[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan

Dinsos Palembang mendata warga miskin baru

Palembang, IDN Times – Setelah mengepung wilayah Asia Tenggara, virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) akhirnya menjangkiti Indonesia. Dua orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona sejak 2 Maret 2020.

Pengumuman kasus virus corona pertama disampaikan langsung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di Istana Merdeka, Jakarta.

Sedangkan di Sumatera Selatan (Sumsel) kasus COVID-19 pertama diumumkan langsung oleh Gubernur Sumsel, Herman Deru, usai rapat terbatas bersama Gugus Tugas Daerah Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, pada 24 Maret 2020.

Saat itu, Herman Deru mengumumkan pasien positif 01 dan 02 yang meninggal beberapa hari sebelumnya sudah terkonfirmasi terjangkit COVID-19.

Berikut perkembangan pandemi COVID-19 di Sumsel: 

22 Mei 2020: ODP dan OTG Tambah Banyak

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanWisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) dijadikan sebagai Rumah Sehat untuk Orang Dalam Pemantauan atau ODP. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Sumsel menyoroti kasus orang dalam pantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) yang terus bertambah, dan mendominasi sebaran kasus COVID-19 di Sumsel. Mereka masuk dalam daftar setelah dilakukan tracing dari pasien positif.

Sumsel mencatat jumlah ODP sebanyak 5.634 orang dan OTG 2.895 orang. Catatan kasus positif di Sumsel didominasi oleh klaster keluarga dan tenaga medis. Hari ini saja, kembali ditemukan 19 pasien positif baru sehingga total ada 693 orang yang sudah terinfeksi. Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Sumsel, Yusri, sebaran kasus positif telah terjadi di 6 Kabupaten dan kota.

"Penambahan di Palembang ada delapan orang, Ogan Komering Ulu (OKU) enam orang, Lubuk Linggau dua orang, Musi Banyuasin (Muba) satu orang, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) satu orang dan Lahat satu orang. Seluruh pasien itu merupakan kasus transmisi lokal," jelas Yusri.

Catatan kasus sembuh pun hari ini bertambah 17 orang, dan total pasien sembuh meningkat menjadi 95 orang. Rinciannya adalah sembilan orang dari kota Palembang, lima orang dari Muara Enim, kota Prabumulih dan Ogan Ilir masing-masing satu orang. Terdapat juga satu orang yang berasa dari luar Sumsel.

"Kasus meninggal dunia bertambah satu orang, yakni warga Palembang. Pasien meninggal sudah dimakamkan hari ini di TPU khusus pemakaman COVID-19 Gandus," tegas dia. 

Baca Juga: Sebaran COVID-19 di Sumsel Mulai Sulit Dilacak, Warga Diminta Waspada

21 Mei 2020: Gugus tugas Sumsel akui ada pasien COVID-19 yang tidak terpantau

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPemeriksaan pengendara di Kota Malang. Dok.IDN Times/Istimewa

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri mengatakan, sebaran kasus positif baru di bumi Sriwijaya, telah sulit terlacak akibat semakin meningkatnya jumlah pasien positif baru. 

Data terbaru hari ini ada 28 orang yang terinfeksi sehingga total kasus positif di Sumsel ada 674 kasus.

"Sebaran klaster sumsel sudah banyak, kita sudah kesulitan melakukan pelacak kan karena tidak seratus persen orang yang memiliki kontak dengan pasien positif dapat kita jumpai. Kami meyakini ada kasus yang lolos dan tidak terpantau," ungkap Yusri, dalam sambungan virtual, Kamis (21/5).

21 Mei 2020: 109 nakes di Ogan Ilir dipecat

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIlustrasi tenaga medis (thecitizen)

Setelah terjadi polemik hingga melakukan mogok merja, 109 tenaga kesehatan (nakes) honorer di Rumah Sakit Umum Daerah Ogan Ilir (RSUD OI) resmi dipecat dengan tidak hormat oleh Bupati Ogan Ilir, Ilyas Pandji Alam.

Ratusan nakes itu terdiri dari perawat, bidan, hingga sopir ambulans. Pemecatan mereka dikeluarkan melalui Surat Keputusan nomor 191/KEP/RSUD/2020, yang menyebut nakes lalai dalam tugasnya dan memilih tidak melaksanakan tugas menjadi garda terdepan melawan COVID-19. Mogok kerja pun dihitung sebagai bolos kerja sejak 15 Mei lalu.

"Padahal dikatakan lalai tidak. Kami disuruh perang tapi tanpa dipersenjatai, saat ada senjata ada malah kami tidak bisa menggunakannya. Kami mogok kerja, agar Direktur RSUD OI mendengar apa yang menjadi keinginan tenaga medis," ujar salah satu pegawai honorer RSUD OI yang enggan disebutkan namannya kepada IDN Times, Kamis (21/5).

20 Mei 2020: PSBB Prabumulih berlakukan jam malam

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkanmenurut Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kota Prabumulih bersama Palembang turut menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 21 Mei besok, usai surat peraturan Wali Kota (Perwali) disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel).

Beberapa peraturan secara eksplisit membahas batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan masyarakat. Dalam PSBB Prabumulih misalnya, mengatur semua aktivitas masyarakat baik pendidikan, perkantoran, transportasi hingga pertokoan. Termasuk mulai menerapkan jam malam mulai 20.00 WIB hingga 03.30 WIB

Akses pendidikan di luar kesehatan diminta untuk meliburkan diri selama masa inkubasi berlangsung. Untuk perkantoran selama masa PSBB seperti PNS, karyawan BUMN, dan BUMD, melakukan aktivitas di rumah kecuali bagi mereka yang bergerak di bidang logistik, kesehatan, pangan, komunikasi, keuangan, industri strategis, kontruksi, dan perhotelan.

"Besok kita akan mulai sosialisasi Perwali. Sanksi tidak berbeda dengan Palembang H+2 lebaran. Kita edukasi masyarakat Prabumulih atau warga yang akan melintas," ujar Kadis Kominfo Prabumulih, Ali, Rabu (20/5).

19 Mei 2020: skenario lalu lintas saat PSBB Palembang

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPengecekan kendaraan di posko check point Palembang Jalan Kol H Burlian (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang, bakal mempersiapkan 10 titik pos pengawasan dan pengendalian pengaturan lalu lintas. Sepuluh pos itu dijadikan lokasi penjagaan keamanan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) nanti.

"Ada 10 titik dalam kota yang diawasi oleh Polri, Kodim, Dishub, Dinkes. Nantinya di posko petugas memberikan imbauan aturan moda transportasi terkait pergerakan orang, dan barang dalam kendaraan," kata Kepala Dishub Palembang, Agus Rizal, Selasa (19/5).

19 Mei 2020: PSBB Palembang tetap berlangsung H+2 lebaran

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIDN Times/Rangga Erfizal

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsl) Herman Deru bersama jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda), menyetujui rancangan Peraturan Wali Kota (Perwali) Palembang serta Prabumulih, Selasa malam (19/5). Persetujuan Perwali itu pertanda jadwal sosialisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di dua daerah mulai 21 Mei 2020. 

"Paling lambat 21 Mei, PSBB sudah bisa dimulai. Dalam bentuk pelaksanaannya masih bersifat persuasif, belum hukuman. Tetapi setelah berlaku, jika ada yang melanggar ditegur secara persuasif," ujar Herman Deru dalam siaran langsung secara virtual, Selasa malam (19/5).

19 Mei 2020: Ratusan nakes di Ogan Ilir mogok bekerja

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIlustrasi pemeriksaan suhu penumpang di terminal Alang Alang Lebar Palembang (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Puluhan tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Ogan Ilir (RSUD OI) melakukan mogok sejak Minggu (17/5). Hal itu dipicu minimnya perlindungan yang diberikan rumah sakit dan pemerintah setempat.

Mereka yang mogok juga menolak bekerja tanpa surat tugas dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 OI. Menanggapi aksi itu, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Sumsel, Yusri, menyayangkan sikap nakes yang mogok tersebut.

"Memang ada tenaga kesehatan yang mogok bekerja. Saya kira mereka hanya tidak mengerti teknis penanganannya saja," ujar Yusri kepada IDN Times, Senin malam (18/5).

18 Mei 2020: Palembang sudah sosialisasi PSBB sejak 15 Mei

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanWali Kota Palembang Harnojoyo. (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Palembang efektif dimulai pada H+2 lebaran, namun Wali Kota (Wako) Harnojoyo menyebut pihaknya sudah melakukan simulasi pada 15 Mei lalu.

Menurutnya, simulasi tersebut untuk melihat sejauh mana kesadaran diri masyarakat Palembang dalam mematuhi imbauan pemerintah. Seperti mengenakan masker dan menjaga jarak.

"Palembang sudah PSBB dari awal 15 Mei, tapi belum ada payung hukum. Makanya PSBB harus ada Perwali (Peraturan Wali Kota) biar kita bisa tegas dan memberi sanksi. Selama ini simulasi PSBB sudah dilakukan untuk melihat seberapa pentingnya kesadaran diri masyarakat," ujar Harnojoyo, Senin (18/5).

17 Mei 2020: Angka kematian COVID-19 Sumsel ada 15 orang

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIstimewa

Pasian positif COVID-19 yang meninggal dunia di Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah dua orang, Minggu (17/5). Total sudah ada 15 orang yang dinyatakan tewas karena virus corona. Namun menurut Juru bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri menyatakan, persentase yang meninggal masih terbilang rendah.

"Total 15 orang meninggal dunia dengan penambahan dua orang asal Palembang pasien nomor 374, dan Banyuasin nomor kasus 344. Melihat kasus kematian secara global, angkanya masih wajar karena baru 2,4 persen dibandingkan yang sembuh dan sedang dalam perawatan," ujarnya.

16 Mei 2020: Jumlah kamar Rumah Sakit di Sumsel penuh

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jumlah pasien positif di Sumatera Selatan (Sumsel) sudah mencapai 458 orang, dan Palembang menjadi yang terbanyak hingga 195 orang. Akibatnya, ruang isolasi di rumah sakit rujukan mendadak penuh.

Pasien dengan pengawasan (PDP) bergejala yang semula turut ditampung di ruang isolasi rumah sakit, harus dipindah ke Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC). Pemerintah berencana memindahkan mereka ke Tower 7 dan 8 yang berkapasitas masing-masing 60 kamar. 

"Kemampuan rumah sakit kita tidak cukup menampung jika pasien terus bertambah. Dari data yang ada di Dinkes Sumsel, daya tampung rumah sakit di Sumsel ada 300 kamar tidur. Dan 80 persen sudah, terisi baik di first line maupun second line," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nuraini melalui keterangan pers yang diterima IDN Times, Sabtu (16/5).

15 Mei 2020: Beredar nama 49 pasien positif baru di Sumsel adalah tenaga medis

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIlustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Direktur RS Muhammadiyah Palembang (RSMP) Pangestu Widodo menyatakan, daftar 49 tenaga medis positif COVID-19 yang beredar di publik itu tidak benar. Dia mengakui, memang ada tenaga medis RSMP yang positif COVID-19, namun jumlahnya tidak sampai 49 orang. 

"Nakes kami positif betul, namun dari direksi RSMP yang resmi hanya 28 orang saja yang terpapar," kata Pangestu melalui teleconference, Jumat (15/5).

Saat ini, imbuhnya, tenaga medis yang dinyatakan positif telah menjalani masa isolasi, termasuk mereka yang tanpa gejala (OTG). "Kami tetap memantau dengan meningkatkan standar prosedur kesehatan COVID-19 dan pemeriksaan berkala," kata dia. 

14 Mei 2020: PSBB Palembang akan wajibkan pembelian sembako online

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanKawasan jembatan ampera setelah Palembang menerapkan PSBB (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang ditenggat menyampaikan Peraturan Wali Kota (Perwali) untuk disampaikan ke Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) dua hari sebelum lebaran, agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa dilaksanakan H+2 hari raya Idul Fitri.

Menurut Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, pihaknya masih merumuskan Perwali bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Satu di antaranya yang menjadi perhatian adalah pola berbelanja bagi masyarakat.

"Bisa dikatakan yang kita lakukan sebelumnya adalah sosialisasi menuju PSBB, bedanya sekarang kita membatasi kegiatan. Belanja online juga akan dikembangkan, dan dituang ke dalam Perwali ini. Sekarang masih kita siapkan," tegas dia, Kamis (14/5).

13 Mei 2020: Palembang dan Prabumulih lakukan PSBB H+2 Lebaran

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanGubernur Sumsel bersama forkompinda mengumumkan soal PSBB (IDN Times/Rangga Erfizal)

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru bersama jajaran Wali Kota Palembang dan Prabumulih, mengumumkan rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Didampingi Kapolda Sumsel dan Pangdam II Sriwijaya, Deru memastikan PSBB bisa dilakukan setelah lebaran. Sebab beberapa hal perlu dilakukan oleh Palembang dan Prabumulih, seperti membuat dasar hukum hingga sosialisasi ke masyarakat.

"Wali Kota Palembang dan Prabumulih paling lambat mengirimkan Perwali-nya pada 20 Mei nanti. Setelah saya tandatangani, minimal lima hari setelahnya mulai sosialisasi. Sehingga H+2 lebaran bisa dilaksanakan," kata Deru, Rabu (13/5).

12 Mei 2020: Menkes Teken Keputusan PSBB Kota Palembang dan Prabumulih

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanMenteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan menyetujui Palembang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, Selasa (12/5). Selain Palembang, Menkes juga menetapkan PSBB di kota Prabumulih melaui Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/306/2020.

Setelah persetujuan PSBB, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru akan menerbitkan Peraturan Gubernur yang mengatur pelaksanaan PSBB di dua kota tersebut.

12 Mei 2020: Seperempat Kasus COVID-19 di Sumsel Berhasil Sembuh

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanSantri gontor di wisma atlet Jakabaring (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Kasus pasien sembuh di Sumatera Selatan (Sumsel) semakin bertambah hingga hari ini. Terhitung enam pasien baru dinyatakan kembali sehat, setelah hasil tes laboratorium yang kedua dinyatakan negatif. Keenam pasien warga Palembang itu diperbolehkan pulang. 

"Hingga hari ini sudah ada 70 orang yang sembuh dari hasil laboratorium BBLK Palembang. Adapun enam pasien sembuh terdiri dari pasien kasus nomor 57, 58, 91, 102, 130 dan 136," ujar Jubir Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan COVID-19 Sumsel, Selasa (12/5).

11 Mei 2020: PDP Palembang kembali meninggal dunia

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPersiapan peti jenazah PDP virus corona di Penajam Paser Utara (Dok.Pemkab PPU)

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, mengkonfirmasi bahwa seorang pasien dengan pengawasan (PDP) kembali meninggal dunia usai menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Palembang.

Namun Gugus Tugas belum mengetahui pasti apakah pasien telah menjalani swab untuk memastikan penyebab kematiannya. "Kita mendapat laporan dari staf Polrestabes Palembang. Jika pasien belum diambil sampel, maka kita akan lakukan pemeriksaan terhadap keluarganya," ungkap Jubir Gugus Tugas Sumsel, Yusri, Senin (11/5).

11 Mei 2020: Kebijakan longgarkan transportasi bikin gugus tugas kebingungan

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanJuru bicara, Gugus Tugas COVID-19 Sumsel sekaligus Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Yusri (IDN Times/Dokumen)

Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri, mengaku kecewa dengan kebijakan yang diambil pemerintah pusat yang melonggarkan aturan penghentian operasi berbagai moda transportasi sejak 24 April 2020 lalu.

Gugus tugas meyakini keputusan itu memperparah penyebaran virus corona, dan menambah angka pasien positif ke depan. "Ini perlu dipikirkan lagi (kebijakan kelonggaran transportasi), kami juga pusing memikirkannya," ujar Yusri kepada IDN Times, Senin (11/5).

Menurut Yusri, sejauh ini tim gugus tugas daerah tetap melakukan penjagaan dan pemeriksaan meski ada pelonggaran. Pihaknya mengakui tetap melarang warga Sumsel di luar daerah untuk mudik, maupun meninggalkan Sumsel kembali ke daerahnya.

Instruksi pengambilan sampel melalui Polychain Chain Reaction (PCR) atau biasa disebut tes swab di tempat, menurut Gugus Tugas Sumsel sulit dilakukan. Apalagi hasil sampel PCR baru bisa keluar beberapa hari setelahnya.

"Kita masih bingung instruksi pemerintah pusat kepada daerah agar melakukan PCR kepada penumpang yang bepergiaan. Ini sulit diterjemahkan, kita bingung menerapkannya. Karena hasil PCR tidak bisa langsung keluar. Kalau tes sekarang di perbatasan atau terminal bandara, hasilnya baru keluar beberapa hari. Orang yang diambil sampel sudah ke mana-mana tidak diisolasi," jelas dia.

10 Mei 2020: Kasus positif di Sumsel tidak mengalami penambahan

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanInstagram

Pasien positif corona atau COVID-19 di Sumsel tidak mengalami penambahan. Artinya jumlah positif tetap 278 kasus hingga Minggu (10/5).

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Sumsel sekaligus Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel, Yusri, pengiriman sampel pasien dari beberapa kota sudah berkurang.

"Sampel pasien dari beberapa daerah terpantau sedikit, terutama dari Prabumulih masih sepi," ungkap dia.

Nol kasus tersebut jelas Yusri, tidak terlepas dari upaya tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel dalam menelusuri jejak, atau tracking tiap pasien yang dinyatakan positif corona.

"Tentu kita berharap tidak ada lagi penambahan kasus. Apalagi sekarang terus tracking, dan pengurangan kasus tinggal penuntasan saja. Tapi kita minta tetap disiplin menjaga kesehatan serta semangat menyelesaikan penyebaran virus," jelas dia.

 

9 Mei 2020: Bayi berusia dua tahun di Ogan Ilir Meninggal Dunia akibat COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIDN Times/Sukma Shakti

Bayi berusia dua tahun di Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang meninggal saat berstatus pasien dengan pengawasan (PDP) pada Selasa lalu (5/8), dinyatakan positif terjangkit COVID-19. Hal ini diungkapkan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel.

"Kasus meninggal di Sumsel bertambah satu orang, seorang bocah berumur dua tahun. Dirinya meninggal pada 5 Mei lalu, hasil laboratoriumnya baru keluar 8 Mei kemarin. Sehingga total pasien meninggal saat ini ada sembilan orang," ungkap Jubir Gugus Tugas Sumsel, Yusri, Sabtu (9/5).

Setelah hasil sampel swab terhadap bayi tersebut positif, keluarga bayi diharuskan mengikuti pemeriksaan sampel. Pihak gugus tugas di Ogan Ilir (OI) pun sudah diminta koordinasi untuk melacak sebaran virus.

"Bayi ini merupakan pasien 276. Jika hasil bayi positif, maka otomatis keluarganya akan turut diperiksa. Namun sejauh ini kami belum mengetahui dari mana sang bayi mendapatkan penularan," ungkap dia.

8 Mei 2020: dua balita sembuh dari COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan(Ilustrasi) Pixabay.com

 Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel mengonfirmasi penambahan dua kasus sembuh pasien positif COVID-19. Keduanya merupakan bayi di bawah lima tahun atau balita.

Kedua balita yang berasal dari Palembang dan Ogan Ilir itu sebelumnya dinyatakan positif dan harus dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesain Palembang, lantaran dianggap rawan.

“Dua-duanya dinyatakan sembuh setelah melakukan serangkaian tes swab. Satu pasien dengan nomor rawat 99 umur 4 bulan dari Ogan Ilir dan pasien nomor 124 umur 4 tahun dari Palembang,” ungkap Yusri, jubir gugus tugas COVID-19 Sumsel, Jumat (8/5).

7 Mei 2020: 6 wilayah di Sumsel zona merah gugus tugas daerah sayangkan belum PSBB

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanJuru Bicara Gugus Tugas COVID-19, Prof Yuwono (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel mengungkapkan, sudah enam wilayah di Sumsel dengan kasus sebaran transmisi lokal yang masif. Seperti Ogan Komering Ulu, Lubuk Linggau, Palembang, Prabumulih, dan terbaru ditemukan kasus di Ogan Komering Ilir serta Ogan Ilir. 

Melihat kondisi dan fakta itu, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Sumsel meminta pemerintah pusat segera menyetujui pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bumi Sriwijaya.

"Idealnya untuk mengurangi sebaran (transmisi lokal) harus dilakukan lockdown atau PSBB. Gugus Tugas hanya sebatas pada program yang sepotong-potong. Program total pencegahan dengan melakukan PSBB menjadi kewenangan pemerintah pusat," ujar Jubir Gugus Tugas COVID-19 Sumsel, Profesor Yuwono kepada IDN Times, Kamis (7/5).

7 Mei 2020: Dua PDP Sumsel meninggal dunia, positif COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIlustrasi pemakaman korban COVID-19. (ANTARA FOTO/Jojon)

Kasus Meninggal dunia akibat Pandemik COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah dua orang. Keduanya diketahui merupakan pasien dengan pengawasan (PDP) yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. Satu orang diketahui warga Muara Enim, dan satu orang lagi warga Musi Rawas. 

"Kedua pasien meninggal dunia merupakan PDP, namun saat menjalankan perawatan meninggal dunia. Baru diumumkan hari ini karena hasil sampel swab-nya baru keluar," ungkap Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri, Kamis (7/5).

Kedua pasien itu diketahui merupakan pasien baru yang diketahui meninggal setelah terpapar. Hingga hari ini, total pasien meninggal saat dinyatakan positif COVID-19 berjumlah empat orang, lalu empat orang lagi saat PDP.

"Keduanya dikuburkan sesuai protokol kesehatan pasien positif COVID-19 di daerahnya masing-masing," ujar Yusri. 

6 Mei 2020: Tim BBLK Palembang Kewalahan Periksa Sampel Sesumbagsel

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanLaboratorium di Rumah Sakit USU sudah bisa memeriksa sampel swab tenggorok dengan metode PCR (Tim Humas USU/Amri Affandi Simatupang)

Jubir Gugus Tugas COVID-19 Sumsel, Yusri mengatakan, sampel yang masuk ke Palembang bukan hanya dikirim daerah kabupaten dan kota di Sumsel. Melainkan provinsi lain di bagian Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). 

"Setiap hari itu masuk dari Sumsel, Babel, Jambi, Bengkulu dan Lampung. Yang diperiksa dalam sehari mencapai 254 sampel, sedangkan yang masuk dari berbagai daerah bisa 700-an sampel. Kiriman lebih banyak dibanding dengan kapasitas periksa," kata Yusri kepada IDN Times, Rabu (6/5).

5 Mei 2020: 2 ABK Mitra Pertamina positif COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanJubir gugus tugas Sumsel, Yusri (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumatera Selatan (Sumsel), Yusri, menyebut ada penambahan 14 orang pasien positif corona hari ini, Selasa (5/5). Sehingga total yang terjangkit mencapai 199 orang.

Dari jumlah tersebut, dua orang pasien yang positif merupakan warga Anak Buah Kapal (ABK) kapal Pertamina. Keduanya warga Kota Makassar yang berlayar dari Palembang.

“Mereka berlayar dari pelabuhan Muntok Bangka Barat, lalu ke Surabaya dan saat tiba di Palembang mengalami sakit sehingga dirawat di RS Pertamina Plaju,” jelas Yusri, Selasa (5/5).

4 Mei 2020: Pemkot Palembang serahkan surat pengajuan PSBB ke pemerintah provinsi

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanSekda Palembang Ratu Dewa (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang menyerahkan dokumen surat pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) pada hari ini, Senin (4/5). Pengajuan itu sesuai mekanismr yang berlaku mulai dari pemkot ke pemprov dan diteruskan ke Kemenkes. 

"Sambil menunggu surat sampai dan persetujuan, kami akan mengurus adminstrasi lain yang dibutuhkan. Atau menyiapkan batas-batas sterilisasi di luar kota Palembang. Persetujuan akan diputuskan sekitar 3 hari ke depan," tambah dia.

Ia menjelaskan, jika PSBB disetujui maka Pemprov Sumsel akan menerima surat dari Menkes Terawan dan dikembalikan ke Pemkot Palembang. Wali Kota bersama Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Palembang akan membahas Peraturan Wali Kota (Perwali) yang berisi petunjuk teknis pelaksanaan PSBB.

3 Mei 2020: Positif COVID-19 bertambah 29 orang, total sudah 185 kasus

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPeralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Kasus positif COVID-19 di Sumsel bertambah 29 orang pada Minggu (3/5), sehingga total tercatat sudah mencapai 185 kasus. Namun penambahan angka pasien yang terbilang besar itu, disebut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri, sebagai indikator kerja tim dan pelacakan yang maksimal.

Kenaikan angka pasien positif yang pesat seiring dengan meningkatnya kinerja pelacakan. Ia menyebut pihaknya sudah melakukan pelacakan sebanyak mungkin ke orang yang kontak dengan pasien terdahulu.

Sedangkan jumlah pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh juga mengalami penambahan sebanyak tujuh orang. Sehingga total keseluruhan pasien yang telah sehat hingga hari ini, Minggu (3/5), sudah mencapai 36 orang. Pasien sembuh merupakan kasus nomor 39, 83, 83, 84, 85, 86 dan kasus nomor 89.

Baca Juga: Ini Alasan Positif COVID-19 Sumsel Tambah Banyak 

1 Mei 2020: Dirut Bank Sumsel dan lima orang pasien berhasil sembuh

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanKantor Pusat Bank Sumsel Babel di Palembang. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Jumlah kasus positif di Sumsel pada Jumat (1/5) mengalami penambahan enam orang. Sehingga total positif COVI-19 sudah mencapai 156 orang. Tiga orang laki-laki dan tiga orang lagi adalah perempuan.

Dua orang pasien berasal dari Palembang, dua pasien dari Musi Rawas dan dua pasien asal Lubuk Linggau. Tidak hanya positif, catatan sembuh pun semakin bertambah. Terhitung ada enam orang yang dinyatakan sembuh yakni pasien dengan nomor rawat sembuh 16, 17, 41, 47, 54, 81.

Seorang pasien yang dinyatakan sembuh itu diketahui sebagai Direktur utama Bank Sumsel Babel, Ahmad Syamsudin yang positif pada 17 April 2020 lalu. Dirinya positif bersama sang istri, namun untuk sang istri hingga saat ini masih dirawat.

Baca Juga: Dirut Bank Sumsel Babel Berhasil Sembuh dari COVID-19 

30 April 2020: Total sudah mencapai 150 kasus

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPeralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Kasus terbaru positif COVID-19 di Sumsel hingga Kamis (30/4), ada enam orang pasien baru yang dinyatakan terjangkit virus corona, sehingga total sudah 150 kasus. Selain kasus positif, jumlah pasien sembuh di Sumsel juga terus bertambah.

Terdapat satu orang pasien sehingga total kini menjadi 23 orang. Pasien sembuh itu berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Sedangkan untuk pasien meninggal dunia sejauh ini ada empat orang, dua dari Palembang, satu dari Prabumulih dan yang terbaru asal Banyuasin.

Berikut data enam pasien baru terkonfirmasi COVID-19:

Pasien 145: Laki-laki (30), Palembang, transmisi lokal
Pasien 146: Perempuan (55), Lubuk Linggau, transmisi lokal
Pasien 147: Perempuan (50), Lubuk Linggau, transmisi lokal
Pasien 148: Perempuan (30), Lubuk Linggau, transmisi lokal
Pasien 149: Laki-laki (53), Palembang, transmisi lokal
Pasien 150: Laki-laki (32), Palembang, transmisi lokal

29 April 2020: Pasien positif COVID-19 di Palembang mencapai 84 kasus

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanJembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Palembang menjadi penyumbang angka tertinggi kasus COVID-19 di Sumsel. Dari total keseluruhan di Sumsel sebanyak 144 kasus, 84 di antaranya berada di Palembang. Bahkan dua pasien sudah meninggal dunia.

Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19, Yusri, mengamini pernyataan Sekda Palembang, Ratu Dewa, terkait PSBB yang belum diusulkan. Ia menjelaskan, syarat pelaksanaan PSBB adalah penyebaran kasus secara merata di satu daerah. Selain karena penyebarannya berasal dari transmisi lokal.

"PSBB masih berproses, info dari Pemkot Palembang masih dua kecamatan yang belum ada kasus. Nanti setelah ada kasus baru akan dilakukan PSBB," jelas Yusri melalui konferensi video, Rabu (29/4).

Baca Juga: Sumsel Tertinggi Corona se-Sumatera, Herman Deru: Aku Aktif & Agresif

28 April 2020: 1 PDP meninggal positif COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanGubernur Sumsel, Herman Deru. (Dok. Humas Pemprov Sumsel)

Satu pasien dengan pengawasan (PDP) asal Kabupaten Banyuasin yang meninggal tiga hari lalu (25/4), dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pasien perempuan ini sempat dirawat di RS Pelabuhan, namun hasil laboratorium Balai Besar Laboratorium Lesehatan (BBLK) menyatakan dirinya positif COVID-19 setelah tiga hari dirinya dimakamkan.

Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan alasan kasus positif COVID-19 di daerahnya sebagai yang tertinggi di Pulau Sumatera karena tim yang bekerja optimal.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel disebutnya bekerja dengan sangat masif, melakukan serangkaian tes kepada warga, hingga mengetahui hasilnya lebih banyak dibandingkan daerah lain. 

"Jadi aku jelaskan kenapa Sumsel tinggi, karena jumlah yang kita tes juga lebih banyak. Aku aktif dan agresif, agar kita lebih tahu dan cepat mengatasi pandemik," ujar Herman Deru kepada IDN Times, Senin (27/4).

Jika dibandingkan dengan daerah lain, kasus positif di Sumsel mencapai 130 orang. Sedangkan terbanyak berikutnya adalah Sumatera Barat dengan total 121 orang, dan Sumatera Utara 111 orang.

Wilayah Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) angka yang positif seperti Jambi, Babel dan Lampung, hanya dua digit jauh di bawah Sumsel. Bahkan di Bengkulu baru ditemukan delapan kasus positif.

Sedangkan Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang, Ratu Dewa, mengungkap jika Pemkot belum menyerahkan usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ke Gubernur untuk diteruskan ke Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan. Pihanya baru sebatas menerbitkan instruksi pembatasan kecil terkait penanganan penyebaran COVID-19.

Hal ini berbanding terbalik dari pernyataan Wali Kota Palembang, Harnojoyo, yang mengumumkan kepada publik jika Pemkot akan bersurat ke Gubernur Sumsel untuk mengusulkan PSBB pada Senin (20/4) lalu.

Ratu Dewa menyebutkan beberapa kriteria yang diatur dalam penetapan PSBB oleh Menkes. Satu di antaranya yang belum dipenuhi, adalah sebaran kasus yang belum merata di semua kecamatan di kota Palembang

"Pusat yang mengatur kriteria ini, beberapa hal untuk PSBB seperti sebaran yang tercatat secara kurva harus ada peningkatan jumlah yang terpapar. Dari 18 Kecamatan di Palembang, Gandus dan Bukit kecil tidak ada kasus positif COVID-19," jelasnya.

27 April 2020: Sudah 4 anak terjangkit COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanSimulasi penanganan pasien terinfeksi virus corona oleh tim medis di RSU Anutapura Palu. (IDN Times/M Faiz Syafar)

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel mengumumkan penambahan satu orang pasien positif terjangkit virus corona. Pasien ke-130 merupakan laki-laki berusia 35 tahun asal Palembang. 

Hingga kini jumlah positif di Bumi Sriwijaya sudah mencapai 130 kasus. Namun masih ada 138 sampel lagi yang masih diperiksa Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.

Fakta yang cukup mencengangkan adalah, kasus anak-anak yang terpapar COVID-19 di Sumsel tercatat sudah empat orang. Dua orang bayi berusia empat bulan, satu balita berusia empat tahun dan satu lagi anak berumur sembilan tahun. Semua usia pun rawan terjangkit virus corona.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Sumsel, Profesor Yuwono, semua anak dengan positif COVID-19 itu tidak bergejala. Ia mengakui, pihak keluarga awalnya sulit mendeteksi jika buah hatinya ternyata terjangkit corona.

Selama ini diagnosis pasien COVID-19 pada anak dilakukan setelah orang dewasa di sekitarnya mengalami gejala positif, ataupun orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan upaya deteksi dini pada anak secara langsung sulit dilakukan.

Apalagi anak-anak cenderung sulit untuk mengungkapkan kesehatannya. Mereka belum memahami, apalagi bercerita tentang kondisi tubuh yang sedang terjadi saat itu.

Baca Juga: 4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak Awal

26 April 2020: 10 pasien sembuh dan positif bertambah 10 orang

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanWisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) dijadikan sebagai Rumah Sehat untuk Orang Dalam Pemantauan atau ODP. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Kabar baik datang dari 10 orang polisi asal Sumsel. Mereka dinyatakan sembuh dari virus corona, setelah pulang pelatihan di Sekolah Pembentukan Perwira, Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) di Sukabumi pada 16 April lalu.

Keseluruhan pasien yang sembuh merupakan kasus pasien yang dinyatakan terpapar dari penyebaran orang tanpa gejala atau OTG di Sukabumi, Jawa Barat. Mereka dipastikan sembuh setelah isolasi sejak kepulangan. Sedangkan satu orang anggota polisi lagi masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Sumsel.

Namun jumlah pasien terkonfirmasi positif di Sumsel bertambah 10 kasus. Berikut daftar penambahan pasien positif corona per Minggu (26/4):

Kasus 120: Perempuan (30) Ogan Ilir
Kasus 121: Laki-laki (40) Jambi
Kasus 122: Perempuan (70) Ogan Ilir
Kasus 123: Laki-laki (35) Palembang
Kasus 124: Perempuan (4) Palembang
Kasus 125: Laki-Laki (56) Palembang
Kasus 126 : Perempuan (30) Musi Rawas
Kasus 127: Perempuan (39) Lubuk Linggau
Kasus 128: Laki-laki (27) Lubuk Linggau
Kasus 129: Laki-laki (30) OKU

25 April 2020: Kasus pasien positif COVID-19 di Sumsel tertinggi se-Sumatera

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanGambar tenaga medis memakai masker diproyeksikan ke masjid Omar Ibn Al-Khatab sebagai penghormatan bagi mereka dalam melawan penyakit virus corona (COVID-19) di Foz do Iguacu, negara bagian Parana, Brazil, Kamis 23/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Rizzi

Gugus Tugas COVID-19 Sumsel mengungkapkan 13 kasus baru positif virus corona per 25 April 2020, hingga total tercatat sudah 119 orang atau yang tertinggi di Pulau Sumatera.

Dari penambahan 13 orang itu, diketahui jika satu orang pasien di antaranya berusia sembilan tahun asal Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Bocah itu terpapar corona dari tetangganya.

24 April 2020: Jumlah warga miskin baru di Palembang bertambah di masa pandemik COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPalembang zona merah COVID-19 (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Dinas Sosial (Dinsos) Palembang mencatat, warga miskin terus bertambah. Hal itu mempengaruhi penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk warga miskin di Palembang di tengah pandemik COVID-19.

Berdasarkan data yang tercatat di Dinsos Palembang saat ini, ada 40.735 Kepala Keluarga (KK) warga miskin baru yang seharusnya menerima bansos di luar dari bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

"Laporan dari RT, RW, lurah, camat baru sampai ke dinsos. Ada 40 ribuan warga miskin baru yang berhak terima bansos. Tapi yang dalam penyalurannya masih kita hitung (data), belum menyeluruh (merata) yang tersalurkan," kata Kepala Dinsos Palembang Heri Aprian,  kepada IDN Times, Jumat (24/4).

Menurut dia, apabila ada warga yang berhak menerima bantuan namun belum mendapatkannya, kemungkinan ada miskomunikasi di lingkungan RT, RW, kecamatan dan kelurahan setempat.

"Bisa saja pada saat pendataan, ada yang tidak terinput. Makanya itu, kita terus mengecek. Kalau memang warga tersebut sesuai kriteria bisa menerima tapi belum terima harap lapor ke RT," kata Heri.

Baca Juga: Bansos untuk Warga Miskin Palembang Belum Merata, Dinsos: Harap Lapor

23 April 2020: Sebaran klaster COVID-19 Sumsel ada di rumah sakit dan keluarga

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanLorong menuju UTD RSUD PPU tampak sepi sejak mewabahnya corona (IDN Times / Ervan Masbanjar)

Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri, menyebut penyebaran transmisi lokal yang terjadi di Bumi Sriwijaya bersumber dari kluster keluarga dan rumah sakit. Dua klaster ini mencatatkan kasus positif terbanyak, baik di Prabumulih maupun Kota Palembang.

Contohnya penambahan empat orang positif hari ini. Mereka tertular virus corona dari rumah sakit dan kontak keluarga. 

"Hari ini ada penambahan empat orang pasien. Mereka menjadi positif akibat tertular di rumah sakit dan kontak keluarga, sama seperti pasien positif pada umumnya di Sumsel," ungkap Yusri, Kamis (23/4). 

Penambahan empat orang positif COVID-19 hari ini merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang terkonfirmasi, yakni:

Pasien 90, Perempuan (54), Palembang, transmisi lokal
Pasien 91, Perempuan (30), Palembang, transmisi lokal
Pasien 92, Perempuan (17), Prabumulih, transmisi lokal
Pasien 93, Perempuan (4), Prabumulih, transmisi lokal

Untuk pasien asal Prabumulih memiliki hubungan kerabat dengan pasien 02, laki-laki berusia 53 tahun yang meninggal pada bulan Maret lalu.

"Untuk keempat pasien mereka adalah OTG, saat ini menjalankan isolasi mandiri," ujar Yusri.

Menurut Yusri, dari total 491 sampel swab dengan metode Polymarese Chain Reaction (PCR) diketahui ada 278 sampel pasien yang memiliki kontak erat dengan pasien positif.

Namun hanya 93 orang yang akhirnya dinyatakan positif, dan 123 orang sisanya negatif. Selebihnya sekitar 245 sampel swab masih dalam proses penelitian oleh BBLK Palembang.

21 April 2020: Dua hari Sumsel zero positif COVID-19, ternyata kehabisan alat tes

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkandiagnostic test kit dari Korea Selatan tiba di Indonesia hari ini, Minggu (5/4) / Dok. Istimewa

Dalam dua hari terakhir tidak ada ada penambahan jumlah kasus positif COVID-19 di Sumsel. Data ini cukup melegakan warga, mengingat dalam sepekan terjadi peningkatan drastis positif corona.

Namun Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri, mengungkap fakta lain. Pihaknya tidak menunda pemeriksaan Polymarese Chain Reaction (PCR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang karena kehabisan Reagen.

Reagen PCR ini berbentuk cairan reaksi kimia yang digunakan untuk tes spesimen sampel yang diambil dari pasien COVID-19. Namun Yusri menjelaskan, pemeriksaan swab dengan PCR akan dilakukan lagi karena 700 buah Reagen PCR itu sudah tiba di Palembang.

Sumsel juga dikabarkan menerima bantuan alat PCR dari Kementerian BUMN. PCR baru ini akan diserahkan ke RS Pusri Palembang. Alat tersebut diprediksi dapat melakukan pemeriksaan sampel lebih cepat dari alat yang dimiliki BBLK Palembang sebelumnya.

Baca Juga: [UPDATE] Dua Hari Nol Positif, Terungkap Sumsel Kehabisan Alat Tes

20 April 2020: Palembang dan Prabumulih ajukan PSBB ke Gubernur Sumsel

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanWali Kota Palembang Harnojoyo lakukan pengecekan suhu tubuh (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan Prabumulih mengajukan usulan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan melalui Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru.

Menanggapi hal itu, Herman Deru, menyambut baik dan mengapresiasi langkah Palembang dan Prabumulih untuk menekan laju pertumbuhan virus corona atau COVID-19, mengingat kedua kota itu kini berstatus zona merah.

Wali Kota Palembang, Harnojoyo menuturkan, Pemkot telah menyiapkan beberapa program jelang PSBB, yang bersumber dari anggaran penanganan COVID-19 sebesar Rp200 milar.

Dana pencegahan penularan COVID-19 meliputi Kesehatan Rp80,5 miliar, dampak ekonomi Rp20 miliar, dan penyediaan bantuan sosial Rp54 miliar. Dari penyediaan bantuan sosial itu, Pemkot Palembang akan membagikan paket sembako ke warga miskin berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Palembang.

Bantuan sosial (Bansos) berupa paket sembako itu berisi beras 10 kilogram, minyak goreng, gula, sagu, yang jumlahnya mencapai Rp168 ribu. 

Baca Juga: Ini Tanggapan Gubernur Sumsel soal Usulan PSBB Palembang

19 April 2020: Positif COVID-19 mencapai 89 kasus, Palembang pertimbangkan PSBB

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanJembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Pasien terjangkit positif corona di Sumatera Selatan (Sumsel) berjumlah 89 orang per 19 April 2020. Terjadi penambahan lima orang yang dinyatakan positif yang berasal dari Palembang berjumlah tiga orang, dan Prabumulih mencapai dua orang.

Berdasarkan data yang diterima IDN Times pada Minggu, 19 April, berikut rincian penambahan kasus pasien terjangkit COVID-19:

Kasus 85 (32) Perempuan Kota Palembang Lokal
Kasus 86 (34) Laki-Laki Kota Palembang Lokal
Kasus 87 (76) Perempuan Kota Prabumulih Lokal
Kasus 88 (43) Laki-Laki Kota Prabumulih Lokal
Kasus 89 (37) Laki-Laki Kota Palembang Lokal

Dengan ditetapkannya Palembang menjadi Zona Merah, Pemerintah Kota (Pemkot) mempertimbangkan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun Pemerintah Provinsi melalui Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, Nur Purwoko, mengaku belum mengetahui usulan tersebut.

"PSBB itu diatur oleh pemerintah. Diajukan oleh pemerintah daerah, seperti Wali Kota dan Bupati melalui Gubernur kepada Menteri Kesehatan. Dari data yang ada memang penyebaran di Sumsel belum merata, tapi ada kemungkinan Palembang melakukan itu," ungkap dia.

18 April 2020: Seorang bayi berusia 4 bulan dan Dirut Bank Sumsel Babel bersama istrinya positif corona

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanIDN Times/Feny Maulia Agustin

Jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bertambah hingga 30 orang pasien positif baru, satu di antaranya adalah bayi berusia 4 bulan asal Kabupaten Muara Enim, Sumsel. 

Dari hasil pemeriksaan, bayi perempuan berumur 4 bulan itu menunjukkan gejala awal saat dibawa menderita Pneumonia akut. Setelah dilakukan swab hasilnya positif. Petugas masih menyelidiki sumber virus corona yang menjangkiti bayi tersebut.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel (Dirut BSB), Achmad Syamsudin bersama istrinya, terkonfirmasi menjadi pasien ke 54 positif corona atau COVID-19 di Sumsel.

Berdasarkan informasi yang diterima IDN Times, mantan Direktur Bank Mandiri Syariah itu terpapar virus corona dari luar daerah Sumsel. Sebab Achmad Syamsudin bersama istri sempat berangkat ke Jakarta dan Bandung untuk melayat pada 10 April lalu.

Sopir, satpam dan asisten rumah tangga Achmad Syamsudin yang sempat melakukan kontak fisik turun diisolasi, meski hasil rapid test mengindikasikan negatif.

Baca Juga: Astaga! Bayi 4 Bulan di Sumsel Positif Corona

17 April 2020: Terjadi transmisi lokal, Kota Palembang ditetapkan sebagai zona merah

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanMonpera salah satu tempat publik di palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kasus terkonfirmasi baru di Palembang terus meningkat. Dalam dua hari terakhir ada 32 kasus positif COVID-19 yang dikeluarkan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Menurut Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumatera Selatan, Zen Ahmad menyatakan, Kota Palembang sudah menjadi zona merah, setelah penambahan pasien positif 17 kasus hari ini, Jumat (17/4).

Zen menjelaskan, sebanyak 16 kasus pasien positif merupakan kasus transmisi lokal atau tertular virus corona dari kasus sebelumnya. Sedangkan satu orang lagi merupakan catatan kasus impor dari Kota Bandung.

Kasus transmisi lokal, imbuh Zen, adalah mereka yang pernah kontak dengan kasus terkonfirmasi sebelumnya. "Jadi mayoritas dari kasus yang sudah ditemukan. Berdasarkan jumlah, metode penyebaran, dan batasan wilayah, maka kita mengatakan Palembang sudah berada di zona merah," ujar Zen Ahmad.

Kini gugus tugas tengah melakukan kajian khusus mengenai perlu atau tidaknya Kota Palembang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengingat jumlah pasien yang terkonfirmasi positif dalam dua hari terakhir meningkat drastis.

"Tentu itu nanti persetujuan Kementerian Kesehatan. Sejauh ini belum ada rencana PSBB," jelas dia.

Adapun daftar penambahan pasien terbaru Jumat, (17/4): 

  • Pasien 38: Perempuan (51), Palembang
  • Pasien 39: Perempuan (43), Banyuasin
  • Pasien 40: Laki-laki (33), Palembang
  • Pasien 41: Laki-laki (24), Palembang
  • Pasien 42: Perempuan (22), Palembang
  • Pasien 43: Laki-laki (30), Palembang
  • Pasien 44: Perempuan (62), Palembang
  • Pasien 45: Laki-laki (20), Palembang
  • Pasien 46: Laki-laki (45), Palembang
  • Pasien 47: Laki-laki (51), Palembang
  • Pasien 48: Perempuan (47), Palembang
  • Pasien 49: Perempuan (32), Palembang
  • Pasien 50: Laki-laki (42), Palembang
  • Pasien 51: Laki-laki (32), Palembang
  • Pasien 52: Laki-laki (32), Bandung
  • Pasien 53: Laki-laki (55), Palembang
  • Pasien 54: Perempuan (55), Palembang

Dengan penambahan kasus terbaru itu, jumlah total kasus COVID-19 di Sumsel mencapai 54 kasus. 

Baca Juga: [BREAKING] Positif Corona di Sumsel Capai 54 Orang, Tambah 17 Pasien Hari Ini 

16 April 2020: Gugus tugas konfirmasi penambahan 15 pasien positif dalam satu hari. 11 pasien diantaranya adalah anggota Polri

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPetugas mengecek proses swab test yang baru dilakukan dari seorang tenaga medis. IDN Times/Candra Irawan

Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Profesor Yuwono menjelaskan, catatan kasus terbaru pasien positif di wilayah Sumsel bertambah 15 orang. Sebanyak 11 dari total kasus itu adalah anggota Polri yang baru saja mengikuti pendidikan Setukpa Lemdikpol di Sukabumi. Sisanya, adalah masyarakat umum.

Mereka yang positif tersebar di beberapa wilayah yakni, Kota Palembang dan Prabumulih masing-masing enam orang, Musi Banyuasin satu orang, dan Lubuk Linggau dua orang. 

"Kasus ini terkonfirmasi lewat metode Polymarese Chain Reaction (PCR) oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Sehingga total hari ini menjadi 37 orang yang positif di Sumsel," ungkap Profesor Yuwono.
Adapun kasus pasien meninggal dunia bertambah menjadi tiga orang di mana pada tanggal yang sama dengan penetapan, pasien terakhir dengan nomor rawat 37, laki-laki berusia 77 tahun asal Kota Palembang menghembuskan nafas terakhir akibat konflikasi penyakit penyerta.

  • Pasien 01: Laki-laki (54), Palembang (MD)
  • Pasien 02: Laki-laki (53), Prabumulih (MD)
  • Pasien 03: Laki-laki (61), OKU
  • Pasien 04: Lak-laki (54), Palembang
  • Pasien 05: Laki-laki (52), OKI
  • Pasien 06: Perempuan (36), Palembang
  • Pasien 07: Perempuan (20), OKI
  • Pasien 08: Laki-laki (44), Jakarta
  • Pasien 09: Perempuan (42) Prabumulih
  • Pasien 10: Laki-laki (62), Prabumulih
  • Pasien 11: Perempuan (60), Prabumulih
  • Pasien 12: Laki-laki (61), OKU
  • Pasien 13: Laki-laki (43), Palembang
  • Pasien 14: Perempuan (61), OKU
  • Pasien 15: Perempuan (51), OKU
  • Pasien 16: Perempuan (29) Lubuk Linggau
  • Pasien 17: Perempuan (55), Palembang
  • Pasien 18: Perempuan (40), Prabumulih
  • Pasien 19: Laki-laki (48), OKI
  • Pasien 20: Laki-laki (68), Palembang
  • Pasien 21: Laki-laki (57), Palembang
  • Pasien 22: Perempuan (50), OKU
  • Pasien 23: Perempuan (37), Lubuk Linggau
  • Pasien 24: Perempuan (35), Lubuk Linggau
  • Pasien 25: Perempuan (25), Musi Banyuasin
  • Pasien 26: Perempuan (33), Palembang
  • Pasien 27: Laki-laki (38), Prabumulih
  • Pasien 28: Laki-laki (38), Prabumulih
  • Pasien 29: Laki-laki (40), Palembang
  • Pasien 30: Laki-laki (35), Palembang
  • Pasien 31: Laki-laki (36), Palembang
  • Pasien 32: Laki-laki (35), Palembang
  • Pasien 33: Laki-laki (35), Prabumulih
  • Pasien 34: Laki-laki (35), Prabumulih
  • Pasien 35: Laki-laki (35), Prabumulih
  • Pasien 36: Perempuan (35), Prabumulih
  • Pasien 37: Laki-laki (77), Palembang (MD)

15 April 2020: Kasus Positif Bertambah, Sumsel Belum akan ajukan PSBB. Pemprov pilih bikin dapur umum

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanGubernur Sumsel, Herman Deru meninjau dapur umum untuk masyarakat terdampak Covid-19 (IDN Times/humas pemprov Sumsel)

Kasus positif yang kian bertambah membuat jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau Forkompinda Sumsel membuat dapur umum bagi masyarakat terdampak ekonomi akibat pandemi ini.

Juru masak dari TNI-Polri dikerahkan untuk membuat 1.500 nasi kota setiap harinya hingga wabah ini berakhir, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, pendirian dapur umum ini akan terus bertambah seiring pendataan yang dilakukan oleh Dinsos Sumsel.

Mereka yang mendapatkan makanan adalah mereka pekerja informal di luar penerima bantuan sosial keluarga penerima manfaat (KPM). Dapur umum ini menjadi solusi menghadapi wabah COVID-19.

Tahap awal pembagian akan disebar di 18 kecamatan di Kota Palembang. Tentu yang dapat di luar KPM," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru, usai meresmikan dapur umum.

Saat ini baru wilayah Prabumulih yang terdata sebagai zona merah COVID-19. Hal itu terjadi karena kasus sebaran virus adalah transmisi lokal. Herman Deru menilai, belum ada Bupati/wali kota yang mengajukan PSBB di wilayah Sumsel.

“PSBB harus datang dari wali kota atau bupati dengan mengajukan ke gubernur. Nanti saya ajukan ke Kementerian Kesehatan RI. Tapi belum ada permintaan untuk PSBB saat ini," jelas dia.

14 April 2020: TKI dan santri positif COVID-19 dari hasil rapid test. Dinsos Sumsel mendata, 132.110 Kepala Keluarga terdampak wabah COVID-19

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanSantri yang tiba di Palembang (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Gelombang pendatang baik tenaga migran yang bekerja di Malaysia dan santri asal Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur berbondong kembali ke Sumsel. Para tenaga migran kembali setelah visa izin tinggalnya berakhir dan di deportasi. Mereka kembali menggunakan pesawat ke bandara Kualanamu Medan, Sumatera Utara sebelum akhirnya, melanjutkan perjalanan darat ke Palembang menggunakan bus antar kota antar provinsi (AKAP).

“Satu dari sembilan orang positif saat dilakukan rapid test. Yang bersangkutan kini dirawat di RSUD Siti Fatimah sedangkan delapan orang lagi di ODP Center Wisma Atlet Jakabaring,” jelas Jubir Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri.

Untuk Santri diperkirakan akan kembali ke Sumsel ada 461 orang. Ketua Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Sumsel, Hendrawan M Ilyas membenarkan kedatangan santri itu bersama wali dan pembimbingnya menggunakan transportasi pesawat dan bus.

"Mereka akan pulang secara bertahap. Ada yang menggunakan pesawat dan ada yang menggunakan bus. Mereka memang sudah mulai pulang sejak kemarin," jelas dia.

Adapun sejauh ini ada 13 santri yang ditahan, satu positif rapid test, dan 12 lainnya di karantina di Wisma Atlet. Jika hasil swab terhadap salah satu santri negatif maka mereka akan segera dipulangkan untuk isolasi mandiri.

Di hari yang sama Dinas Sosial Sumsel mencatat dalam satu bulan setelah pandemi corona COVID-19, terjadi kenaikan peserta program bantuan sosial atau bansos. Bantuan yang diberikan pemerintah daerah berbentuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). 

Jumlah kenaikan PKH mencapai 4.234 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), atau sebelumnya 296.660 KPM menjadi 300.894 KPM. Sedangkan BPNT bertambah sekitar 132.110 Kepala Keluarga (KK) atau dari 469.477 KK menjadi 601.587 KK.

“Penambahan data kategori masyarakat miskin berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Termasuk kategori hampir miskin dan sangat miskin, yang terdampak wabah virus corona. Rata-rata mereka bekerja sebagai Tukang ojek, buruh bangunan, pengusaha mikro dan berbagai jenis pekerjaan lainnya, mereka sangat merasakan kesulitan di tengah pandemi,” ujar Plt Kepala Dinas Sosial Sumsel, Mirwansyah.

11 April 2020: Gugus tugas akui ada kesalahan entry data antara pusat dan daerah. Bandara SMB II beroperasi 12 jam

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanPemeriksaan pekerja yang akan masuk ke lingkungan Angkasa Pura II Palembang terkait pencegahan Corona (IDN Times/Rangga Erfizal)

Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) COVID-19 Sumatera Selatan, Yusri mengungkapkan, terjadi kesalahan pada data jumlah pasien positif. Ia mengonfirmasi bahwa total pasien yang terjangkit virus corona di Sumatera Selatan (Sumsel) baru 18 kasus. 

Menurut Yusri, pihaknya telah menghubungi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan gugus tugas nasional mengenai kesalahan data itu. Penambahan tiga orang pasien positif di Sumsel merupakan data lama.

"Jadi sudah di konfirmasi baik ke BBLK Palembang dan Kemenkes. Tiga sampel yang masuk adalah pasien lama yang positif. Jadi total hingga hari ini tetap 18 orang kasus," jelas Yusri.

Sedangkan untuk kondisi penerbangan di Sumsel,  khususnya Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, kian menurun. PT Angkasa Pura II pun mengurangi jam operasional pesawat setelah pemerintah setempat gencar menyosialisasikan pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah.

"Sudah menjadi kesepakatan bersama untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19, jam operasional dimulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB," ungkap Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Fahroji, Sabtu (11/4). 

Dari data Angkasa Pura, merosotnya jumlah penumpang selama bulan April yang tertinggi pada 7 April lalu mencapai 679 penumpang. Sedangkan di bulan Maret 2020, aktivitas penerbangan terendah berjumlah 3.237 penumpang. Padahal di hari biasa bandara SMB II dalam satu hari melayani 11.544 orang. 

"Jumlah penumpang terendah selama pandemi terjadi 7 April lalu, dalam sehari hanya 679 penumpang dan jumlah pergerakan pesawat hanya 11 kali," ujarnya.

23 Maret 2020: Kasus pertama Positif COVID-19 di Sumsel diumumkan oleh Gubernur Sumsel

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanGubernur Sumsel Herman Deru umumkan status Sumsel naik dari Waspada ke Siaga (IDN Times/Rangga Erfizal)

Gubernur Sumsel Herman Deru menyatakan, ada satu kasus positif corona yang terjadi di wilayah Sumsel setelah diumumkan oleh Juru Bicara gugus tugas nasional. Selain itu, dia juga menyatakan status wilayah Sumsel sebagai wilayah siaga tanggap darurat corona.

Pasien positif Sumsel pertama dan kedua meninggal di hari yang sama pada Senin, (23/3). Pasien 01 berjenis kelamin laki-laki asal Palembang. Pasien 01 memiliki riwayat perjalanan ke Yogyakarta dan Jakarta.

Sementara Pasien 02 adalah laki-laki berusia 53 tahun asal Kota Prabumulih. Dia memiliki riwayat perjalanan ke Batam dan Bangka.

"Kasus positif di Sumsel ada dua, yakni pasien yang sebelumnya dirawat sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Keduanya wafat dengan penyakit penyerta," ujar Yusri saat konferensi pers di ODP Center Jakabaring, Minggu (29/3).

Hanya saja, kedua pasien itu punya riwayat penyakit penyerta yang hampir sama, yakni diabetes melitus, sehingga memperburuk kesehatan keduanya. 

Untuk mencegah wabah ini menyebar ke keluarga dan masyarakat, pihak satgas pencegahan dan penanganan COVID-19 Sumsel, telah melacak orang-orang yang pernah berhubungan dengan kedua pasien itu.

"Orang-orang yang pernah kontak dengan kedua pasien ini sudah kita ambil swab-nya, terutama keluarga dan orang di sekitar pasien. Pasien pertama, JS ada 25 orang yang kita pantau. Sedangkan pasien EF ada 20 orang. Kalau lewat masa inkubasi kita anggap tidak tertular," ungkap dia.

21 Maret 2020: Mendagri ragu status positif COVID-19 di Sumsel masih kosong

[LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian MeresahkanMenteri dalam negeri, Tito Karnavian (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan, walau wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) belum mencatat adanya kasus terkonfirmasi hingga 21 Maret 2020. 

"Berita baik keadaan Sumsel saat ini, meski ada orang dalam pemantauan (ODP), namun untuk angka positif masih kosong, artinya tingkat kematian nol. Tetapi, tanpa membuat masyarakat khawatir, kita harus mengantisipasi. Karena data yang ada saat ini data pasif, orang datang, melapor keluhan di tes," ujar Tito Karnavian, Sabtu (21/3).

Tito menerangkan, data pasif tidak bisa menjadi patokan, karena dari banyak kasus di berbagai negara, tingkatan data pasif jauh berbeda ketika sudah dilakukan tes, dan hasil aslinya keluar. Makanya, pemerintah daerah harus mempersiapkan skenario lain agar dapat melakukan antisipasi jika terjadi perubahan kondisi.

"Mungkin ada data yang positif. Karena kita harus berpikir kemungkinan lainnya, bukan untuk menakut-nakuti. Insyaallah tidak ada masyarakat Sumsel yang terpapar," terang dia.

Baca Juga: Mendagri Tito Ragu Status Positif Corona di Sumsel masih Kosong 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya