Cegah Peristiwa Kebakaran, Sumsel Butuh Banyak Hidran di Ruang Publik
Palembang belum memiliki fasilitas hidran di area publik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pemadam Bencana Kebakaran yang terjadi di kabupaten dan kota Sumatra Selatan (Sumsel), paling sering terkendala kekurangan suplai air akibat tidak memiliki sumber cukup dari fasilitas hidran di area publik.
"Persentase kebakaran paling banyak akibat korsleting listrik 95 persen, dan 5 persen penyebab lainnya," ujar Kepala Bidang Pemetaan Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Sumsel, Zamhari Nawawi kepada IDN Times, Senin (8/5/2023).
Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran, 3 Pekerja Disambar Petir dan 1 Tewas
Baca Juga: Ambulans Terbang Hantam Tiang, Pasien Lansia Meninggal Dunia
1. Ketersediaan hidran cuma ada di Yogyakarta dan Surabaya
Banyak keluhan dari masyarakat jika pelayanan pemadaman api sering terlambat dan kekurangan suplai air. Faktanya, petugas pemadaman kebakaran sering terhambat macet di perjalanan, kemudian kabupaten dan kota belum memiliki posko aktif pengaduan kebakaran.
"Seperti di Palembang ini, poskonya hanya satu, sementara yang dibutuhkan setiap kecamatan harus ada. Kemudian kita tidak memiliki hidran untuk mempercepat penyambungan aliran air saat memadamkan api. Padahal hidran paling efektif untuk pencegahan api meluas saat kebakaran," ungkapnya.
Hidran merupakan titik sambungan yang dimanfaatkan petugas pemadam kebakaran untuk memenuhi persediaan air untuk memadamkan api. Hidran adalah komponen perlindungan kebakaran aktif yang terletak di bawah tanah.
"Kalau di Indonesia, Surabaya dan Yogyakarta sudah banyak. Kalau di Sumsel belum. Fungsi hidran ini untuk menyambungkan selang penyemprotan langsung dari sumber air. Sehingga waktu pendinginan lebih cepat," jelas Zamhari.
Baca Juga: Mobil Terbakar di SPBU Empat Lawang, Kendaraan Dinyalakan Saat Isi BBM