TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pengrajin Terompet di Palembang: Tradisi Tahun Baru Sudah Turun

Pendapatan turun hingga 90 persen

Penjualan terompet di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Budaya dan tradisi perayaan saat malam tahun baru dengan terompet, perlahan hampir sudah jarang terlihat. Menurut M Aryanto, perajin terompet di Palembang, produksi terompet sudah menurun hingga 90 persen sejak dua tahun belakangan.

"Apalagi tahun ini karena pandemilk COVID-19, langganan corporate yang biasanya memesan tidak ada. Mereka tidak diizinkan gelar acara tahun baru yang buat ramai," ujarnya, Kamis (31/12/2020).

Baca Juga: Resmi, Jembatan Musi VI Bisa Dilewati 5 Januari 2021

1. Jalani usaha jual terompet sejak 2003

Penjualan terompet di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tidak saja faktor kondisi wilayah yang tidak memungkinkan untuk merayakan malam tahun baru, Aryanto mengatakan jika beberapa tahun terakhir memang minat warga terhadap terompet sudah sangat berkurang, termasuk antusias perusahaan maupun instansi yang biasanya menjadi langganan.

"Kemeriahan tahun baru tidak lagi disambut dengan terompet ataupun kembang api. Sebagai perajin terompet musiman, kini kami bisa dibilang kehilangan mata pencaharian," ungkap dia.

Terompet yang biasanya ditawarkan Aryanto, dibuat secara manual dengan motif berbeda-beda. Kebanyakan terompet dirakit untuk mainan anak-anak dari kertas duplex dan dihias dengan berbagai karakter unik.

"Dari 2003 sudah menjadi perajin terompet musiman dan pernah laku 18.000 terompet. Tapi enam tahun terakhir, terompet makin ditinggalkan masyarakat. Bahkan dua tahun terakhir hanya bisa dijual sekitar 2.000 terompet," timpalnya.

Baca Juga: Serius Garap Bensin Sawit, Muba Siap Operasikan Pabrik Tahun Depan

2. Terompet juga dijual eceran

Penjualan terompet di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kendati merasa peminat terompet terus menurun, bagi Aryanto, membuat dan menjual terompet musiman di momen tahun baru sudah menjadi bagian dari penghasilan tambahannya. Ia pantang untuk berhenti berjualan.

Mulai menjajakan terompet buatannya sekitar tiga hari atau seminggu sebelum pergantian tahun baru, ia membuat terompet di kediamannya Jalan KH Wahid Hasyim, Gang Kurnia, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.

"Selain saya jual sendiri, saya juga jual kepada pengecer di Palembang dan Muara Enim," jelas dia.

Baca Juga: RSMH Palembang Gunakan Raisa, Robot Pelayan Pasien COVID-19 

Berita Terkini Lainnya