 2020 pertama berasal dari perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan komoditas seperti sabun detergen bubuk maupun cair.
"Menyusul alat kontrasepsi, ada penyedia makanan dan minuman meliputi bahan pangan sayur olahan dan restoran. Serta terakhir dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, antara lain emas dan perhiasan yang naik harganya," terang dia.
Baca Juga: Efek pandemik COVID-19, Seluruh Moda Tranportasi di Sumsel Anjlok
Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan