TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Palembang Mitigasi Petani Gagal Panen Saat Cuaca Ekstrem

Palembang dalam status bencana hidrometeorologi

Petani merontokkan bulir padi saat panen raya padi. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Palembang, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).Palembang membuat hasil analisa yang menetapkan Palembang dalam status bencana hidrometeorologi.

Status bencana hidrometeorologi merupakan kondisi daerah yang berpotensi mengalami banjir dan puting beliung akibat anomali cuaca. Kondisi alam tak menentu itu bisa memicu gagal panen saat musim tanam kedua berlangsung.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Sumsel Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

Baca Juga: 2 Wilayah di Muba Terdampak Longsor Akibat Cuaca Ekstrem

1. Curah hujan berpotensi meningkat dan membuat gagal panen

Kepala DPKP Palembang, Sayuti dan Ketua PDHI Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Palembang, Sayuti, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang masif menyosialisasikan mitigasi kebencanaan kepada para petani. Pemkot mengantisipasi persoalan gagal panen akibat status bencana hidrometeorologi, .

"Peningkatan curah hujan hingga awal tahun depan berpotensi memicu gagal panen. Petani di Palembang mulai diedukasi pencegahannya," ujarnya, Rabu (28/9/2022).

2. Sebanyak 335 anggota kelompok tani mendapat sosialisasi

Ilustrasi pembibitan padi. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Sebanyak 335 anggota kelompok tani di Palembang menjadi target sosialisasi mitigasi kebencanaan oleh tim tenaga penyuluh pertanian. Ratusan petani itu memiliki tanaman padi yang memanfaatkan rawa sebagai lahan penanaman kedua.

"Luas total lahan 3.400 hektare tersebar di Kecamatan Gandus, Kertapati, Kalidoni, Plaju, Talang Jambe, dan Alang-alang Lebar," kata dia.

4. Petani diajak memahami kondisi cuaca

Ilustrasi hujan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dalam sosialisasi mitigasi kebencanaan, edukasi meliputi pemahaman status atau kondisi cuaca, waktu penanaman benih, hingga pengecekan kondisi sumber air (irigasi, embung, waduk dan sejenisnya) kepada para petani.

"Beberapa petani biasanya memiliki dua kali musim tanam. Atas kondisi cuaca saat ini, mereka kami beri pemahaman supaya tidak berujung kegagalan panen," jelasnya. 

Baca Juga: Hadapi Siaga Karhutla, Sumsel Diancam Bencana Hidrometeorologi

Berita Terkini Lainnya