TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gontor Keluarkan Surat Sakit Tutupi Penyebab Kematian Santri Palembang

Padahal terdapat luka lebam dari kepala hingga dada korban

(IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Fakta baru terungkap dalam kasus wafatnya Albar Mahdi, santri asal Palembang yang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (22/7/2022).

Pihak keluarga menerima surat keterangan kematian Albar Mahdi dari Rumah Sakit (RS) Yasfin Darusalam Gontor. Surat itu menyatakan korban meninggal akibat sakit tanpa ada pernyataan mengalami kekerasan.

Baca Juga: Ponpes Gontor Mengakui Ada Penganiayaan Santri Hingga Tewas

Baca Juga: 7 Saksi Diperiksa Terkait Kematian Santri Gontor Tewas Asal Palembang

1. Gontor mengakui korban meninggal karena penganiayaan

Santri Gontor Asal Palembang Meninggal, Diduga Terjadi Kekeraaan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Surat tersebut diterbitkan pada hari meninggalnya Albar. Dokter yang bertanggung jawab serta menandatangani surat tersebut adalah Mukhlas Hamidy.

Dalam surat dinyatakan korban meninggal karena penyakit tidak menular. Keterangan itu terbit berdasarkan UU nomor 4 tahun 1984 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 560/MENKES/PER/VIII/1989.

Titis Rachmawati, kuasa hukum Soimah selaku orangtua Albar mengatakan, surat itu diberikan langsung oleh seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari Gontor saat penyerahan jenazah.

Soimah yang tak percaya dengan meninggalnya Albar karena sakit, kemudian meminta agar peti jenazah dibuka dengan paksa. Saat dibuka, kondisi jenazah tak seperti orang sakit karena banyak ditemukan luka lebam dari kepala sampai dada. Bahkan mulut Albar masih mengeluarkan darah.

"Setelah didesak, pihak Gontor mengakui bahwa korban ini meninggal karena dianiaya. Bukan sakit seperti yang tertulis dalam surat," kata Titis, Selasa (6/9/2022).

2. Keluarga korban menyesalkan sikap Ponpes Gontor

Keluarga yang mengetahui Albar menjadi korban kekerasan, menyesalkan sikap dan pernyataan Pesantren Gontor yang menutupi peristiwa sebenarnya.

"Yang disesalkan adalah tak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit. Ketika mereka dipaksa membuka jenazah dan melihat kondisi, ternyata dianiaya. Jadi terkesan ditutupi," jelas dia.

Baca Juga: Kadis Ketahanan Pangan Sumsel Sarankan Warga Beternak di Rumah

Berita Terkini Lainnya